PT Pertamina (Persero) and the Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) agreed to explore further the potential for the development of the Petrochemical Integrated Refinery Complex in Balongan, West Java. Both of them signed a memorandum of understanding / MoU.
This MoU is a follow-up to the Comprehensive Strategic Framework (CSF) agreement signed by the two companies in July 2019. The CSF is to explore opportunities for cooperation in all oil and gas business chains, both in the United Arab Emirates (UAE), Indonesia, or international.
Pertamina President Director Nicke Widyawati said from the intensive discussion, Pertamina and ADNOC had succeeded in increasing the agreement in a more strategic and specific direction. One of them is to evaluate the potential of developing the oil processing complex into petrochemicals in Balongan. As a first step, both parties will study and explore the proposed business structure and technical configuration for the development of the refinery.
Nicke Widyawati
"Pertamina is opening up to a strategic partnership," said Nicke Widyawati.
According to Nicke Widyawati, the potential for this cooperation is important because the development of the petrochemical complex is planned to be integrated with the Balongan Refinery upgrading project.
So that in addition to reducing imports of fuel oil (BBM), this project will also minimize the import of petrochemical products. It targets the project to produce high-value products and meet domestic and foreign petrochemical product demands, especially polyolefins.
"The potential collaboration with ADNOC will strengthen Pertamina's business steps especially in optimizing the development of the petrochemical refinery in Balongan," said Nicke.
She explained, ADNOC was a potential strategic partner calculated by Pertamina. Because, in addition to his experience managing integrated refineries of petrochemical facilities with the largest capacity in the Middle East and the fourth largest in the world, ADNOC also offered an option to offer Pertamina's participation in the oil and gas production block in the UAE.
The upstream oil and gas cooperation will later be discussed by the two parties. In addition, on the same occasion, Pertamina and ADNOC also signed a liquid gas / LPG supply agreement. In 2020, ADNOC will supply up to 528 thousand metric tons of LPG to Pertamina to secure domestic LPG needs.
"This transaction is also effective because the source is directly from the producer," Nicke said.
ADNOC is also known as one of the largest oil and gas companies that produce LPG in the world with a capacity of more than 10 million metric tons per year for domestic and international markets.
Sultan Ahmed Al Jaber
Meanwhile, Minister of State of the United Arab Emirates (UAE) Sultan Ahmed Al Jaber said the agreement with Pertamina would support ADNOC to strengthen its presence in Indonesia as one of the fastest-growing economic markets in Southeast Asia.
This signed agreement also shows the opportunity for innovative value creation and strong bilateral relations between the UAE and the Republic of Indonesia.
IN INDONESIA
Pertamina-Adnoc Kembangkan Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan
PT Pertamina (Persero) dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) sepakat menggali lebih lanjut potensi pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat. Keduanya telah menandatangani nota kesepahaman/MoU.
MoU ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Comprehensive Strategic Framework (CSF) yang telah ditandatangani kedua perusahaan pada Juli 2019. CSF ini untuk menjajaki peluang kerja sama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas, baik di Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia, ataupun internasional.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dari diskusi intensif tersebut, Pertamina dan ADNOC berhasil meningkatkan kesepakatan ke arah yang lebih strategis dan spesifik. Salah satunya untuk mengevaluasi potensi pengembangan komplek pengolahan minyak menjadi petrokimia di Balongan. Sebagai langkah awal, kedua belah pihak akan mempelajari dan mendalami usulan struktur bisnis dan konfigurasi teknis atas pengembangan kilang tersebut.
“Pertamina membuka diri untuk strategic partnership,” kata Nicke Widyawati.
Menurut Nicke Widyawati, potensi kerja sama ini penting karena pengembangan komplek petrokimia ini rencananya akan terintegrasi dengan proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas (upgrading) Kilang Balongan. Sehingga selain akan mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), proyek ini juga akan meminimalkan impor produk petrokimia.
Pihaknya menargetkan proyek ini dapat menghasilkan produk yang bernilai tinggi serta memenuhi permintaan produk petrokimia dalam dan luar negeri, terutama polyolefin.
“Potensi kolaborasi dengan ADNOC akan memperkuat langkah bisnis Pertamina khususnya dalam mengoptimalkan pengembangan kilang petrokimia di Balongan,” tegas Nicke.
Nicke Widyawati menjelaskan, ADNOC merupakan mitra strategis potensial yang diperhitungkan Pertamina. Pasalnya, selain berpengalaman mengelola kilang terintegrasi fasilitas petrokimia dengan kapasitas terbesar di Timur Tengah dan terbesar ke-4 di dunia, ADNOC juga memberikan opsi tawaran partisipasi Pertamina di blok produksi migas di UEA.
Kerja sama hulu migas ini nantinya akan didiskusikan oleh kedua pihak. Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Pertamina dan ADNOC juga menandatangani perjanjian pasokan gas minyak cair/LPG. Pada tahun 2020 ini, ADNOC akan memasok LPG sampai dengan 528 ribu metrik ton untuk Pertamina untuk mengamankan kebutuhan LPG dalam negeri.
“Transaksi ini juga efektif karena sumbernya langsung dari produsen,” ujar Nicke.
ADNOC juga dikenal sebagai salah satu perusahaan migas yang memproduksi LPG terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai lebih dari 10 juta metrik ton per tahun untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar internasional.
Sementara itu, Menteri Negara Uni Emirat Arab (UEA) Sultan Ahmed Al Jaber mengatakan, perjanjian dengan Pertamina akan mendukung ADNOC untuk memperkuat keberadaannya di Indonesia sebagai salah satu pasar pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara. Kesepakatan yang telah ditandatangani ini juga menunjukkan peluang penciptaan nilai yang inovatif dan hubungan bilateral yang kuat antara UEA dengan Republik Indonesia.
Investor Daily, Page-9, Friday, Jan 17, 2020