google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Rp 175 Trillion to Build Refinery - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Saturday, January 14, 2017

Pertamina Rp 175 Trillion to Build Refinery

wait tuban become an industrial city

Tuban community would not want to immediately improve itself facing the investment climate so fast. Anyone have never imagined that Tuban refinery will have the most modern in the world with an investment of Rp 175 trillion.

Investment build an oil refinery in Tuban, a joint venture between PT Pertamina and Russian oil company, Rosneft value of about Rp 175 trillion. Construction of the refinery will begin in June 2017 and was completed in 2021. The shares held pertamina by 55 percent and 45 percent-owned Rosneft. Director megaproject Processing and Petrochemical PT Pertamina, Rachmad Hardadi revealed that after the Public Consultation and EIA Study of Integrated Development KORPRI building oil refinery in Tuban.

Rachmat said, the refinery will be built on an area of 340 hectares belonging to the Ministry of Environment and Forests. Currently there are 129 employees who are working on preparing the land for development. Now this is the first phase of the study EIA (environmental impact assessment). We expect this project ends in 2021, could eventually produce between 300 thousand to 400 thousand barrels per Rachmadi said.

According Rachmadi. all products from the refinery euro 5 standards, levels exceeding the world standard which requires euro 4. The refinery was touted to be the largest project in Indonesia and most modern in the world. It will be integrated with the refinery TPPI (Trans Pacific Petrochemical INDOTAMA) existing (located nearby) said.

Absorb Labor

Tuban oil refinery construction is done Joint Venture between PT Pertamina with Rosneft, Russia will impact the economic multiplier effect in Tuban. In addition to the processing plant in need of labor between 35 thousand to 50 thousand, the economy of the community around the refinery will increase five times. 

Much labor as it must need to eat, sleep, and transportation. That will give a multiplier effect on the economy in Tuban, said Director megaproject Processing and Petrochemical PT Pertamina, Rachmad Hardadi EIA Study after public consultation Refinery Building Construction KORPRI. Rachmadi asserted, the choice of the government to build an oil refinery in Tuban not because of land to be used is already ready. The land belongs to the Ministry of Forestry and the ministry of the environment, the extent of 340 hectares.

In addition, its location adjacent to the Trans Pacific Petrochemical refinery Indotama (TPPI). Later, word Rachmadi, between TPPI, with new integrated refinery. Meanwhile, the Regent of Tuban, Fatkhul Huda asked the project provide benefits to the surrounding community.

If there is no improvement of the economy and a decline in unemployment, means that there is no error, "said Huda. He is also asking the builder that employs people who liberated their land (purchased), lest they abandoned.

IN INDONESIAN
menunggu Tuban menjadi kota industri

Pertamina Bangun Kilang Rp 175 Triliun

Masyarakat Tuban mau tidak mau harus segera berbenah diri menghadapi iklim investasi yang demikian cepat. Siapapun tidak pernah membayangkan bahwa Tuban nantinya memiliki kilang minyak paling modern di dunia dengan investasi Rp 175 triliun.

Investasi pembangunan kilang minyak di Tuban, Joint Venture antara PT Pertamina dengan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft nilainya sekitar Rp 175 Triliun. Pembangunan kilang minyak itu akan dimulai pada Juni 2017 dan selesai pada 2021. Adapun saham yang dimiliki pertamina sebesar 55 persen dan 45 persennya milik Rosneft. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Rachmad Hardadi mengungkapkan itu setelah acara Konsultasi Publik dan Studi Amdal Terpadu Pembangunan Kilang Minyak di gedung Korpri Tuban.

Rachmad menyebut, kilang itu akan dibangun di atas lahan seluas 340 hektare milik Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Saat ini ada 129 pekerja yang sedang menggarap mempersiapkan lahan untuk pembangunan. Sekarang ini tahap pertama studi Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Kami harapkan proyek ini berakhir 2021, nantinya bisa memproduksi antara 300 ribu sampai 400 ribu barrel per kata Rachmadi.

Menurut Rachmadi. seluruh produk dari kilang ini berstandar euro 5, levelnya melebihi standar dunia yang mensyaratkan euro 4. Kilang itu disebut-sebut akan menjadi proyek terbesar di Indonesia dan termodern di dunia. Nanti akan di integrasikan dengan kilang TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama) yang sudah ada (lokasinya berdekatan) katanya.

Menyerap Tenaga Kerja 

Pembangunan kilang minyak Tuban yang dilakukan Joint Venture antara PT Pertamina dengan Rosneft,
Rusia akan memberi dampak multiplier effect ekonomi di Tuban. Selain pembangunan kilang tersebut membutuhkan tenaga kerja antara 35 ribu orang hingga 50 ribu orang itu, perekonomian masyarakat di sekitar kilang akan meningkat lima kali lipat.

Tenaga kerja sebanyak itu pasti butuh makan, tidur, dan alat transportasi. ltu akan memberi multiplier effect terhadap perekonomian di Tuban, kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Rachmad Hardadi setelah Konsultasi Publik Studi Amdal Pembangunan Kilang di Gedung Korpri. Rachmadi menegaskan, pilihan pemerintah membangun kilang minyak di Tuban tidak lain karena lahan yang akan dipakai sudah siap. Lahan tersebut milik kementerian kehutanan dan kementerian lingkungan hidup, luasnya 340 hektare.

Selain itu, lokasinya Berdekatan dengan kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Nantinya, kata Rachmadi, antara TPPI, dengan kilang baru di integrasikan. Sementara itu, Bupati Tuban, Fatkhul Huda minta proyek itu memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.

Kalau tidak ada peningkatan ekonomi dan penurunan pengangguran, berarti ada yang error," kata Huda. Ia juga minta kepada pihak pembangun supaya mempekerjakan warga yang tanahnya dibebaskan (dibeli), jangan sampai
mereka ditelantarkan.

Surya, Page-4, Saturday, Jan, 14, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel