PT Pertamina asserted, construction projects of the company's refineries begin. It was marked by a groundbreaking plan (groundbreaking) refinery development Balikpapan, East Kalimantan, which will be made in late February 2017, Pertamina is now working on the construction of two new refineries and refinery four development projects.
Four development projects it is Balikpapan refinery, Cilacap Refinery, Refinery Dumai and Balongan refinery. While two new refinery to be built is the Tuban refinery and Bontang.
"For Tuban Refinery, we expect groundbreaking in the third quarter / 2017 and to the Cilacap refinery in the fourth quarter. We expect these three projects, Balikpapan, Tuban, and Cilacap, field of activity can be seen this year, "said President Director Dwi Soetjipto-Pertamina in Jakarta Central Pertamina Kanter yesterday.
Four development projects it is Balikpapan refinery, Cilacap Refinery, Refinery Dumai and Balongan refinery. While two new refinery to be built is the Tuban refinery and Bontang.
"For Tuban Refinery, we expect groundbreaking in the third quarter / 2017 and to the Cilacap refinery in the fourth quarter. We expect these three projects, Balikpapan, Tuban, and Cilacap, field of activity can be seen this year, "said President Director Dwi Soetjipto-Pertamina in Jakarta Central Pertamina Kanter yesterday.
Dwi asserted, refinery development discourse is no longer directly related to the program for government to reduce imports of oil talents (BBM). Indonesia Pertamina projects in 2023 will already be self-sufficient in fuel. Not only that,
construction and development of refinery also targeted to contribute in improving the national economic growth. "Building a refinery is no longer wishful thinking for us, but it can be executed. Live to work hard to finish, "said Dwi.
Director of Processing and Petrochemical Pertamina megaproject Rachmad Hardadi added, developing the first phase capacity of six units Balikpapan refinery is targeted for completion in 2019 with the addition of production capacity of 360,000 barrels per day (bpd) from 260,000 bpd previously.
One of them will be made to the revitalization of residual fuel refinery cracking catalyctic / RFCC with a production capacity of 90,000 bpd. The RFCC refinery used to process oil into petroleum products worth octane
One of them will be made to the revitalization of residual fuel refinery cracking catalyctic / RFCC with a production capacity of 90,000 bpd. The RFCC refinery used to process oil into petroleum products worth octane
such high pertamax.
Furthermore Hardadi say, the second phase is planned for completion 2021 He added, Pertamina's investment for the first phase of USD2,6 billion. While the second phase investment of USD 2 billion.
Rachmat explained, Pertamina canceled cooperate with Saudi Aramco for the refinery's working on two projects, namely the Balongan refinery in Indramayu and Dumai refinery in Riau. He said the cancellation was due to disagreements cooperation in development targets.
"It all depends on the circumstances. When signing the joint venture agreement of two CEOs, there is agreement to pursue that time carried out in two stages. Finally, because they do not agree, Pertamina down themselves.
"It all depends on the circumstances. When signing the joint venture agreement of two CEOs, there is agreement to pursue that time carried out in two stages. Finally, because they do not agree, Pertamina down themselves.
According to him, even though cooperation was canceled for two refineries, Pertamina and Saudi Aramco will continue to develop cooperation of other RDMP, namely Cilacap in Central Java. In this cooperation, the two sides agreed to expedite the completion of the construction of the initial target, namely in 2021 from the previous agreement in 2022.
IN INDONESIAN
Konstruksi Proyek Kilang Pertamina Segera di Mulai
PT Pertamina menegaskan, pengerjaan proyek-proyek kilang perusahaan segera dimulai. Hal itu ditandai dengan rencana peletakan batu pertama (groundbreaking) péngembangan Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, yang akan di lakukan akhir Februari 2017.
Pertamina kini menggarap proyek pembangunan dua kilang baru dan empat pengembangan proyek kilang. Empat proyek pengembangan itu adalah Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Dumai, dan Kilang Balongan. Sedangkan dua kilang baru yang akan dibangun adalah Kilang Tuban dan Kilang Bontang.
“Untuk Kilang Tuban, kita harapkan groundbreaking pada kuartal III/2017 dan untuk Kilang Cilacap pada kuartal IV. Kami harapkan tiga proyek ini, Balikpapan, Tuban, dan Cilacap, dapat dilihat aktivitas lapangannya tahun ini, " ucap Direktur Utama-Pertamina Dwi Soetjipto di Kanter Pertamina Pusat Jakarta kemarin.
Pertamina kini menggarap proyek pembangunan dua kilang baru dan empat pengembangan proyek kilang. Empat proyek pengembangan itu adalah Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Dumai, dan Kilang Balongan. Sedangkan dua kilang baru yang akan dibangun adalah Kilang Tuban dan Kilang Bontang.
“Untuk Kilang Tuban, kita harapkan groundbreaking pada kuartal III/2017 dan untuk Kilang Cilacap pada kuartal IV. Kami harapkan tiga proyek ini, Balikpapan, Tuban, dan Cilacap, dapat dilihat aktivitas lapangannya tahun ini, " ucap Direktur Utama-Pertamina Dwi Soetjipto di Kanter Pertamina Pusat Jakarta kemarin.
Dwi menegaskan, pembangunan kilang bukan lagi wacana karena berkaitan langsung dengan program pemerintah mengurangi impor bahan bakat minyak (BBM). Pertamina memproyeksikan pada 2023 Indonesia sudah akan swasembada BBM. Tidak hanya itu, pembangunan dan pengembangan kilang juga ditargetkan berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Membangun kilang bukan lagi angan-angan bagi kita, tapi sudah dapat di eksekusi. Tinggal bekerja keras menyelesaikannya," ujar Dwi.
“Membangun kilang bukan lagi angan-angan bagi kita, tapi sudah dapat di eksekusi. Tinggal bekerja keras menyelesaikannya," ujar Dwi.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menambahkan, pengembangan tahap pertama kapasitas enam unit Kilang Balikpapan ditargetkan selesai pada 2019 dengan penambahan kapasitas produksi sebesar 360.000 barel per hari (bph) dari semula 260.000 bph.
Salah satunya revitalisasi akan dilakukan untuk kilang residual fuel catalyctic cracking/RFCC dengan kapasitas produksi 90.000 bph. Adapun kilang RFCC digunakan untuk mengolah minyak menjadi produk BBM bernilai oktan tinggi seperti pertamax.
Salah satunya revitalisasi akan dilakukan untuk kilang residual fuel catalyctic cracking/RFCC dengan kapasitas produksi 90.000 bph. Adapun kilang RFCC digunakan untuk mengolah minyak menjadi produk BBM bernilai oktan tinggi seperti pertamax.
Lebih lanjut Hardadi mengatakan, pembangunan tahap kedua direncanakan selesai 2021 Dia menambahkan, investasi yang ditanamkan Pertamina untuk proyek tahap pertama sebesar USD2,6 miliar. Sementara investasi tahap kedua sebesar USD 2 miliar.
Rachmad menjelaskan, Pertamina batal bekerja sama dengan Saudi Aramco untuk menggarap dua proyek kilangnya, yakni Kilang Balongan di Indramayu dan Kilang Dumai di Riau. Dia mengatakan, pembatalan kerja sama itu lantaran ketidak sepahaman dalam target pembangunan.
“Semua itu tergantung situasi dan kondisi. Saat penandatanganan joint venture agreement dari dua CEO, sudah ada kesepakatan untuk mengejar waktu yang dilakukan dalam dua tahap. Akhirnya karena tidak sepakat, Pertamina turun sendiri.
“Semua itu tergantung situasi dan kondisi. Saat penandatanganan joint venture agreement dari dua CEO, sudah ada kesepakatan untuk mengejar waktu yang dilakukan dalam dua tahap. Akhirnya karena tidak sepakat, Pertamina turun sendiri.
Menurut dia, meski kerja sama untuk dua kilang itu dibatalkan, Pertamina dan Saudi Aramco akan tetap melakukan kerja sama pengembangan RDMP lainnya, yakni Kilang Cilacap di Jawa Tengah. Dalam kerja sama ini, dua belah pihak sepakat untuk mempercepat penyelesaian pembangunan dari target awal, yakni pada 2021 dari kesepakatan sebelumnya pada 2022.
Koran Sindo, Page-8, Tuesday, Jan, 31, 2017