google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Dug New Wells in Subang - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Tuesday, February 27, 2018

Pertamina Dug New Wells in Subang



    PT Pertamina EP began to explore the field or Work Area (WA) Jatiasri-9 (Jas-9) in Subang, West Java. Oil wells being extracted by PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) have the potential to increase Pertamina's oil production. Jas-9 field manager Reza Yudha Pramono said the company could not yet target the amount of oil production in the
Work Area (WA).

"However, this
Work Area (WA) has the potential to produce 300 barrels per day," Reza said when met in Jas-9 field.

    He explained that the drilling and exploration process in the location is quite complicated because it must think about the position of drilling points adjacent to highways and houses. According to him, at the expected point, there is an oil source near the highway. However, the installation of drilling rigs is not placed near public roads.

"Because there are roads and rice fields, we put (drilling rig) if drawn a straight line about 500 meters to get there (the point that there is an estimated oil source)," said Reza.

    Given these conditions, Reza said, the pipes used in the drilling to winding up to the point where the estimated source of oil. Every 30 meters of pipes, continued Reza, there is a slope of up to one degree to reach the point of potential oil source. Project Manager PDSI Java-Eastern Indonesia Region, Komedy, said it plans to add a cyber rig that is currently also used in Jas-9 field.

 

 Cyber Rig

"In 2018 it plans to add three units of 1,500 HP and three 1,000-powered mobile units," said Komedi.

    Earlier, in 2011, PDSI began purchasing computer-based drilling rigs as it was safer and easier to use. The investment value of one cyber rig equipment worth 29 million US dollars. Investment rig is done gradually every time there is an expolation. Currently, PDSI has 10 units of cyber rigs.

    Komedy explains, of the 10 rig cyber owned by PDSI, all used for exploitation, exploration, and production in a number of locations. Some are placed in Java, Sumatra, Kalimantan, and southern Sumatra. Komedy explains the 10 cyber rigs are different drilling tools with the newfangled manual.

"These devices are operated and controlled accurately with computer systems," says Komedy.

    He revealed that PDSI started using a cyber-55 rig in
Work Area (WA) Jatiasri-9 since December 30, 2017. Komedy asserts, the drilling rig is not the only one that PDSI currently has to explore the potential field. According to him, PDSI has started buying and using computer-based drilling rigs since 2011.

"The one we use right now in Jas-9 field is one of 10 cyber rigs owned by PDSI," said Komedi.
   
    Komedy rate cyber rig made in the United States was indeed very in demand because it is superior to the manual type. Operation is even already using the touch screen and one monitor can control all existing equipment. In addition, cyber rigs can also provide information based on drilling activities conducted with alarm and warning systems.

"This rig has a maximum setting system, just one person operated with the support of five 500 volt engine generator set," said Komedy.

    He made sure, out of a total of 10 cyber rigs owned by PDSI, they never stopped to work on various exploration projects. Currently, there are four units operated in Java Island, three for geothermal projects, and three in Aceh.

IN INDONESIA

Pertamina Gali Sumur Baru di Subang


    PT Pertamina EP mulai mengeksplorasi lapangan atau Wilayah Kerja (WK) Jatiasri-9 (Jas-9) di Subang, Jawa Barat. Sumur minyak yang sedang digali PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) berpotensi menambah produksi minyak Pertamina. Manajer lapangan Jas-9 Reza Yudha Pramono mengatakan, perusahaan belum bisa menargetkan jumlah produksi minyak di WK tersebut.

"Akan tetapi, WK ini berpotensi menghasilkan rninyak 300 barel per hari," kata Reza saat ditemui di lapangan Jas-9.

    Dia menjelaskan, proses pengeboran dan eksplorasi di lokasi tersebut cukup rumit karena harus memikirkan posisi titik pengeboran yang berdekatan dengan jalan raya dan rumah penduduk. Menurut dia, di titik yang diperkirakan, terdapat sumber minyak yang berada di dekat jalan raya. Meskipun begitu, pemasangan rig pengeboran tidak ditempatkan dekat jalan raya yang menjadi fasilitas masyarakat.

"Karena ada jalan raya dan sawah, kami pasang (rig pengeboran) jika ditarik garis lurus sekitar 500 meter ke sana (titik yang diperkirakan ada sumber minyak)," ungkap Reza.

    Dengan adanya kondisi tersebut, Reza menuturkan, pipa yang digunakan dalam pengeboran tersebut berbelok-belok hingga sampai ke titik perkiraan terdapatnya sumber minyak. Setiap 30 meter pipa, lanjut Reza, ada kemiringan hingga satu derajat untuk mencapai titik potensi sumber minyak.

    Project Manager PDSI Jawa-Kawasan Timur Indonesia, Komedi, mengatakan, pihaknya berencana menambah rig cyber yang saat ini juga dipakai di lapangan Jas-9.

"Tahun 2018 rencananya akan menambah tiga unit berkekuatan 1.500 HP dan tiga unit berkekuatan 1.000 HP," kata Komedi.

    Sebelumnya, pada 2011, PDSI mulai membeli rig pengeboran berbasis komputer itu karena lebih aman dan mudah digunakan. Nilai investasi satu peralatan rig cyber senilai 29 juta dolar AS. Investasi rig dilakukan bertahap setiap kali ada ekspolarasi. Saat ini, PDSI memiliki 10 unit rig cyber.

    Komedi menjelaskan, dari 10 rig cyber milik PDSI, semuanya digunakan untuk eksploitasi, eksplorasi, dan produksi di sejumlah lokasi. Beberapa di antaranya ditempatkan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sumatra bagian selatan. Komedi menjelaskan 10 rig cyber merupakan alat pengeboran yang berbeda dengan yang bermodel manual.

"Alat ini dioperasikan dan dikontrol secara akurat dengan sistem komputer," kata Komedi.

    Dia mengungkapkan, PDSI mulai menggunakan rig cyber-55 di WK Jatiasri-9 sejak 30 Desember 2017. Komedi menegaskan, rig pengeboran tersebut bukan menjadi satu-satunya yang dimiliki PDSI saat ini untuk mengeksplorasi lapangan berpotensi. Menurut dia, PDSI sudah mulai membeli dan menggunakan rig pengeboran berbasis komputer sejak 2011.

"Yang kami gunakan saat ini di lapangan Jas-9 merupakan satu dari 10 rig cyber yang dimiliki PDSI," kata Komedi.

    Komedi menilai rig cyber buatan Amerika Serikat itu memang sangat diminati karena lebih unggul dibandingkan tipe manualnya. Pengoperasiannya bahkan sudah menggunakan layar sentuh dan satu monitor bisa mengontrol semua peralatan yang ada. Selain itu, rig cyber juga bisa memberikan informasi berdasarkan aktivitas pengeboran yang dilakukan dengan sistem alarm dan peringatan.

"Rig ini memiliki sistem pengaturan yang maksimal, cukup dioperasikan satu orang dengan dukungan lima mesin genset berkekuatan 500 volt," tutur Komedi.

    Dia memastikan, dari total 10 rig cyber yang dimiliki PDSI, semuanya tidak pernah berhenti untuk menggarap berbagai proyek eksplorasi. Saat ini, terdapat empat unit yang dioperasikan di Pulau Jawa, tiga untuk proyek panas bumi, dan tiga unit di Aceh.

Republika, Page-6, Saturday, Feb 3, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel