google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Strengthening Shipping Business, Pertamina Teams Up with Japanese Companies - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Wednesday, January 15, 2020

Strengthening Shipping Business, Pertamina Teams Up with Japanese Companies



PT Pertamina (Persero) is working with the oldest and largest shipping company in the world from Japan, namely Nippon Yusen Kaisha (NYK), to strengthen its international oil shipping business. 

Nippon Yusen Kaisha (NYK)

    PT Pertamina International Shipping (PIS), a subsidiary of Pertamina, and NYK have signed a memorandum of understanding (memonradum of understanding / MoU). The cooperation agreement covers the ownership and management of the ship.


PT Pertamina International Shipping (PIS)

Pertamina Logistics, Supply Chain and Infrastructure Director Gandhi Sriwidodo said the collaboration with NYK was related to ship management. Because the shipping business in question is for oil transportation abroad. This is because NYK has large size vessels, around 17,500-120 thousand metric tons.

"If we have a need, and they have it too, can work together. This is just as needed, "he said in Jakarta. This international oil trading can be from Saudi Arabia to the Philippines or Singapore, and other destinations.

Gandhi added that this collaboration was the beginning of the independence of PT PIS as a subsidiary of Pertamina engaged in the energy transportation business. According to him in the future PT PIS must have good ship management and its own shipping fleet to support Pertamina's overall business activities.

"This collaboration can also be a place to share knowledge and experience on how to have professional ship management," he said.

In his official statement, President Director of PT PIS Tafkir explained, this collaboration was carried out with the main consideration to increase added value creation for the company so as to increase the capabilities and capabilities of PT PIS in ship management.

"We consider NYK to be a suitable partner and meet the requirements for our needs. This is a shortcut for us. "The partnership strategy will make us a world-class company as expected by Pertamina's stakeholders and top management," said Tafkir.

Not only in terms of ship management, PT PIS and NYK will also collaborate in the field of liquefied natural gas / LNG projects, such as the Floating Storage and Regasification Unit / FSRU facility and other projects. Meanwhile, Chief Executive of Energy of the Japanese NYK Division Akira Kono said the signing of the MoU would strengthen the fabric of cooperation and become a trigger for other cooperation in the future, particularly in the field of energy transportation.

"We believe, we can provide a reliable shipping service for Pertamina's growth," he said.

At present, explained Gandhi, vessels owned by Pertamina are still around 30% of the total fleet. The ownership of this ship is in accordance with developments to meet the needs of fuel oil (BBM) and domestic crude oil. With the company began to buy crude oil owned by oil and gas companies operating in Indonesia, the needs of the company's vessels are also increasing.

"If crude (crude oil) must be transported, ship needs will automatically increase. Previously, domestic crude was exported, now it is bought, "said Gandhi.

It targets, in 2026, ownership of this ship will rise to 50% and adjusted to budget requirements. According to him, the vessels used for transportation of fuel and crude oil do not have to be entirely owned by the company.

"The 50% target is Pertamina's control, whether equity or cooperation with the concept of BOT (Built, Operate, Transfer)," he added.

IN INDONESIA

Perkuat Bisnis Pengapalan, Pertamina Gandeng Perusahaan Jepang


PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan perusahaan pengapalan tertua dan terbesar di dunia asal Jepang, yakni Nippon Yusen Kaisha (NYK), untuk memperkuat bisnis pengapalan minyak internasionalnya. PT Pertamina International Shipping (PIS), anak usaha Pertamina, dan NYK telah menandatangani nota kesepahaman (memonradum of understanding/MoU). Penjanjian kerja sama meliputi kepemilikan sekaligus pengelolaan kapal. 
Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo mengatakan, kerja sama dengan NYK ini terkait manajemen kapal. Pasalnya, bisnis pengapalan yang dimaksud yakni untuk pengangkutan minyak di luar negeri. Hal ini mengingat NYK memiliki kapal ukuran besar, sekitar 17.500-120 ribu metrik ton.

“Kalau kami ada kebutuhan, dan mereka punya juga, bisa kerja sama. Ini sesuai kebutuhan saja,” kata dia di Jakarta. Trading minyak internasional ini bisa dari Arab saudi ke Filipina atau Singapura, dan tujuan lain.

Gandhi menambahkan kerja sama ini merupakan awal dari kemandirian PT PIS sebagai anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bisnis transportasi energi. Menurutnya ke depannya PT PIS harus memiliki manajemen kapal yang baik serta armada perkapalan sendiri untuk mendukung aktivitas bisnis Pertamina secara keseluruhan.

“Kolaborasi ini juga bisa menjadi tempat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana memiliki ship management yang profesional,” ujarnya. 

Dalam keterangan resminya, Presiden Direktur PT PIS Tafkir menjelaskan, kolaborasi ini dilakukan dengan pertimbangan utama untuk meningkatkan added value creation bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kapabilitas serta kemampuan PT PIS dalam pengelolaan kapal. 

“Kami menilai NYK merupakan calon partner yang cocok dan memenuhi persyaratan untuk kebutuhan kami. Ini adalah shortcut bagi kami. Strategi partnership akan menjadikan kami sebagai salah satu world class company seperti yang diharapkan stakeholders dan top management Pertamina,” jelas Tafkir.

Tidak hanya dalam hal pengelolaan kapal, PT PIS dan NYK juga akan melakukan kerja sama di bidang proyek gas alam cair/LNG, seperti fasilitas Floating Storage and Regasification Unit/FSRU maupun proyek lainnya. Sementara itu, Chief Executive of Energy Divisi NYK Jepang Akira Kono mengatakan, penandatanganan MoU tersebut akan memperkuat jalinan kerja sama serta menjadi pemacu untuk kerja sama lainnya di masa mendatang, khususnya di bidang transportasi energi. 

“Kami percaya, kami dapat memberikan shipping service yang reliable untuk pertumbuhan Pertamina,” ujarnya. 

Saat ini, jelas Gandhi, kapal yang dimiliki Pertamina masih sekitar 30% dari total armada. Kepemilikan kapal ini sesuai dengan perkembangan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah dalam negeri. Dengan perseroan mulai membeli  minyak mentah milik perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia, kebutuhan kapal perseroan juga meningkat.

“Kalau crude (minyak mentah) kan harus diangkut, otomatis kebutuhan kapalnya naik. Kalau dulu crude domestik diekspor, sekarang kan dibeli,” kata Gandhi. 

Pihaknya menargetkan, pada 2026, kepemilikan kapal ini akan naik menjadi 50% dan disesuaikan dengan kebutuhan anggaran. Menurutnya, kapal yang digunakan untuk transpor tasi BBM dan minyak mentah tidak harus seluruhnya dimiliki perusahaan. 

“Target 50% itu itu penguasaan Pertamina, apakah equity atau kerja sama dengan konsep BOT (Built, Operate, Transfer),” tambahnya.

Investor Daily, Page-9, Monday, Dec 2,  2019

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel