google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Old Field Becomes a Challenge - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Friday, November 9, 2018

Old Field Becomes a Challenge



The age of oil fields in Indonesia that are aging or over 25 years is a challenge in an effort to increase oil production. In addition to the application of new technology, efforts to find new reserves on a large scale are very important in an effort to increase domestic production.

This step is to reduce dependence on oil imports which causes a deficit in Indonesia's trade balance. Head of the Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) Amien Sunaryadi said, around 47 percent of oil fields in Indonesia are over 25 years old. The old oil field is naturally down production. This condition is very challenging in an effort to increase oil and gas production in the country.

"Indonesia is rather risky".

There are no new large-scale discoveries. Even if there are, small. Production is less successful so it relies on continuous imports. In fact, the production is down on old wells, the cost (for production) does not decrease, "said Amien in Jakarta.

Based on data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), the average monthly oil production is 771,824 barrels per day or still below the 2018 State Budget target of 800,000 barrels per day. The natural gas production is 7,676 million standard cubic feet per day (MMSCD). That number has exceeded the 2018 State Budget target of 6,720 MMSCFD.

According to Amien, to encourage an increase in Indonesia's oil production, hard work and patience are needed. Indonesian oil engineers must diligently go to the field to examine the appropriate treatment for each field so that oil production can be increased. Furthermore, choosing the right technology to increase production with sufficient funding support.

Commitment

The Senior Vice President of the Upstream Strategic Planning and Performance Evaluation at the Upstream Directorate of PT Pertamina (Persero) Meidawati added that it was committed to trying to find new oil reserves. In fact, when oil prices fell below 30 US dollars per barrel, Pertamina continued to carry out exploration. This year, Pertamina's expenditure in the upstream sector reaches 2.4 billion US dollars.

"Upstream investment depends on the production target to be achieved. "This year we are targeting production of 400,000 barrels per day, while next year the target is 414,000 barrels per day," Meidawati said.

Meanwhile, through a press release, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), a subsidiary of Pertamina, announced an increase in oil and gas production in September 2018 totaling 229,441 barrels of oil equivalent per day (BOEPD). That achievement exceeded the target, which was 224,818 BOEPD.

IN INDONESIAN

Lapangan Tua Menjadi Tantangan


Usia lapangan minyak di Indonesia yang menua atau di atas 25 tahun menjadi tantangan dalam upaya meningkatkan produksi minyak. Selain penerapan teknologi baru, upaya menemukan cadangan baru dalam skala besar sangat penting dalam usaha meningkatkan produksi di dalam negeri.

Langkah ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak yang menyebabkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, sekitar 47 persen lapangan minyak di Indonesia berumur di atas 25 tahun. Lapangan minyak yang tua secara natural produksinya turun. Kondisi tersebut sangat menantang dalam upaya menaikkan produksi minyak dan gas bumi di dalam negeri.

”Indonesia ini agak berisiko".

Penemuan baru berskala besar tidak ada. Kalaupun ada, kecil-kecil. Produksi kurang berhasil sehingga mengandalkan impor terus menerus. Padahal, produksi yang turun pada sumur-sumur tua, ongkosnya (untuk produksi) tidak turun,” kata Amien di Jakarta.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi minyak rata-rata bulanan sebanyak 771.824 barel per hari atau masih di bawah target APBN 2018 yang sebanyak 800.000 barel per hari. Adapun produksi gas bumi 7.676 juta standar kaki kubik per hari (MMSCD). Angka itu sudah melampaui target APBN 2018 yang sebanyak 6.720 MMSCFD.

Menurut Amien, untuk mendorong peningkatan produksi minyak Indonesia, diperlukan kerja keras dan ketelatenan. Para insinyur minyak Indonesia harus rajin turun ke lapangan untuk meneliti perlakuan yang tepat terhadap setiap lapangan agar produksi minyak dapat ditingkatkan. Selanjutnya, memilih teknologi yang tepat untuk menaikkan produksi dengan dukungan pendanaan yang cukup.

Komitmen

Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Performance Evaluation pada Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) Meidawati menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk berupaya menemukan cadangan minyak baru. Bahkan, pada saat harga minyak jatuh di bawah 30 dollar AS per barel, Pertamina tetap melaksanakan eksplorasi. Tahun ini, belanja Pertamina di sektor hulu mencapai 2,4 miliar dollar AS.

”Investasi hulu bergantung pada target produksi yang hendak dicapai. Tahun ini kami menargetkan produksi 400.000 barel per hari, sedangkan tahun depan targetnya 414.000 barel per hari,” ujar Meidawati.

Sementara itu, melalui siaran pers, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina, mengumumkan kenaikan produksi minyak dan gas bumi pada September 2018 sebanyak 229.441 barel setara minyak per hari (BOEPD). Capaian itu melampaui target, yakni sebanyak 224.818 BOEPD.

Kompas, Page-13, Thursday, Nov 8, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel