google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 East Kalimantan Block and Attaka Cancel Auctioned - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Thursday, February 8, 2018

East Kalimantan Block and Attaka Cancel Auctioned



    The government declared that the two expired blocks of East Kalimantan and Attaka were canceled. This is because PT Pertamina is interested in managing these two blocks integrated with the Mahakam Block.

    Secretary General concurrently Acting Director General of Oil and Gas of the Ministry of Energy and Mineral Resources Ego Syahrial said initially, Pertamina is worried about managing these two oil and gas blocks because there are substantial abandonment and site restoration (ASR) burden. But if it is integrated with the Mahakam block, the management of these two blocks can be economical.

"Pertamina must count eight blocks as a whole, not case by case. Initially Pertamina was afraid to manage East Kalimantan Block and Attaka because it was charged ASR funds, but now it would be economical to see it comprehensive, "he said.

    As is known, the government has commissioned the management of eight blocks that ended its contract this year to Pertamina. Of the eight blocks, Pertamina is assured of obtaining the rights of the North Sumatera Offshore Block and Central Block management, as it will be combined with the blocks currently owned by Pertamina.

    Meanwhile, East Kalimantan and Attaka Blocks will be offered by the government to investors in an auction held earlier this year. This has to be done after Pertamina and the existing contractor declared no interest working on it.

    For the remaining four blocks, Pertamina must compete with existing contractors because the government wants the best proposal proposed development plan. These four blocks are Tuban Block, Ogan Komering, South East Sumatera, and Sanga-Sanga. Ogan Komering Block is currently managed by Pertamina with Talisman, while the Tuban Block is managed by Petrochina East Java with Pertamina. Then, the South East Sumatera Block was done by CNOOC and Sanga-Sanga Block by Vico Indonesia.

    Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam is reluctant to specify which blocks are of interest to be managed.

"We talked about eight working areas as a whole, not one by one," he said.

    Earlier this week, his office had sent a letter to the ESDM Ministry related to the eight termination blocks. This letter is said to be related to the management of future termination blocks. In addition, the letter does not address the right to match rights offered to the company.

    Right to match or match the existing contractor's offer given by the government in order to obtain the right of termination block management. This is to ensure the country gets the best offer, so the state revenue from the block is not reduced. 

     The government is targeting the new termination block contract to be signed at the beginning of this year. It is recalled that some blocks will expire in February. Precisely, the Tuban Block will end its contract on February 23, 2018 and Ogan Komering on February 28, 2018.

IN INDONESIA

Blok East Kalimantan dan Attaka Batal Dilelang


    Pemerintah menyatakan bahwa dua blok yang habis kontraknya yaitu East Kalimantan dan Attaka batal dilelang. Hal ini karena PT Pertamina berminat mengelola dua blok ini terintegrasi dengan Blok Mahakam.

    Sekretaris Jenderal merangkap Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, awalnya, Pertamina khawatir mengelola dua blok migas ini karena ada beban dana pascatambang (abandonment and site restoration/ASR) yang cukup besar. Namun jika diintegrasikan dengan Blok Mahakam, pengelolaan kedua blok ini bisa ekonomis.

“Pertamina harus hitung delapan blok secara keseluruhan, bukan case by case. Awalnya Pertamina takut mengelola Blok East Kalimantan dan Attaka karena dibebankan dana ASR, tetapi sekarang akan ekonomis kalau lihatnya komprehensif,” kata dia.

    Seperti diketahui, pemerintah telah menugaskan pengelolaan delapan blok yang berakhir kontraknya pada tahun ini kepada Pertamina. Dari delapan blok itu, Pertamina dipastikan memperoleh hak pengelolaan Blok North Sumatera Offshore dan Blok Tengah, karena akan digabungkan pengelolaannya dengan blok yang saat ini dimiliki Pertamina.

    Sementara Blok East Kalimantan dan Attaka sempat akan ditawarkan pemerintah kepada investor dalam lelang yang digelar awal tahun ini. Hal ini terpaksa dilakukan setelah Pertamina dan kontraktor eksisting menyatakan tidak berminat
menggarapnya.

    Untuk sisa empat blok lainnya, Pertamina harus bersaing dengan kontraktor eksisting karena pemerintah menginginkan tawaran proposal rencana pengembangan yang terbaik. Keempat blok ini adalah Blok Tuban, Ogan Komering, South East Sumatera, dan Sanga-Sanga. Blok Ogan Komering saat ini dikelola Pertamina bersama Talisman, sernentara Blok Tuban digarap Petrochina East Java bersama Pertamina. Kemudian, Blok South East Sumatera dikerjakan oleh CNOOC dan Blok Sanga-Sanga oleh Vico Indonesia.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam enggan merinci blok mana saja yang diminati untuk dikelola.

“Kami bicaranya delapan wilayah kerja secara keseluruhan, tidak satu per satu,” tutur dia.

    Sebelumnya, pada awal pekan ini, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM terkait delapan blok terminasi tersebut. Surat ini disebutnya terkait dengan pengelolaan blok-blok terminasi ke depannya. Selain itu, surat tersebut tidak membahas soal hak right to match yang ditawarkan ke perseroan.

    Hak right to match atau menyamai tawaran kontraktor eksisting diberikan pemerintah agar bisa memperoleh hak pengelolaan blok terminasi. Hal ini untuk memastikan negara mendapat penawaran terbaik, sehingga pendapatan negara dari blok tersebut tidak berkurang. 

    Pemerintah menargetkan kontrak baru blok terminasi ini bisa diteken pada awal tahun ini. Hal ini mengingat, beberapa blok akan berakhir kontraknya pada Februari. Tepatnya, Blok Tuban akan berakhir kontraknya pada 23 Februari 2018 dan Ogan Komering pada 28 Februari 2018.

Investor Daily, Page-9, Friday, Jan 26, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel