Saturday, November 12, 2016
Pertamina Kejar Kesepakatan dengan Saudi Aramco untuk Kilang Cilacap
PT Pertamina akan mengejar kesepakatan proyek revitalisasi Kilang Cilacap di Jawa Tengah sebelum berakhirnya head of agreement (HoA) dengan Saudi Aramco pada 26 November 2016. Setelah tercapainya kesepakatan terhadap poin-poin krusial, Pertamina berharap bisa segera menandatangani joint venture dengan Saudi Aramco. Rachmad Hardadi, Direktur Mega proyek Pengolahan dan Petro kimia Pertamina menegaskan Saudi Aramco tidak pernah meminta untuk menurunkan porsi (down share) pada proyek revitalisasi Kilang Cilacap.
Saudi Aramco tetap berkomitmen memiliki porsi 45% pada perusahaan joint venture yang nanti akan dibentuk kedua perusahaan. Proyek revitaliasi Kilang Cilacap merupakan salah satu dari empat kilang yang masuk dalam Refinery Development Master Plan (RDMP) yang tengah dijalankan Pertamina. Tiga kilang lainnya adalah Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur, Kilang Dumai di Riau, dan Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Kilang Plaju Sungai Gerong di Sumatera Selatan akan menjadi proyek selanjutnya. Selain Kilang Cilacap, Pertamina juga menggandeng Saudi Aramco dalam revitalisasi Kilang Dumai dan Balongan.
Untuk Kilang Balikpapan, Pertamina menggarapnya sendiri tanpa bermitra dengan perusahaan lain. Program pengembangan kilang merupakan upaya untuk menjamin ketahanan energi nasional. Konsumsi BBM saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari sedangkan pasokan dari dalam negeri baru 900-an ribu barel per hari. Pengembangan Kilang Cilacap ditargetkan tuntas dan beroperasi pada 2022. Pertamina menargetkan penandatanganan joint venture dengan Saudi Aramco bisa dilakukan akhir 2016.
Menurut Rachmad ketika proyek pengembangan mencapai tahap penyelesaian, kapasitas dari Kilang Cilacap akan meningkat menjadi 370.000 barel per hari dari saat ini sebesar 300 ribu barel per hari. Produksi bensin dan diesel akan lebih maksimal dengan kualitas lebih tinggi, dan akan dipasok untuk kebutuhan domestik. Proyek pengembangan ini juga akan meningkatkan kapasitas petrokimia yang diproduksi kilang, yaitu aromatics meningkat hingga lebih dari 600 KTPA dan polypropylene meningkat hingga 160 KTPA.
Kompleksitas produksi kilang juga akan semakin meningkat dan menghasilkan produk bahan bakar minyak dengan standar Euro 5. Pertamina dan Saudi Aramco sebelumnya menetapkan kontrak Engineering and Project Management Services pelaksanaan studi Basic Engineering Design (BED) untuk program kerjasama kedua perusahaan dalam RDMP Cilacap kepada Amec Foster Wheeler Energy Limited. Hingga Maret 2017, Amec Foster akan mengembangan ruang lingkup terkait usulan proyek pengembangan kilang yang sudah ada di Jawa Tengah dan akan menyelesaikan kontigurasi dan paket lisensi.
Dirgo Purbo, pengamat ketahanan energi dan staf pengajar geoekonomi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), mengatakan kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco dalam proyek Kilang Cilacap sangat baik. Selain pendanaan, Saudi Aramco juga akan banyak diandalkan Pertamina dari segi suplai crude oil
IN ENGLISH
Pertamina Pursue deal with audi Aramco to Cilacap
PT Pertamina will pursue the revitalization project agreement Cilacap in Central Java before the end of the head of agreement (HoA) with Saudi Aramco on 26 November 2016. After reaching an agreement on the crucial points, Pertamina hopes to soon sign a joint venture with Saudi Aramco. Rachmad Hardadi, Director of Mega project and Petro Chemical Processing Pertamina confirms Saudi Aramco never called for reducing the portion (down share) in the Cilacap refinery revitalization project.
Saudi Aramco remains committed has its share of 45% in the joint venture company which will be formed both companies. The Cilacap refinery revitalization project is one of four refineries included in Refinery Development Master Plan (RDMP) that is being undertaken by Pertamina. Three other refinery is the refinery in East Kalimantan Balikpapan, Dumai refinery in Riau, and Balongan refinery in Indramayu, West Java. Refinery Plaju Gerong River in South Sumatra will be the next project. In addition to the Cilacap refinery, Pertamina also took Saudi Aramco in Dumai and Balongan refinery revitalization.
For Balikpapan refinery, Pertamina work on its own without partnering with other companies. Refinery development program is an effort to ensure national energy security. Fuel consumption is now reaching 1.6 million barrels per day while the domestic supply of new 900 thousand barrels per day. The Cilacap refinery development expected to be completed and operational in 2022. Pertamina is targeting the signing of a joint venture with Saudi Aramco can be done the end of 2016.
According to Rachmat when the development project reaches the stage of completion, the capacity of the Cilacap refinery will increase to 370,000 barrels per day from the current 300 thousand barrels per day. Production of gasoline and diesel will be maximal with higher quality, and will be supplied to domestic needs. This development project will also increase the capacity of petrochemicals produced refineries, namely aromatics increased by more than 600 KTPA and polypropylene increased to 160 KTPA.
The complexity of the refinery production will also increase and produce fuel with Euro 5 standards Pertamina and Saudi Aramco previously set the Engineering and Project Management Services of the study Basic Engineering Design (BED) for the cooperation between the two companies in RDMP Cilacap to Amec Foster Wheeler Energy Limited. Until March 2017, Amec Foster will develop the scope of the proposed project related to development of existing refinery in Central Java and will finish kontigurasi and license packages.
Dirgo Purbo, energy security analyst and lecturer of geoekonomi Institute of National Defense (Defense), said cooperation with Saudi Aramco Pertamina in Cilacap refinery project is very good. In addition to funding, Saudi Aramco will also be plenty reliable Pertamina in terms of supply of crude oil
Investor Daily Halaman : 9, Sabtu, 12 Nop, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment