google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Starts Search Partners RDMP Balikpapan Plant - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Tuesday, June 26, 2018

Pertamina Starts Search Partners RDMP Balikpapan Plant



PT Pertamina (Persero) stated that the project construction of the refinery, both the new unit construction and the upgrading of the Iama unit, is still running as planned. In fact, Pertamina is now looking for partners to work on upgrading project of Balikpapan Refinery. The government's policy of reassigning Premium sales in Java does not disrupt this refinery project.

As is known, to date, an additional 571 retail outlets have re-sold Premium, so there are about 2,000 gas stations that provide Premium. Whereas on the other hand, Pertamina is now building a new refinery and refine the old refinery so it can produce fuel oil (BBM) at least Euro 4 standard. While Premium is a standard fuel Euro 2.

Nicke Widyawati

Pertamina Managing Director Nicke Widyawati said that the company will not change the plan to build refineries, although Premium is mandated to be sold in Java, Madura and Bali. All refineries will still produce quality BBM Euro 4, even Euro 5.

"Other products are still needed, yesterday (consumption) Pertamax is also high increase. So there is still demand, because the new cars are now fueled at least Euro 4, "She said in Jakarta.

Even it is now starting to look for partners to work on repair Balikpapan Refinery. The Company has established informal communication from several companies that expressed interest in participating in the development of the Balikpapan refinery. Cooperation with other companies is Pertamina's strategy to work on projects that require substantial funds. Pertamina party has started market sounding in order to find partners for this Balikpapan Refinery Project.

"Already begun. So the target we expect this year (already got partners), "said Nicke.

Parallel, the company will begin construction of Balikpapan Plantation Project Phase I this year. The development of the Balikpapan refinery starts in 2017 and is done in two stages. The Phase I work on this project is targeted to be completed in 2021. The Balikpapan I Phase I RDMP is targeted to be completed by 2021. At that time, Balikpapan Refinery capacity will increase by 100 thousand bpd to 350 thousand bpd.

For information, Pertamina is working on six refinery projects at once, both new units as well as capacity and quality improvement from its refineries
there is. Construction of two new units in Tuban, East Java and Bontang, East Kalimantan. While repairing four existing refineries in Balongan, West Java; Balikpapan, East Kalimantan; Dumai, Riau; and Cilacap, Central Java. Funds needed to complete the project this is very big, which is about US $ 30 billion.

Once the Balikpapan Phase I Plant is completed, Pertamina's refinery capacity will increase to 1.1 million bpd. Next, in 2023, RDMP and Cilacap Refinery Balongan refinery is targeted to complete and increase the total refinery capacity to 1.3 million bpd. In 2024, the Tuban Grass Root Refinery (GRR) Project and the Dumai Refinery RDMP are scheduled to be completed so that the refinery capacity will increase to 1.7 million bpd. Finally in 2025, GRR Bontang and RDMP Refinery of Balikpapan Phase II will be completed and Pertamina refinery capacity increased to 2 million bpd.

To Euro 4

Vice President of Corporate Communications Pertamina Adiatma Sardjito added, pihknya has made a step to implement the marketing of Euro Euro 4 fuel. This is not only related to the development of refineries only. Currently, even though the refinery project has not been fully completed, the company has been producing fuel equivalent to Euro 4, namely Pertamax Turbo.

One of Pertamina's efforts is to prepare intermediate products that bridge the change from Euro 2 to Euro 4, namely Pertalite. "Step there is Ron 88 (Premium), to Pertalite, and to Pertamax. Pertalite is not the final goal, but Pertamax Euro 4, "he said.

This is important because there are not many countries that use BBM Euro 2. Besides Indonesia, only Egypt, Russia, and North Korea which still consume BBM Euro 2. In fact, from the circumference side, the impact of the use of fuel Euro 2 is not good. The reason, sulfur content become one of the two different types of fuel

"So the fuel specification is RON, CO (carbon monoxide), HO (hydrogen monoxide), fuel point, and the dominant damaging environment is sulfur. Euro 4 is one of them sulfur should be below 50 ppm (part per million), "said Adiatma.

