google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Environmental Damage The Old Well is getting worse - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Saturday, November 11, 2017

Environmental Damage The Old Well is getting worse



The environmental damage in the old oil wells in Kedewan sub-district, Bojonegoro regency, is getting worse. The level of damage reached 80 percent and there is no handling.

"The environmental damage, following a review by the Environmental Services (DLH) team in a number of villages in Kedewan Sub-district, on an area of ​​10 hectares with no greening at the level of environmental destruction of about 80 percent," said the Head of the Environment Agency ) District government Bojonegoro, Nurul Azizah (9/11).

Until now, there has been no treatment to overcome environmental damage in the local area contaminated with crude oil waste (crude oil). He said that PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Central Java, has already made an environmental impact analysis (EIA) document, but it has not been completed yet.

"The compilation of the environmental impact assessment has not been completed because there are still documents to be completed," She said.

According Nurul, waste disposal from crude oil production in the local area immediately to the ground, to cause the soil to be shiny black.

"The worry of waste from old wells into the river, then pollute the environment of the population. Especially if the waste into Bengawan Solo, of course will harm the community, "She said.

IN INDONESIA

Kerusakan Lingkungan Sumur Tua Makin Parah


Kerusakan lingkungan di kawasan sumber minyak sumur tua di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, semakin parah. Tingkat kerusakannya mencapai 80 persen dan belum ada penanganan.

“ Kerusakan lingkungan tersebut, setelah dilakukan peninjauan oleh tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, di areal seluas 10 hektare yang sama sekali tidak ada penghijauan dengan tingkat kerusakan lingkungan sekitar 80 persen,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah (9/11).

Hingga saat ini, belum ada penanganan untuk mengatasi kerusakan lingkungan di kawasan setempat yang tercemar limbah minyak mentah (crude oil). Ia mengatakan, bahwa PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, sudah membuat dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), tetapi belum selesai.

“ Penyusunuan analisa mengenai dampak lingkungan belum selesai karena masih ada dokumen yang harus dilengkapi,” ujarnya.

Menurut Nurul, pembuangan limbah dari produksi minyak mentah di kawasan setempat langsung ketanah, hingga mengakibatkan tanah menjadi hitam mengkilap.

“ Yang dikhawatirkan limbah dari sumur tua masuk ke sungai, kemudian mencemari lingkungan penduduk. Apalagi kalau sampai limbah masuk ke Bengawan Solo, tentunya akan merugikan masyarakat, “ ujarnya.

Bhirawa, Page-8, Friday, November 10, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel