PT Pertamina Gas (Pertagas) until April has booked net profit of USD54, 6 million or approximately Rp 709.8 Realization of net profit for the period of January-April 2017 subsidiary of PT Pertamina is equal to 36.3% of the company's profit target this year amounted to USD150 , 24 million.
President Director of Pertagas. Toto Nugroho said the achievement was mainly from toll Fee, especially on the main pipelines such as Arun-Belawan and supported by the operation of several new segments namely Muara Karang-Muara Tawarserta Porong-Grati
"This year we are also lucky with the LPG price is high enough so that the contribution from Perta-Samtan Gas is quite large," he said. Perta-Samtan Gas is a subsidiary of Pertagas that produces liquefied petroleum gas / LPG. Pertagas accounted for 66% of Perta-Samtan shares, while the remaining 33% is owned by Samtan CoLtd, a South Korean company.
Toto explained that Pertagas is currently focusing on developing gas infrastructure in the country. The Company is currently developing three 513 kilometers (km) of gas transmission pipelines in South Sumatra (South Sumatra), Central Java (Central Java) and East Java (East Java). This corporate action completes the completion of the 225 km gas pipeline construction in 2016. The first project the company is working on is the 176km-long Grissik-Pusri (South Sumatra) gas pipeline.
This pipeline will deliver gas for fertilizer plants and power plant in South Sumatera with a total capacity of 160 MMSCFD. Pertagas has obtained all the required permits so that this project can start immediately. The next project is a 70 km Gresik-Petrokimia Gresik (Jatim) gas grid. Gas allocated is 85 MMSCFD and is expected to be onstream in July 2017. The third project, gas pipeline Gresik-Semarang (Central Java) with a capacity of 500 MMSCFD
With consumer power and industrial plants. Installation of this open access pipes through seven districts / cities in Central Java and East Java.
Mentioned on the formation of holding the company of oil and gas company that will combine PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) to Pertamina, Toto said Pertagas is ready. Pertagas's readiness to realize the holding of state-owned oil and gas according to him is shown by the existence of a team involving Pertamina and PGN.
The team has mapped out what both companies can synergize and the efficiency that both companies can synergize and the efficiency that can be generated. Previously, the Ministry of State-Owned Enterprise (BUMN) targets to form the first semester of 2017. Pertagas's position is ready, just waiting for the green light / Permit.
Toto said the two companies are also working on a joint project, namely the construction of the Duri-Dumai pipeline. "The Duri-Dumai pipeline project is built with Pertagas and PGN, and the gas consumers from the Duri-Dumai pipeline also come from Pertagas and PGN.This is a test or a test from the government, it can not be done together," he said.
IN INDONESIAN
Pertagas Bukukan Laba Bersih USD54,6 Juta
PT Pertamina Gas (Pertagas) hingga April telah membukukan laba bersih sebesar USD54,6 juta atau sekitar Rp 709,8 Realisasi laba bersih periode Januari-April 2017 anak usaha PT Pertamina itu setara 36,3% dari target Iaba perseroan sepanjang tahun ini sebesar USD150,24 juta.
Presiden Direktur Pertagas. Toto Nugroho mengatakan, pencapaian tersebut terutama berasal dari toll Fee , khususnya pada ruas pipa utama seperti Arun-Belawan serta ditunjang oleh beroperasinya sejumlah ruas baru yakni Muara Karang-Muara Tawarserta Porong-Grati
"Tahun ini kami juga beruntung dengan harga elpiji yang cukup tinggi sehingga kontribusi dari Perta-Samtan Gas cukup besar," ujarnya. Perta-Samtan Gas merupakan anak usaha Pertagas yang memproduksi liquefied petroleum gas /LPG. Pertagas tercatat menguasai 66% saham Perta-Samtan, sisanya33% dikuasai Samtan CoLtd, perusahaan asal Korea Selatan.
Toto menjelaskan, Pertagas saat ini terus fokus pada pengembangan infrastruktur gas di dalam negeri. Perseroan kini tengah sedang mengembangkan tiga pipa gas transmisi sepanjang 513 kilometer (km) di Sumatera Selatan (Sumsel), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim). Aksi korporasi ini melengkapi tuntasnya pembangunan infrastruktur pipa gas sepanjang 225 km pada 2016. Proyek pertama yang digarap perseroan adalah pipa gas Grissik-Pusri (Sumsel) sepanjang 176 km.
Pipa ini akan mengalirkan gas untuk pabrik pupuk dan pembangkit Iistrik di kawasan Sumsel dengan total kapasitas sebanyak 160 MMSCFD. Pertagas telah memperoleh seluruh izin yang dibutuhkan sehingga proyek ini dapat segera dimulai. Proyek selanjutnya adalah pipa gas looping Gresik-Petrokimia Gresik (Jatim) sepanjang 70 km. Gas yang dialokasikan sebanyak 85 MMSCFD dan diharapkan onstream pada Juli 2017. Proyek ketiga, pipa gas Gresik-Semarang (Jateng) berkapasitas 500 MMSCFD dengan konsumen pembangkit listrik dan industri. Pemasangan pipa open acces ini melewat tujuh kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Disinggung mengenai pembentukan induk usaha (holding) BUMN migas yang akan menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) ke Pertamina, Toto mengatakan Pertagas sangat siap. Kesiapan Pertagas merealisasikan holding BUMN migas menurutnya ditunjukkan dengan keberadaan tim yang melibatkan Pertamina dan PGN.
Tim ini telah memetakan apa saja yang bisa disinergikan kedua perusahaan dan efisiensi yang bisa di sinergikan kedua perusahaan dan efisiensi yang bisa dihasilkan. Dulu Kementerian BUMN menargetkan terbentuk semester I/ 2017. Posisi kami Pertagas sudah siap, hanya menunggu lampu hijau/Izin.
Toto mengatakan, kedua perusahaan juga sedang mengerjakan proyek bersama, yakni pembangunan ruas pipa Duri-Dumai. "Proyek pipa ruas Duri-Dumai dibangun bersama Pertagas dan PGN. Konsumen gas dari pipa Duri-Dumai ini juga berasal dari Pertagas dan PGN. Ini tes atau ujian dari pemerintah, bisa tidak ini dikerjakan bersama,” ujarnya.
Koran Sindo, Page-8, Friday, June 2, 2017
No comments:
Post a Comment