Currently, the production of Pertamax Turbo RON 95 from Balongan Refinery is called 9,500 kiloliters (KL). This supply is sufficient to supply 329 gas stations in DKI, West Java, and Banten. However, there are actually about 790 retail outlets selling Pertamax Turbo. Pertamina's Euro 4 equivalent fuel supply will increase after the Cilacap Blue Sky Project is completed by the end of this year.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar affirmed that the policy of premium provision throughout Indonesia is a Premium instruction. Nevertheless, it is now studying what kind of strategy so that this policy does not interfere with existing Pertamax consumption trends.

"As we look at it, learn what kind of forward strategy to avoid having to rewind Pertamax," he said.

So far the government's policy is to ensure the availability of Premium and fuel prices will not rise until the end of the year. For information, the Regulation of the Minister of Environment and Forestry No. 20 of 2017 mandates the application of Euro 4 Euro fuel emission standards on motor vehicles being produced no later than one year and six months after the rules apply to gasoline-fueled vehicles, CNG and LPG. Meanwhile, for motor vehicles fueled diesel Euro 4 relatively long, ie four years. Ministerial Regulation of LHK 20/2017 is valid from 7 April 2017.

IN INDONESIA

Pertamina Mulai Cari Mitra Garap RDMP Kilang Balikpapan


PT Pertamina (Persero) menyatakan pengerjaan proyek Kilang baik pembangunan unit baru maupun upgrading unit Iama, tetap berjalan sesuai dengan rencana. Bahkan, Pertamina kini sedang mencari mitra untuk menggarap proyek upgrading Kilang Balikpapan. Kebijakan pemerintah menugaskan kembali penjualan Premium di Jawa tidak mengganggu proyek kilang ini.

Seperti diketahui, hingga saat ini, tambahan 571 SPBU telah kembali menjual Premium, sehingga terdapat sekitar 2.000 SPBU yang menyediakan Premium. Padahal di sisi lain, Pertamina kini sedang membangun kilang baru dan memperbaiki kilang lama sehingga dapat menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) minimal standar Euro 4. Sementara Premium merupakan BBM standar Euro 2.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, pihaknya tidak akan mengubah rencana pembangunan kilang yang telah dibuat, meski Premium diamanatkan untuk kembali dijual di Jawa, Madura, dan Bali. Seluruh kilang nantinya tetap akan menghasilkan BBM kualitas Euro 4, bahkan Euro 5.

“Produk lain kan masih diperlukan, kemarin (konsumsi) Pertamax juga peningkatannya tinggi. Jadi tetap demand ada, karena mobil-mobil baru sekarang bahan bakarnya minimal Euro 4,” kata Nicke di Jakarta.

Bahkan pihaknya kini sudah mulai mencari mitra untuk menggarap perbaikan Kilang Balikpapan. Perseroan sudah menjalin komunikasi informal dari beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya ikut dalam pengembangan kilang Balikpapan. Kerja sama dengan perusahaan lain merupakan strategi Pertamina untuk menggarap proyek yang membutuhkan dana besar. Pihak Pertamina sudah memulai market sounding dalam rangka mencari mitra untuk Proyek Kilang Balikpapan ini.

“Sudah mulai. Jadi targetnya kami harapkan tahun ini (sudah mendapat mitra) ,” tutur Nicke.

Paralel, perseroan bakal mulai konstruksi Proyek Kilang Balikpapan Tahap I pada tahun ini. Pengembangan kilang Balikpapan dimulai sejak tahun 2017 dan dikerjakan dalam dua tahap. Pengerjaan Tahap I proyek ini ditargetkan rampung pada 2021. RDMP Kilang Balikpapan Tahap I ditargetkan selesai pada 2021. Pada saat itu, kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah sebesar 100 ribu bph menjadi 350 ribu bph.

Sebagai informasi, Pertamina mengerjakan enam proyek kilang sekaligus, baik unit baru maupun peningkatan kapasitas dan kualitas dari kilang yang ada. Pembangunan dua unit baru yakni di Tuban, Jawa Timur dan Bontang, Kalimantan Timur. Sementara perbaikan empat kilang eksisting yang tersebar
di Balongan, Jawa Barat; Balikpapan, Kalimantan Timur; Dumai, Riau; serta Cilacap, Jawa Tengah. Dana yang dibutuhkan untuk merampungkan proyek ini sangat besar, yakni sekitar US$ 30 miliar.

Begitu Kilang Balikpapan Tahap I selesai, kapasitas kilang Pertamina akan naik menjadi 1,1 juta bph. Berikutnya, pada 2023, RDMP Kilang Cilacap dan Kilang Balongan ditargetkan selesai dan meningkatkan total kapasitas kilang menjadi 1,3 juta bph. Pada 2024, Proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban dan RDMP Kilang Dumai dijadwalkan rampung sehingga kapasitas kilang naik menjadi 1,7 juta bph. Terakhir pada 2025, GRR Bontang dan RDMP Kilang Balikpapan Tahap II bakal selesai dan kapasitas kilang Pertamina meningkat mencapai 2 juta bph.

Menuju Euro 4

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito menambahkan, pihknya telah menyusun langkah untuk menerapkan pemasaran BBM Standar Euro 4. Hal ini tidak hanya terkait pembangunan kilang saja. Saat ini pun, meski proyek kilang belum seluruhnya rampung, perseroan telah memproduksi BBM dengan standar setara Euro 4, yakni Pertamax Turbo.

Salah satu yang dilakukan Pertamina adalah menyiapkan produk antara yang menjembatani perubahan dari Euro 2 ke Euro 4, yakni Pertalite. “Step-nya ada Ron 88 (Premium), ke Pertalite, dan ke Pertamax. Pertalite bukan tujuan akhir, tetapi Pertamax Euro 4,” ujar dia.

Hal ini dinilainya penting karena tidak banyak lagi negara yang menggunakan BBM Euro 2. Selain Indonesia, hanya Mesir, Rusia, dan Korea Utara yang masih mengonsumsi BBM Euro 2. Padahal, dari sisi lingkimgan, dampak dari pemakaian BBM Euro 2 ini tidak bagus. Pasalnya, kandungan sulfur
menjadi salah satu pembeda dua jenis BBM  

“Jadi bahan bakar itu spesifikasinya ada RON, CO (karbon monoksida), HO (hidrogen monoksida), titik bakar, dan yang dominan merusak lingkungan adalah sulfur. Euro 4 itu salah satunya sulfur harus di bawah 50 ppm (part per million),” jelas Adiatma.

Saat ini, produksi Pertamax Turbo RON 95 dari Kilang Balongan disebutnya sebesar 9.500 kiloliter (KL). Pasokan ini cukup untuk menyuplai 329 SPBU di DKI, Jawa Barat, dan Banten. Meski demikian, sebenarnya telah ada sekitar 790 SPBU yang menjual Pertamax Turbo. Pasokan BBM setara Euro 4 Pertamina akan bertambah setelah Proyek Langit Biru Kilang Cilacap selesai pada akhir tahun ini.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menegaskan kebijakan penyediaan Premium di seluruh Indonesia merupakan instruksi Premium. Meski demikian, pihaknya kini sedang mempelajari seperti apa strateginya agar kebijakan ini tidak mengganggu tren konsumsi Pertamax yang telah ada.

“Sedang kami cermati, pelajari strateginya ke depan seperti apa supaya tidak memundurkan Pertamax,” kata dia. 

Sejauh ini kebijakan pemerintah adalah menjamin ketersediaan Premium dan harga BBM tidak akan naik sampai akhir tahun. Sebagai informasi, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 mengamanatkan penerapan standar emisi BBM Euro 4 pada kendaraan bermotor yang sedang diproduksi paling lambat satu tahun enam bulan sejak aturan berlaku untuk kendaraan bermotor berbahan bakar bensin, CNG dan LPG.

Sementara, untuk kendaraan bermotor berbahan bakar diesel Euro 4 relatif panjang, yaitu empat tahun. Peraturan Menteri LHK 20/2017 ini berlaku sejak 7 April 2017.

Investor Daily, Page-9, Monday, June 25, 2018.

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel