Pertamina Signed contract extension ONWJ

    The Government, through the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), approved contractors gross revenue share split Offshore North West Java (ONWJ). With the signing of this contract extension, then Pertamina again entrusted by the government to manage the ONWJ block.

  The agreement was signed at the Ministry of Energy and Mineral Resources Head of Unit Special Oil and Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi and President Director of PT Pertamina Hulu Energy Offshore North West Java (PHE ONWJ) Beni Jaffilius Ibradi, witnessed by Minister Ignatius Jonan.

"Pertamina is ready to implement what the government policy. With the new scheme's gross split, Pertamina as a cooperation contract was challenged to manage the working area of ​​oil and gas efficiently, "said Pertamina President Director Dwi Soetjipto.

  Dwi added that Pertamina can confidently manage ONWJ well and will make a positive contribution to the improvement of the national oil and gas production. In the production sharing contract gross ONWJ split, split the specified final scheme is for 475% of the government's oil and 52.5% of the contractor. Meanwhile, the distribution of gas that is 37.5% of the government and 62.5% of the contractor.

    By the end of 2016 PHE ONWJ production has reached the level of oil production of 35,800 barrels per day (bpd) and gas production by 155 million cubic feet per day (MMSCFD). Production of oil and natural gas PHE ONWJ channeled entirely to the domestic demand.

     Since its development, the total investments made in the block ONWJ reached USD 13.8 billion. Since 2009 PT PHE ONWJ as ONWJ operator has issued a total investment of USD 3.9 billion. "This shows the strong commitment of Pertamina in support of national energy security," said Director of PHE Mount Sardjono.

     Since being taken over by Pertamina in 2009, ONWJ block production increased by nearly twice the figure to 40,000 bpd, some of achievements that have been achieved, among others, the successful completion of the project "Five Subsidence

Remediation "or removal of the bridge simultaneously at Five Fields, using the method of appointment of synchronized hydraulic jacking system.

     This was the first system in the world. In addition, the success was also achieved in the development of new fields GG timely and safe able to increase gas production by 20 MMSCFD.

  Deputy Minister Arcandra Tahar emphasized that the scheme processing of oil and gas production sharing contract gross split which rules are officially published on Wednesday (18/1) through the Minister of Energy and Mineral Resources No. 8 of 2016 concerning the Production Sharing Contract Gross Split, will not eliminate the control of the state as feared for some ,

"The issue of state sovereignty, the determination of the working area in the hands of the state," said Arcandra yesterday.

  The scheme will calculate your revenue share based on the gross production of oil and gas. There are three types of schemes are applied, namely Base Split (profit sharing basis), Variable Split, and Progressive Split. Base split is the basic division of forms of cooperation, while variable progressive split and split are factors addition to or deduction base split.

IN INDONESIAN

Pertamina Teken Pérpanjangan Kontrak Blok ONWJ

  Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyetujui kontraktor bagi hasil gross split Blok Offshore North West Java (ONWJ). Dengan ditandatanganinya perpanjangan kontrak ini, maka Pertamina kembali diberikan  kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola blok ONWJ .

  Penandatanganan dilakukan di Kantor Kementerian ESDM oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Beni Jaffilius Ibradi, disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.

“Pertamina siap melaksanakan apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Dengan skema baru gross split ini, Pertamina sebagai kontraktor kontrak kerja sama merasa tertantang untuk mengelola wilayah kerja migas secara efisien," kata Direktur Utama  Pertamina Dwi Soetjipto.

  Dwi menambahkan, Pertamina percaya diri dapat mengelola Blok ONWJ dengan baik dan akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan produksi migas nasional. Dalam kontrak bagi hasil gross split Blok ONWJ, skema final split yang ditetapkan adalah untuk minyak 475% bagian pemerintah dan 52,5% bagian kontraktor. Sedangkan, pembagian gas yaitu 37,5% bagian pemerintah dan 62,5% bagian kontraktor.

    Hingga akhir tahun 2016 produksi PHE ONWJ telah mencapai tingkat produksi minyak 35.800 barel per hari (bph) dan produksi  gas sebesar 155 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ disalurkan seluruhnya untuk kebutuhan dalam negeri.

     Sejak dikembangkan, total investasi yang telah dikeluarkan di blok ONWJ mencapai USD 13,8 miliar. Sejak 2009 PT PHE ONWJ sebagai operator Blok ONWJ telah mengeluarkan total investasi sebesar USD 3,9 miliar. "Ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional,” kata  Direktur Utama PHE Gunung Sardjono.

     Sejak diambil alih oleh Pertamina pada 2009, produksi blok ONWJ meningkat hingga hampir dua kali  ke angka 40.000 bph,  Beberapa prestasi membanggakan yang pernah diraih antara lain keberhasilan menyelesaikan proyek “Lima Subsidence  Remediation" atau pengangkatan anjungan secara simultan di Lapangan Lima, dengan menggunakan metode pengangkatan synchronized hydraulic jacking system. 

     Sistem ini baru pertama kali di dunia. Selain itu, keberhasilan juga dicapai dalam pengembangan lapangan baru GG secara tepat waktu dan aman yang mampu menambah produksi gas sebesar 20 MMSCFD.

  Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menegaskan, skema pengolahan migas dengan kontrak bagi hasil gross split yang aturannya resmi diterbitkan Rabu (18/ 1) melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2016 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split, tidak akan menghilangkan kendali negara sebagaimana dikhawatirkan berbagai pihak.

“Soal kedaulatan negara, penentuan wilayah kerja ada di tangan negara,”tegas Arcandra kemarin.

  Skema tersebut akan menghitung pembagian hasil berdasarkan hasil produksi bruto migas. Ada tiga jenis skema yang diaplikasikan, yakni Base Split (bagi hasil dasar), Variable Split, dan Progressive Split. Base split adalah pembagian dasar dari bentuk  kerja sama, sedangkan variable split dan progressive split adalah faktor-faktor penambah atau pengurang base split.

Koran Sindo, Page-8, Friday, Jan, 20, 2017