google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Saturday, November 11, 2017

Jabanusa contributes 30 percent



East Java is known as the center of oil and gas. It is therefore not surprising that the production of East Java, Bali and Nusa Tenggara (Jabanusa) oil contributes substantially to national oil production. The contribution is 30 percent of the national oil demand.

Head of Representative of Oil and Gas Migas Jabanusa, Ali Masyhar said, currently the amount of oil production from Jabanusa is 25-30 percent of national oil production.

"This is hard work and joint success between SKK Migas and KKKS Jabanusa," said Ali Masyhar,

According to Ali Masyhar, the national oil production in Indonesia is 800 thousand barrels per day. In Jabanusa, more oil production is produced in the East Java zone. As in Banyu Urip Bojonegoro field with production of 200 thousand - 280 thousand barrels, Poleng and Sukowati fields produce 10 thousand-15 thousand barrels. In addition, also found Keris Tuban field that can produce 100 thousand barrels.

"We hope to find a new field. Like Banyu Urip  Filed it is a gift, "said Ali Masyhar.

Oil consumption in Indonesia, continued Ali Masyhar, now as many as 1.6 million barrels. Consumption of that amount is not able to meet the production of Indonesia, so the rest imports of foreign countries. Ali Masyhar said, in the future Jabanusa become the mainstay of oil and gas production (oil and gas) in Indonesia. So it takes hard work and not easily give up. The challenges ahead are getting bigger.

"In Indonesia, oil and gas is still a mainstay of national energy needs. All life always needs energy, especially oil and gas, "explained Ali Masyhar.

IN INDONESIA

Jabanusa Sumbang 30 Persen


Jawa Timur memang dikenal sebagai pusatnya minyak dan gas bumi. Karenanya tidak mengherankan jika produksi minyak Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi minyak nasional. Kontribusi itu sebesar 30 persen dari kebutuhan minyak nasional.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar megatakan, saat ini jumlah produksi minyak dari Jabanusa sebanyak 25-30 persen dari produksi minyak nasional. 

“Ini kerja keras dan keberhasilan bersama antara SKK Migas dan KKKS Jabanusa,” kata Ali Masyhar,

Menurut Ali Masyhar, produksi minyak nasional di Indonesia sebanyak 800 ribu barel per hari. Di Jabanusa, produksi minyak lebih banyak dihasilkan di zona Jatim. Seperti di lapangan Banyu Urip Bojonegoro dengan produksi 200 ribu - 280 ribu barel, lapangan Poleng dan Sukowati menghasilkan 10 ribu-15 ribu barel. Selain itu, juga ditemukan lapangan Keris Tuban yang bisa memproduksi 100 ribu barel. 

“Kami berharap bisa menemukan lapangan baru. Seperti Banyu Urip itu merupakan anugerah,” ucap Ali Masyhar.

Konsumsi minyak di Indonesia, lanjut Ali Masyhar, kini sebanyak 1,6 juta barel. Konsumsi sebanyak itu tidak mampu dipenuhi produksi Indonesia, sehingga sisanya impor negara luar negeri. Ali Masyhar menuturkan, kedepannya Jabanusa menjadi andalan produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia. Sehingga diperlukan kerja keras dan tidak mudah menyerah. Tantangan ke depan makin besar.

“Di Indonesia, migas masih jadi andalan kebutuhan energi nasional. Semua hidup selalu butuh energi, terutama migas,” terang Ali Masyhar.

Duta Mayarakat, Page-16, Friday, November 10, 2017

Mahakam Gas Production Potentially Down


Switchover of oil and gas block operators

The Mahakam Block gas production is targeted to reach 1,100 million standard feet per day / MMscfd, referring to the work plan and budget 2018.

President Director of PT Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso, said that in 2018 it has set production target for 2018, namely gas of 1,100 MMscfd and oil / condensate of 48,000 barrels per day (bph). This production is smaller than the realization in the first half of 2017.

And data from SKK Migas, in the middle of 2017, Mahakam Block oil production amounted to 55,100 barrels per day (bpd). Meanwhile, gas, 1.504 million cubic feet per day. 

     In the work plan and budget of 2018 which has been submitted to the Upstream Oil and Gas Upstream Business Unit (SKK Migas), the activities to be realized next year after the official management has moved to Pertamina, which is 55 drilling of development wells, 125 re-operation activities workover) and the care of 5,500 wells.

When compared to the 2017 target, for the development well drilling the number has doubled. Meanwhile, for the target workover and treatment well target 2018 lower.

SKK Migas notes that in 2017, the year of management of the Mahakam block will be realized, drilling 25 wells, 158 reprocesses and maintenance of 6,820 wells. In addition, in 2018 will be filed five plans of further development (plan of further development / POFD). 

the Mahakam Block

     To realize the event, next year, it will spend US $ 1.8 billion with US $ 700 million for investment and US $ 1.1 billion for operating costs.

"Production has been dilocked on WP & B [work plan and budget], 1,100 MMscfd," he said on Thursday (9/11).

According to him, activities can still change following the realization of oil prices. If oil prices continue to rise to US $ 60 to US $ 70 per barrel, it has prepared additional activities such as the drilling of development well 1 will increase so that the number of 70 wells.

Then, for re-work will be added seven other wells, well treatment will be added 101 additional wells and additional two projects for filing PoFD.

For the Brent type, the price of oil has exceeded US $ 60 per barrel although it still has not touched a stable point. In terms of realization of drilling, Bambang said that currently has been completed drilling 11 development wells. The target, until the end of the year can be completed as many as 17 wells from 19 well targets drilled using Pertamina costs.

Because, to date, Total E & P lndonesie still operates as an operator by partnering with lnpex through 50% participating interest (PI). After the contract expires December 31, 2017, Pertamina, through PT Pertamina Hulu Mahakam will operate the Mahakam Block.

IN INDONESIA

Produksi Gas Mahakam Berpotensi Turun


Produksi gas Blok Mahakam ditargetkan mencapai 1.100 million standard clibic feet per day/MMscfd, mengacu pada rencana kerja dan anggaran 2018.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso mengatakan untuk 2018 pihaknya telah menetapkan target produksi untuk 2018 yakni gas sebesar 1.100 MMscfd dan minyak/kondensat sebesar 48.000 barel per hari (bph). Produksi ini lebih kecil dibandingkan dengan realisasi pada pertengah tahun pertama 2017.

Dan data SKK Migas, di pertengah tahun 2017, produksi minyak Blok Mahakam sebesar 55.100 barel per hari (bph). Sementara itu, gas, 1.504 juta kaki kubik per hari. 

     Dalam rencana kerja dan anggaran 2018 yang telah diajukan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), kegiatan yang akan direalisasikan tahun depan setelah pengelolaan resmi beralih kepada Pertamina, yaitu 55 pengeboran sumur pengembangan, 125 kegiatan kerja ulang (workover) dan perawatan 5.500 sumur.

Bila dibandingkan dengan target 2017, untuk pengeboran sumur pengembangan jumlahnya naik dua kali lipat. Sementara itu, untuk target workover dan perawatan sumur target 2018 lebih rendah.

SKK Migas mencatat di tahun 2017 yang menjadi tahun peralihan pengelolaan Blok Mahakam, akan direalisasikan pengeboran 25 sumur, 158 kerja ulang dan perawatan atas 6.820 sumur. Selain itu, pada 2018 akan dilakukan pengajuan lima rencana pengembangan lanjutan (plan of further development/POFD). 

    Untuk merealisasikan kegiatan tersebut, tahun depan pihaknya akan mengeluarkan biaya US$1,8 miliar dengan US$700 juta untuk investasi dan US$1,1 miliar untuk biaya operasi. 

"Produksi sudah dilock di WP&B [rencana kerja dan anggaran], 1.100 MMscfd," ujarnya, Kamis (9/11).

Menurutnya, kegiatan masih bisa berubah mengikuti realisasi harga minyak. Bila harga minyak terus naik mencapai US$ 60 hingga US$ 70 per barel, pihaknya telah menyiapkan kegiatan tambahan seperti pengeboran sumur pengembangan 1 akan bertambah sehingga jumlahnya 70 sumur.

Kemudian, untuk kerja ulang akan ditambah tujuh sumur lainnya, perawatan sumur akan dimasukkan 101 sumur tambahan dan tambahan dua proyek untuk pengajuan PoFD.

Untuk jenis Brent, harga minyak telah melampaui US$ 60 per barel kendati masih belum menyentuh titik stabil. Dari sisi realisasi pengeboran, Bambang mengatakan saat ini telah diselesaikan pengeboran 11 sumur pengembangan. Targetnya, hingga akhir tahun bisa diselesaikan sebanyak 17 sumur dari 19 target sumur yang dibor menggunakan biaya Pertamina.

Pasalnya, hingga saat ini Total E&P lndonesie masih berlaku sebagai operator dengan bermitra dengan lnpex melalui kepemilikan saham partisipasi (participating Interest/PI) masing-masing 50%. Setelah kontrak berakhir 31 Desember 2017, Pertamina, melalui PT Pertamina Hulu Mahakam akan mengoperasikan Blok Mahakam. 

Bisnis Indonesia, Page-2, Friday, November 10, 2017

Environmental Damage The Old Well is getting worse



The environmental damage in the old oil wells in Kedewan sub-district, Bojonegoro regency, is getting worse. The level of damage reached 80 percent and there is no handling.

"The environmental damage, following a review by the Environmental Services (DLH) team in a number of villages in Kedewan Sub-district, on an area of ​​10 hectares with no greening at the level of environmental destruction of about 80 percent," said the Head of the Environment Agency ) District government Bojonegoro, Nurul Azizah (9/11).

Until now, there has been no treatment to overcome environmental damage in the local area contaminated with crude oil waste (crude oil). He said that PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Central Java, has already made an environmental impact analysis (EIA) document, but it has not been completed yet.

"The compilation of the environmental impact assessment has not been completed because there are still documents to be completed," She said.

According Nurul, waste disposal from crude oil production in the local area immediately to the ground, to cause the soil to be shiny black.

"The worry of waste from old wells into the river, then pollute the environment of the population. Especially if the waste into Bengawan Solo, of course will harm the community, "She said.

IN INDONESIA

Kerusakan Lingkungan Sumur Tua Makin Parah


Kerusakan lingkungan di kawasan sumber minyak sumur tua di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, semakin parah. Tingkat kerusakannya mencapai 80 persen dan belum ada penanganan.

“ Kerusakan lingkungan tersebut, setelah dilakukan peninjauan oleh tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, di areal seluas 10 hektare yang sama sekali tidak ada penghijauan dengan tingkat kerusakan lingkungan sekitar 80 persen,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah (9/11).

Hingga saat ini, belum ada penanganan untuk mengatasi kerusakan lingkungan di kawasan setempat yang tercemar limbah minyak mentah (crude oil). Ia mengatakan, bahwa PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, sudah membuat dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), tetapi belum selesai.

“ Penyusunuan analisa mengenai dampak lingkungan belum selesai karena masih ada dokumen yang harus dilengkapi,” ujarnya.

Menurut Nurul, pembuangan limbah dari produksi minyak mentah di kawasan setempat langsung ketanah, hingga mengakibatkan tanah menjadi hitam mengkilap.

“ Yang dikhawatirkan limbah dari sumur tua masuk ke sungai, kemudian mencemari lingkungan penduduk. Apalagi kalau sampai limbah masuk ke Bengawan Solo, tentunya akan merugikan masyarakat, “ ujarnya.

Bhirawa, Page-8, Friday, November 10, 2017

Thursday, November 9, 2017

Oil and Gas Investment Projected to Reach US $ 18.2 Billion



The government estimates investment in the oil and gas sector will continue to rise and reach. US $ 18.2 billion in 2019. Whereas since 2013 the realization of national oil and gas investment continues to decrease every year.

In the matter of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), this year, oil and gas investment is projected at US $ 15.28 billion with US $ 12.85 billion spread in the upstream and US $ 2.4 billion downstream. In 2018, the investment figure is projected to rise to US $ 17.03 billion, ie US $ 14.45 billion in the upstream and US $ 2.5 billion downstream.

This investment growth trend is projected to last until 2019. At that time, oil and gas investment is estimated at US $ 18.26 billion, where US $ 15.45 billion is upstream and US $ 2.7 billion downstream.

Head of Bureau of Communications, Public Information Service and Cooperation Ministry of Energy and Mineral Resources Dadan Kusdiana said that in the downstream sector of oil and gas, the prognosis is the result of forecasting from the realization in previous years. While in the upstream sector, based on ongoing project planning.

"In addition, based on Work Program and Budget (WP & B) 2017, he said in Jakarta, Wednesday (8/11).

In fact, still based on the same data, national oil and gas investment continues to fall since 2013. At that time, national oil and gas investment reached US $ 22.37 billion in which the upstream sector dominated with the realization of US $ 20.38 billion and downstream of US $ 1.9
The realization of this investment continues to be cut to US $ 21.72 billion in 2014, US $ 17.98 billion in 2015 and US $ 12.73 billion in 2016. Therefore, in order to realize future investment projections, the government must work hard.

The reason, until early October, the realization of oil and gas investment is still reached US $ 6.4 billion. The figure is only 41.88% of the 2017 target of US $ 15.28 billion. While the government only has less than two months to pursue this year's target.

In fact, the projected investment in the coming years is much greater. Asked about the government's efforts, Dadan said, will keep the whole project running as planned.

"The government monitors, facilitates, and also coordinates with relevant agencies to ensure that all plans can be run on the ground according to target," said Dadan.

In the upstream sector of oil and gas, there are several projects that are expected by the government, including the Cepu Block. However, several projects have been completed and started to produce oil and gas. So there are only a few more major projects still in operation, namely Tangguh Train-3 project with an investment value of US $ 11.13 billion which will be completed by 2020.

Indonesia Deepwater Development Project for Gendalo and Gehem Field, and Abadi Field Project, Masela Block. In the downstream sector, investment plans are dominated by gas pipelines and refineries projects. According to data from the Downstream Oil and Gas Regulatory Agency (BPH Migas), there are five gas pipeline projects under construction.

The details are 266.26 km Gresik-Semarang transmission line, 176 km Grissik-Pusri Pipeline, 67 km Duri-Dumai Pipe and 55 km of PK 52-Tanjung Batu Pipe.

For the refinery project, no half-hearted, six refinery projects are being worked out at once. Detailedly, the construction of two units new in Tuban, East Java and Bontang, East Kalimantan, and repair of four existing refineries spread across Balongan-West Java; Balikpapan-East Kalimantan; Dumai-Riau; And Cilacap-Central Java. The total investment of these six refineries is more than US $ 30 billion.

Earlier, Director General of Oil and Gas ESDM Ministry Ego Syahrial said the low realization of oil and gas investment this year as the impact of global conditions, especially oil prices.

The impact of oil price plunge is felt not only in upstream oil and gas sector, but also downstream of oil and gas. On the downstream side of oil and gas, the progress of the projects has not been too good. Although, the contribution of downstream investment in oil and gas is quite small, ie only about 20%. The government will support investors by minimizing the licensing process.

In addition, the government has also issued several regulations that encourage the growth of oil and gas production, such as Government Regulation No. 27/2017 concerning taxation of oil and gas contracts and Ministerial Regulation No. 22 of 2016 concerning gross split oil and gas contracts.

"Then what is being done is the Government Regulation on gross split taxation. We expect to be published in the near future, "he said.

IN INDONESIA

Investasi Migas Diproyeksikan Capai US$ 18,2 Miliar    


Pemerintah memperkirakan investasi di sektor minyak dan gas bumi bakal terus naik dan mencapai. US$ 18,2 miliar pada 2019. Padahal sejak 2013 realisasi investasi migas nasional terus berkurang setiap tahunnya.

Dalam materi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun ini, investasi migas diproyeksikan sebesar US$ 15,28 miliar dengan sebaran US$ 12,85 miliar di hulu dan US$ 2,4 miliar di hilir. Pada 2018, angka investasi ini diproyeksikan naik menjadi US$ 17,03 miliar, yakni US$ 14,45 miliar di hulu dan US$ 2,5 miliar di hilir. 

Tren kenaikan investasi ini diprognosakan bertahan sampai 2019. Pada saat itu, investasi migas diperkirakan mencapai US$ 18,26 miliar di mana US$ 15,45 miliar di hulu dan US$ 2,7 miliar di hilir.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menuturkan, di sektor hilir migas, prognosa tersebut merupakan hasil forecasting dari realisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara di sektor hulu, berdasarkan perencanaan proyek yang masih berjalan. 

“Selain itu juga berdasarkan Work Program and Budget (WP&B) 2017,  kata dia di Jakarta, Rabu (8/11).

Padahal, masih berdasarkan data yang sama, investasi migas nasional terus turun sejak 2013 lalu. Pada saat itu, investasi migas nasional mencapai US$ 22,37 miliar di mana sektor hulu mendominasi dengan realisasi US$ 20,38 miliar dan hilir US$ 1,9 

Realisasi investasi ini terus terpotong menjadi US$ 21,72 miliar pada 2014, US$ 17,98 miliar pada 2015, dan US$ 12,73 miliar pada 2016. Karenanya, untuk merealisasikan proyeksi investasi ke depan, pemerintah harus bekerja keras.

Pasalnya, sampai awal Oktober lalu, realisasi investasi migas masih mencapai US$ 6,4 miliar. Angka tersebut hanya 41,88% dari target 2017 yang sebesar US$ 15,28 miliar. Sementara pemerintah hanya memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk mengejar target tahun ini. 

Padahal, proyeksi investasi di tahun-tahun mendatang jauh lebih besar lagi. Ditanya soal upaya pemerintah, Dadan mengungkapkan, akan menjaga agar seluruh proyek berjalan sesuai rencana.

“Pemerintah memonitor, memfasilitasi, dan juga koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan semua rencana dapat berjalan di lapangan sesuai target,” tutur Dadan.

Di sektor hulu migas, terdapat beberapa proyek yang diharapkan pemerintah, termasuk Blok Cepu. Namun, beberapa proyek telah selesai dan mulai menghasilkan migas. Sehingga hanya ada beberapa proyek besar lagi yang masih beroperasi, yakni Proyek Tangguh Train-3 dengan nilai investasi US$ 11,13 miliar yang akan selesai pada 2020.

Proyek Indonesia Deepwater Development untuk Lapangan Gendalo dan Gehem, serta Proyek Lapangan Abadi, Blok Masela. Di sektor hilir, rencana investasi didominasi proyek pipa gas dan kilang minyak. Menurut data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terdapat lima proyek pipa gas yang kini sedang dibangun.

Rincinya, pipa transmisi Gresik-Semarang sepanjang 266,26 km, Pipa Grissik-Pusri sepanjang 176 km, Pipa Duri-Dumai sepanjang 67 km, serta Pipa PK 52-Tanjung Batu sepanjang 55 km.

Untuk proyek kilang, tidak tanggung-tanggung, enam proyek kilang sedang digarap sekaligus. Rincinya, pembangunan dua unit baru di Tuban, Jawa Timur dan Bontang, Kalimantan Timur, serta perbaikan empat kilang eksisting yang tersebar di Balongan-Jawa Barat; Balikpapan-Kalimantan Timur; Dumai-Riau; Serta Cilacap-Jawa Tengah. Total investasi enam kilang ini lebih dari US$ 30 miliar.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, rendahnya realisasi investasi migas tahun ini sebagai dampak kondisi global, utamanya harga minyak.

Dampak dari terjunnya harga minyak ini dirasakan tidak hanya di sektor hulu migas, tetapi juga hilir migas. Di sisi hilir migas, progres proyek-proyek belum terlalu bagus. Walaupun, sumbangan investasi sektor hilir migas memang cukup kecil, yakni hanya sekitar 20%. Pemerintah akan mendukung investor dengan meminimalkan proses perizinan.

Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa regulasi yang mendorong pertumbuhan produksi migas, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 27/2017 soal perpajakan kontrak migas dan Peraturan Menteri No 22 Tahun 2016 soal kontrak migas gross split.

“Kemudian yang sedang dikerjakan adalah Peraturan Pemerintah tentang perpajakan gross split. Kami harapkan dalam waktu dekat bisa diterbitkan,” ujarnya.

Investor Daily, Page-9, Thursday, Nov 9, 2017

Coupled with Solar Turbines, SKK Migas Save Rp 550 Billion



Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) initiated a strategic agreement with Solar Turbines International Company.

The estimated savings from this strategic agreement in five years is estimated to reach US $ 40.67 million or around Rp 550 billion. The strategic agreement was signed by Head of SKK Migas Amien Sunaryadi and President Solar Turbines, Pablo Koziner, represented by Vice President of Customer Services, Solar Turbines, Juan Rojas at SKK Migas office, Jakarta, Tuesday (8/11).



This savings comes from the same purchase and maintenance discounts for all existing contracting contractors (KKKS) in Indonesia. Solar Turbines is also responsible for spare parts management on the use of existing machinery in Indonesia.

"Not only to get cost efficiency, most importantly this cooperation will increase national capacity," Amien said in a written statement in Jakarta on Wednesday (8/11).

Amien explained that SKK Migas encourages Solar Turbines to make investment road map in Indonesia to develop human resource capability, build manufacturing facilities, and make Indonesia as the center of Solar Turbines market in Asia Pacific.

"They have declared their commitment to this matter to increase the use of domestic components in Indonesia," he said.

In Indonesia, several turbomachinery brands are found, including turbines and / or equipment with main turbine drives, such as those found in compressors and pumps. When Solar Turbines became the largest turbomachinery equipment used in Indonesia with a percentage of 81%.

Deputy of Procurement Control, SKK Migas Djoko Siswanto explained, looking at this significant amount, SKK Migas felt the need to make a strategic agreement. In addition to cost efficiency and national capacity building, this agreement can improve operational reliability and ensure after sales service support.

"Hopefully, unplanned shutdown can be minimized," he said.

Djoko said, before the existence of this strategic agreement, often found some problems that appear in the field. For example, there are different discounts between KKKS. This is acknowledged by President Director of PT Indoturbines, Deny B. Kurnianto as sole agent of Solar Turbines in Indonesia.

According to him, the amount of discount varies greatly depending on the amount of purchases made by each PSC Contractor. The greater the purchases made, the greater the discounts can be given.

"The existence of this agreement, the discount given the same for all KKKS," he said.

In addition to the amount of discounts, it is often found that there is an inventory ordering from each KKS Contractor which often raises the additional cost of logistics and warehousing, and the function of equipment becomes less than the maximum due to the time-consuming spare parts waiting time.

Not only that, one of the things that often hinder the maintenance process of this turbomachineries because overhaul and maintenance activities for certain types of machines still have to be done at Solar Turbines headquarters in the United States.

"There is no training center for this Solar Turbines product in Indonesia," said Head of Procurement Management Division, SKK Migas, Erwin Suryadi.

He hopes the contract between Solar Turbines with each KKS Contractor can be implemented immediately. According to him, this strategic agreement gets a good response from PSC Contractors. SKK Migas is considered to be a work partner that is oriented towards cost efficiency and decision-making speed in order to maintain Indonesia's oil and gas production.

SKK Migas will continue to make other positive innovations to create efficiency in Indonesia's upstream oil and gas industry.

"The upstream oil and gas investment climate in Indonesia will be more attractive with these innovations," said Erwin.

Previously, there have been several innovations by SKK Migas, especially in increasing national capacity. For example, by cooperating with national banks as a place to deposit compulsory funds in the upstream oil and gas industry. Then, cooperation with national airlines as a partner in official travel, and various other cooperation.

IN INDONESIA

Gandeng Solar Turbines, SKK Migas Hemat Rp 550 Miliar


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menginisiasi kesepakatan strategis (strategic agreement) dengan Solar Turbines International Company.

Estimasi penghematan dari kesepakatan strategis ini dalam lima tahun diperkirakan mencapai US$ 40,67 juta atau sekitar Rp 550 miliar. Kesepakatan strategis tersebut ditandatangani Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Presiden Solar Turbines, Pablo Koziner, yang diwakili oleh Vice President Customer Services, Solar Turbines, Juan Rojas di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (8/11).

Penghematan ini berasal dari diskon pembelian dan perawatan yang sama untuk seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang ada di Indonesia. Solar Turbines juga bertanggung jawab atas pengelolaan suku cadang terhadap penggunaan mesin-mesin yang ada di Indonesia.

“Tidak hanya untuk mendapatkan efisiensi biaya, yang paling penting kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas nasional,” kata Amien dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/11).

Amien menjelaskan, SKK Migas mendorong Solar Turbines membuat road map investasi di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), membangun fasilitas manufaktur, serta menjadikan Indonesia sebagai pusat pasar Solar Turbines di Asia Pasifik. 

“Mereka telah menyatakan komitmennya terhadap hal tersebut untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri Indonesia,” ujarnya.

Di Indonesia, ditemukan beberapa merk turbomachinery, yang meliputi turbin dan atau peralatan dengan penggerak utama turbin, seperti yang terdapat pada kompresor dan pompa. Saat  Solar Turbines menjadi peralatan turbomachinery terbesar yang digunakan di Indonesia dengan persentase mencapai 81%.

Deputi Pengendalian Pengadaan, SKK Migas Djoko Siswanto menjelaskan, melihat jumlah yang cukup signifikan ini, SKK Migas merasa perlu membuat kesepakatan strategis. Selain efisiensi biaya dan peningkatan kapasitas nasional, kesepakatan ini dapat meningkatkan kehandalan operasi dan menjamin dukungan layanan purna jual. 

“Harapannya, penghentian operasi yang tidak direncanakan (unplanned shutdown) dapat diminimalisir,” ujarnya.

Djoko mengungkapkan, sebelum adanya kesepakatan strategis ini, kerap kali ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di lapangan. Contohnya, adanya diskon yang berbeda di antara KKKS. Hal ini diakui Direktur Utama PT Indoturbines, Deny B. Kurnianto selaku agen tunggal Solar Turbines di Indonesia. 

Menurutnya, besaran diskon sangat beragam tergantung dari jumlah pembelian yang dilakukan oleh masing-masing Kontraktor KKS. Makin besar pembelian yang dilakukan, makin besar pula diskon yang dapat diberikan. 

“Adanya kesepakatan ini, diskon yang diberikan sama untuk seluruh KKKS,” katanya.

Selain mengenai besaran diskon, kerap kali ditemukan adanya pemesanan inventori dari masing-masing Kontraktor KKS yang sering memunculkan tambahan biaya logistik dan pergudangan, serta fungsi peralatan menjadi kurang maksimum disebabkan karena waktu tunggu suku cadang yang cukup memakan waktu. 

Tidak hanya itu, salah satu hal yang kerap menghambat proses pemeliharaan turbomachineries ini karena kegiatan overhaul dan pemeliharaan untuk tipe-tipe mesin tertentu masih harus dilakukan di kantor pusat Solar Turbines di Amerika Serikat. 

“Belum ada training center untuk produk Solar Turbines ini di Indonesia,” kata Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa, SKK Migas, Erwin Suryadi.

Dia berharap kontrak antara Solar Turbines dengan masing-masing Kontraktor KKS dapat segera diimplementasikan. Menurutnya, kesepakatan strategis ini mendapatkan respon yang baik dari Kontraktor KKS. SKK Migas dianggap dapat menjadi mitra kerja yang berorientasi pada efisiensi biaya dan kecepatan pengambilan keputusan guna menjaga produksi migas Indonesia. 

SKK Migas akan terus melakukan inovasi-inovasi positif lainnya guna menciptakan efisiensi di industri hulu migas Indonesia.

“Iklim investasi hulu migas di Indonesia akan semakin menarik dengan adanya inovasi-inovasi ini,” kata Erwin.

Sebelumnya, sudah ada beberapa inovasi yang dilakukan SKK Migas, khususnya dalam meningkatkan kapasitas nasional. Misalnya, dengan melakukan kerja sama dengan bank-bank nasional sebagai tempat penyimpanan dana-dana wajib di industri hulu migas. 

     Kemudian, kerja sama dengan maskapai nasional sebagai partner dalam melakukan perjalanan dinas, dan berbagai kerja sama lainnya.

Investor Daily, Page-9, Thursday, Nov 9, 2017

SKK Migas Cooperates with Solar Turbines



Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) initiated a strategic agreement with Solar Turbines International Company. The estimated savings from the deal in five years is estimated to reach USD 40.67 million or around Rp 550 billion.

Head of SKK Migas Amien Sunaryadi said the savings were derived from the same purchase and maintenance discounts for all existing contractor contractors (KKKS) in Indonesia.

In addition, Solar Turbines is also responsible for the management of spare parts against the use of existing machines in Indonesia.

"Not only to get cost efficiency, most importantly this cooperation will increase national capacity," Amien said on the sidelines of the signing of cooperation with Solar Turbines at SKK Migas Office, Jakarta.

The strategic agreement was signed by Head of SKK Migas Amien Sunaryadi and President Solar Turbines Pablo Koziner, represented by Solar Turbines Customer Service Vice President Juan Rojas.



According to Amien, SKK Migas encourages Solar Turbines to create investment roadmaps in Indonesia to develop human resource capabilities, build manufacturing facilities, and make Indonesia a market center for Solar Turbines in Asia Pacific.

"They have declared their commitment to this matter to increase the use of domestic components in Indonesia" he said.

In Indonesia, there are several brands of turbo machinery, which includes turbines or equipment with main turbine drives, such as those found in compressors and pumps. Currently, Solar Turbines is the largest turbo machinery equipment used in Indonesia with a percentage of 81%.

On the same occasion, Deputy of Controlling Procurement of Oil and Natural Gas SKK Migas Djoko Siswanto explained, looking at this significant amount, SKK Migas felt the need to make a strategic agreement.

In addition to cost efficiency and national capacity building, this agreement can improve operational reliability and ensure after sales service support.

"Hopefully, unplanned shutdown can be minimized," he said.

Djoko said, before the existence of this strategic agreement, often found some problems in the field, such as the difference in discounts between the contractors KKS. It was recognized President Director of PT Indoturbines Deny B Kurnianto as sole agent of Solar Turbines in Indonesia.

According to him, the amount of discount varies greatly depending on the amount of purchases made by each PSC Contractor. The greater the purchase, the greater the discount. The existence of this agreement, the discount given the same for all KKS contractors, "he said.

In addition to the amount of discounts, it is often found that inventory orders from each KKKS often bring additional logistics and warehousing costs, as well as equipment functioning to be less than the maximum due to long waiting spare parts. 

    Not only that, one of the things that often hinder the process of maintenance of turbo machineries is because over haul and maintenance activities for certain types of machines still have to be done at Solar Turbines headquarters in the United States.

"There is no training center for this Solar Turbines product in Indonesia," said Head of Procurement Management Division of Goods and Services of SKK Migas Erwin Suryadi.

Erwin hopes, the contract between SolarTurbines and each KKKS can be implemented immediately. This strategic agreement gets a good response from PSC Contractors. SKK Migas is considered to be a work partner that is oriented towards cost efficiency and decision-making speed in order to maintain Indonesia's oil and gas production. SKK Migas, will continue to make other positive innovations to create efficiency in Indonesia's upstream oil and gas industry.

"Upstream oil and gas investment climate in Indonesia will be more interesting with this innovation," said Erwin.

Previously, there have been several innovations by SKK Migas, especially in increasing national capacity.

IN INDONESIA


SKK Migas Gandeng Solar Turbines


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menginisiasi kesepakatan strategis dengan Solar Turbines International Company. Estimasi penghematan dari kesepakatan tersebut dalam lima tahun diperkirakan mencapai USD 40,67 juta atau sekitar Rp 550 miliar.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, penghematan ini berasal dari diskon pembelian dan perawatan yang sama untuk seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang ada di Indonesia.

Di samping itu, Solar Turbines juga bertanggung jawab atas pengelolaan suku cadang terhadap penggunaan mesin-mesin yang ada di Indonesia.

”Tidak hanya untuk mendapatkan efisiensi biaya, yang paling penting kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas nasional,” kata Amien di sela penandatanganan kerja sama dengan Solar Turbines di Kantor SKK Migas, Jakarta.

Kesepakatan strategis tersebut ditandatangani Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Presiden Solar Turbines Pablo Koziner, yang diwakili oleh Vice President Customer Services Solar Turbines Juan Rojas.

Menurut Amien, SKK Migas mendorong Solar Turbines untuk membuat peta jalan investasi di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), membangun fasilitas manufaktur, serta menjadikan Indonesia sebagai pusat pasar Solar
Turbines diAsia Pasifik. 

”Mereka telah menyatakan komitmennya terhadap hal tersebut untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri Indonesia" katanya.

Di Indonesia, ditemukan beberapa merek turbo machinery, yang meliputi turbin atau peralatan dengan penggerak utama turbin, seperti yang terdapat pada kompresor dan pompa. Saat ini, Solar Turbines menjadi peralatan turbo machinery terbesar yang digunakan di Indonesia dengan persentase mencapai 81%.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Djoko Siswanto menjelaskan, melihat jumlah yang cukup signifikan ini, SKK Migas merasa perlu membuat kesepakatan strategis. 

Selain efisiensi biaya dan peningkatan kapasitas nasional, kesepakatan ini dapat meningkatkan kehandalan operasi dan menjamin dukungan layanan purna jual. 

”Harapannya, penghentian operasi yang tidak direncanakan (unplanned shutdown) dapat diminimalkan,” kata dia.

Djoko mengungkapkan, sebelum adanya kesepakatan strategis ini, kerap ditemukan beberapa permasalahan di lapangan, misalnya perbedaan diskon di antara kontraktor KKS. Hal itu diakui Direktur Utama PT Indoturbines Deny B Kurnianto selaku agen tunggal Solar Turbines di Indonesia.

Menurut dia, besaran diskon sangat beragam tergantung dari jumlah pembelian yang dilakukan masing-masing Kontraktor KKS. Makin besar pembelian, makin besar pula diskon yang diberikan. Adanya kesepakatan ini, diskon yang diberikan sama untuk seluruh kontraktor KKS ,” katanya.

Selain mengenai besaran diskon, sering kali ditemukan pemesanan inventori dari masing-masing KKKS yang sering memunculkan tambahan biaya logistik dan pergudangan, serta fungsi peralatan menjadi kurang maksimum disebabkan waktu tunggu suku cadang yang cukup lama. 

     Tidak hanya itu, salah satu hal yang kerap menghambat proses pemeliharaan turbo machineries ini karena kegiatan over haul dan pemeliharaan untuk tipe-tipe mesin tertentu masih harus dilakukan di kantor pusat Solar Turbines di Amerika Serikat.

”Belum ada training center untuk produk Solar Turbines ini di Indonesia,” ungkap Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi.

Erwin berharap, kontrak antara SolarTurbines dan masing-masing KKKS dapat segera diimplementasikan. Kesepakatan strategis ini mendapatkan respons yang baik dari Kontraktor KKS. SKK Migas dianggap dapat menjadi mitra kerja yang berorientasi pada efisiensi biaya dan kecepatan pengambilan keputusan guna menjaga produksi migas Indonesia. SKK Migas, akan terus melakukan inovasi positif lainnya untuk menciptakan efisiensi di industri hulu migas Indonesia. 

"Iklim investasi hulu migas di Indonesia akan semakin menarik dengan adanya inovasi ini," kata Erwin.

Sebelumnya, sudah ada beberapa inovasi yang dilakukan SKK Migas, khususnya dalam meningkatkan kapasitas nasional.

Koran Sindo, Page-20, Thursday, Nov 9, 2017

Government Will Rearrange Gas Distribution Area



The government will reorganize the distribution of gas pipeline distribution areas managed by business entities, both existing and new areas. This re-arrangement is one of the revised points of the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) No. 19 Year 2009 on Gas Operations through Pipes.

Member of the Gas Committee of the Oil and Gas Downstream Regulatory Agency (BPH Migas) Jugi Prajugio said that the revision of the Ministerial Regulation is still being processed, mainly concerning the pattern of distribution of the distribution network.

"It also claimed not to know when this regulation will be published."

However, this change of territorial division is said to be applied to new and existing areas, though, re-arranging for existing areas would be more difficult,

"The existing will still run like now until the allocation of gas runs out. After that we will set the Distribution Network Area (WJD) and Certain Commercial Areas (WNT), "he said in Jakarta, Tuesday (8/11).

Recognized Jugi, a business entity engaged in the distribution and commercial business of gas has not agreed about the re-arrangement of the distribution network area. Therefore, it will wait until the gas allocation of the business entity in certain areas is completed, then new WJD is determined.

"If for virgin area, they have agreed," he said.

The business entity is PT Pertamina Gas (Pertagas) and PT Perusahaan Gas Negara (PGN). In the revised matter of Ministerial Regulation No 19/2009, the government will arrange a plan for the construction of transmission pipelines and distribution pipes within the distribution network (WJD) category in the master plan of natural gas infrastructure.

On the construction of the pipeline, the government will conduct auction and assignment. In this document, prepared three alternative arrangement of distribution pipeline network. First, a commercial entity can build a technical and economical distribution pipeline which can not be established as WJD.

Business entities can conduct commercial activities within a certain period until the economy is reached, then the distribution pipeline can be utilized together.

Second, the government will assign WNT to the region not yet categorized as WJD by considering the technical and economic aspects. Distribution pipelines in WNT are closed access and can be accessed only after reaching the economy. The determination of WNT is conducted through an auction by BPH Migas which will also provide Special Rights.

Third option, WNT will be established within the WJD so that there is a distribution pipeline connecting between WNT The distribution pipeline built in WJD is open access and pipes in the WNT category will be closed access.

When it reaches the economy, pipeline closed access on WNT can be changed into open access. However, not all business entities may do business in WJD. Business entities shall have Oil and Natural Gas Business License for natural gas transportation activities through pipeline as well as Special Rights.

IN INDONESIA

Pemerintah Bakal atur ulang wilayah Distribusi Gas  


Pemerintah bakal mengatur ulang pembagian wilayah jaringan distribusi gas pipa yang dikelola oleh badan usaha, baik Wilayah eksisting maupun baru. Pengaturan ulang ini merupakan salah satu poin revisi dari Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 19 Tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Gas melalui Pipa.

Anggota Komite Gas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Jugi Prajugio mengatakan, revisi Peraturan Menteri itu kini masih terus diolah, utamanya soal pola pembagian wilayah jaringan distribusi ini.

“Pihaknya juga mengaku belum mengetahui kapan regulasi ini akan diterbitkan."

Meski demikian, perubahan pembagian wilayah ini disebutnya bakal diterapkan untuk wilayah baru dan eksisting, walaupun, pengaturan ulang untuk wilayah eksisting bakal lebih sulit, 

“Yang eksisting tetap akan berjalan seperti sekarang sampai alokasi gas habis. Setelah itu akan kami tetapkan Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) dan Wilayah Niaga Tertentu (WNT)," kata dia di Jakarta, Selasa (8/11).

Diakui Jugi, badan usaha yang bergerak di bisnis distribusi dan niaga gas memang belum sepakat soal pengaturan ulang wilayah jaringan distribusi. Karena itulah, pihaknya bakal menunggu sampai alokasi gas milik badan usaha tersebut di wilayah tertentu selesai, baru kemudian ditetapkan WJD yang baru. 

“Kalau untuk virgin area, mereka sudah sepakat,” ujarnya.

Badan usaha yang dimaksud yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Dalam materi revisi Peraturan Menteri No 19/2009 yang beredar, pemerintah akan mengatur rencana pembangunan pipa transmisi dan pipa distribusi dalam kategori Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) dalam rencana induk infrastruktur gas bumi.
Atas pembangunan pipa tersebut, pemerintah akan melakukan lelang dan penugasan. Dalam dokumen ini, disiapkan tiga alternatif pengaturan jaringan pipa distribusi. Pertama, badan usaha niaga dapat membangun pipa distribusi yang secara teknis dan ekonomis belum dapat ditetapkan sebagai WJD. 

Badan Usaha dapat melakukan kegiatan niaga dalam jangka waktu tertentu sampai dengan keekonomian tercapai, selanjutnya pipa distribusi dapat dimanfaatkan bersama.

Kedua, pemerintah akan menetapkan WNT pada Wilayah belum dikategorikan WJD dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis. Jaringan pipa distribusi dalam WNT bersifat closed access dan baru bisa dibuka aksesnya setelah mencapai keekonomian. Penetapan WNT ini dilakukan melalui lelang oleh BPH Migas yang juga akan memberikan Hak Khusus.

Opsi Ketiga, WNT akan dibentuk di dalam WJD sehingga terdapat pipa distribusi yang menghubungkan antar WNT Pipa distribusi yang dibangun di WJD tersebut bersifat open access dan pipa dalam kategori WNT akan bersifat closed access. 

Ketika telah mencapai keekonomian, pipa closed access pada WNT dapat diubah menjadi open access. Meski demikian, tidak semua badan usaha boleh berbisnis di WJD. Badan usaha harus memiliki Izin Usaha Pengangkutan Minyak dan Gas bumi untuk kegiatan pengangkutan gas bumi melalui pipa juga Hak Khusus.

Investor Daily, Page-9, Thursday, Nov 9, 2017