google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Premiere Oil-Petrovietnam Agrees on Tuna Block Gas Sales - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Tuesday, November 21, 2017

Premiere Oil-Petrovietnam Agrees on Tuna Block Gas Sales



Premiere Oil agreed to sell gas produced from Tuna Block, North Natuna Sea to Petrovietnam. Both have signed a memorandum of understanding on gas sales on the sidelines of the 2017 Asia-Pacific Economic Cooperation Summit in DaNang, Vietnam.

"The signing of this MOU is expected to provide certainty in the development of gas reserves in Blok K Tuna," said Head of Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) Amien Sunaryadi in his official statement on Tuesday (14/11).

Premier Oil, operator of the Tuna Block in the North Natuna Sea, will develop a Tuna field with a gas drain target in 2023. Premier has a 65% participating interest in Tuna PSC and partners with MOECO (25%) and GS Energy (15%). Gas generated from the Tuna field will be flown to the Nam Con Son Pipeline System in Vietnam through a cross-border pipe being built.

In its official website, Premiere Oil said it is still evaluating the two-field development scenario in the Tuna Block, the Sea Horse and Sea Lion. In 2017, Premiere Oil obtained an extended exploration period in the Tuna Block for three years.

the Tuna Block

With this extension, it allows the UK-based oil and gas company to carry out an appratal drilling and develop the commercial development concepts of this block before incorporating POD.

Data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, proven reserves for oil in the block reached 2,127 million barrels and gas of 12.36 billion cubic feet. Meanwhile, the block area reaches 2,450.29 square kilometers. Not only buying and selling gas, also agreed cooperation between Indonesia and Vietnam.

"This cooperation will be followed by cooperation to manage the border area," said Amien.

Discussion on cooperation between Indonesia and Vietnam, especially in the utilization of gas in the cross-border region of continent initiated by Directorate General of Oil and Gas (DG Migas) since March 2017. The meeting of The 7th Indonesia-Vietnam Joint Commission on Economic, Scientific and Technical Cooperation (JC-ESTC) was held in Hanoi, Vitenam on 12 August 2017.

Seismic East Natuna Western Indonesia

At JC-ESTC yesterday both sides will support and facilitate companies from both countries in implementing oil and gas exploration and exploitation cooperation projects, seeking new cooperation opportunities, especially Tuna Project in Natuna Sea, provision of oil and gas technical services, and cooperation on coal utilization.

Indonesia-Vietnam cooperation in the field of gas utilization will include a joint study for the utilization and construction of gas infrastructure at the border, a feasibility study of gas pipeline connectivity in each border region, and supervision of SKK Migas and Petrovietnam or its affiliated companies to conduct gas utilization in the region border.

This MSP will not reduce any party related to the Maritime border as well as their rights and obligations in their respective maritime zones according to UNCLOS 1982.

IN INDONESIA

Premiere Oil-Petrovietnam Sepakati Penjualan Gas Blok Tuna


Premiere Oil sepakat menjual gas yang dihasilkan dari Blok Tuna, Laut Natuna Utara ke Petrovietnam. Keduanya telah menandatangani nota kesepahaman penjualan gas ini di sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik 2017 di DaNang, Vietnam.

“Penandatanganan MOU ini diharapkan akan memberikan kepastian pengembangan cadangan gas di Blok K Tuna,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi dalam keterangan resminya, Selasa (14/ 11). 

Premier Oil, sebagai operator Blok Tuna di Laut Natuna Utara, akan mengembangkan lapangan Tuna dengan target pengaliran gas pada 2023. Premier memiliki participating interest sebesar 65% di Tuna PSC dan bermitra dengan MOECO (25%) dan GS Energy (15%). Gas yang dihasilkan dari lapangan Tuna akan dialirkan ke Nam Con Son Pipeline System di Vietnam melalui pipa lintas batas negara yang sedang dibangun.

Dalam laman resminya, Premiere Oil menyatakan masih mengevaluasi skenario pengembangan dua lapangan di Blok Tuna, yakni Kuda Laut dan Singa Laut. Pada 2017, Premiere Oil memperoleh perpanjangan masa eksplorasi di Blok Tuna selama tiga tahun. 

Dengan perpanjangan ini, maka memungkinkan perusahaan migas yang berasal dari Inggris ini untuk melaksanakan pengeboran apprasial dan menyusun konsep pengembangan komersial dari blok ini sebelum memasukkan POD.

Data Kementerian ESDM, cadangan terbukti untuk minyak yang ada di blok tersebut mencapai 2.127 juta barel dan gas sebesar 12,36 miliar kaki kubik. Adapun, luas bloknya mencapai 2.450,29 kilometer persegi. Tidak hanya jual beli gas, disepakati juga kerja sama antara Indonesia dan Vietnam. 

“Kerja sama ini akan diikuti dengan kerja sama untuk mengelola wilayah perbatasan,” ujar Amien.

Pembahasan kerjasama Indonesia dan Vietnam terutama di pemanfaatan gas pada wilayah lintas batas kontinen diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) sejak Maret 2017 lalu. Kemudian dilakukan pertemuan The 7th Indonesia-Vietnam Joint Commission on Economic, Scientific, and Technical Cooperation (JC-ESTC) di Hanoi, Vitenam pada 12 Agustus 2017.

Pada JC-ESTC kemarin kedua pihak akan mendukung dan memfasilitasi perusahaan-perusahaan dari kedua negara dalam mengimplementasikan proyek kerja sama eksplorasi dan eksploitasi migas, mencari peluang kerja sama baru khususnya Proyek Tuna di Laut Natuna, penyediaan jasa teknis migas, dan kerjasama pemanfaatan batubara.

Kerja sama Indonesia-Vietnam di bidang pemanfaatan gas diantaranya akan mencakup studi bersama untuk pemanfaatan dan pembangan infrastruktur gas di perbatasan, studi kelayakan konektivitas pipa gas di masing-masing wilayah perbatasan, dan pengawasan SKK Migas dan Petrovietnam atau perusahaan afiliasinya untuk melakukan pemanfaatan gas di wilayah perbatasan. 

MSP ini tidak akan mengurangi pihak manapun yang berkaitan dengan perbatasan Maritim serta hak dan kewajiban mereka di zona maritim masing-masing sesuai dengan UNCLOS 1982.

Investor Daily, Page-9, Wednesday, Nov 15, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel