google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Indonesia-China Increases Energy Sector Cooperation - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Monday, November 20, 2017

Indonesia-China Increases Energy Sector Cooperation



Indonesia and China agreed to increase cooperation in mining, electricity, oil and gas and renewable energy (EBT) sectors.

The agreement was marked by a memorandum of understanding signed by Energy and Mineral Resources Minister Ignasius Jonan and Administrator National Energy Administration (NEA) of the People's Republic of China, Nur Bekri. The signing took place at The 5th Indonesia-China Energy Forum (ICEF) in Jakarta, Monday (13/11).

The event was attended by representatives from governments of both countries, 96 companies from China and 40 from Indonesia. Jonan said the signed MoU is a legal protection in the promotion of cooperation. He expects the real results of the working group discussion and can be implemented immediately.

"I believe in increasing cooperation will result in each country and business entity equally profitable," said Jonan in Jakarta, Monday (13/11).

Jonan said in the last year the company originated from China has not seen the potential of EBT in Indonesia. Jonan calls most European countries, the United States and Japan are working on that potential. Whereas the Government of Indonesia has a target energy mix in power plants and vehicles up to 25% in 2025.

Jonan also said the Government of Indonesia welcomes if achieved study and cooperation in the field of EBT. On that occasion, Jonan expressed his appreciation for the Chinese company working on the power plant.

The Indonesian government has launched a 35,000 megawatt (MW) electricity program. Steam power plant (PLTU) and PLTU Mulut Tambang is also expected to be cultivated by investors from the Bamboo Curtain country.

"We are also grateful for the role of Chinese companies that build and invest in the field of Electric Power. Especially the construction of Java 7 power plant visited by Mr. Nur bekri Monday (13/11), it's very competitive tariff, "he said.

Furthermore, the former Minister of Transportation revealed that the Government of Indonesia continues to improve the regulations including in the oil and gas sector. Therefore, he encouraged Chinese companies in upstream oil and gas to be more actively invested in the country. Jonan even mentioned that a Chinese company is interested in partnering with PT Pertamina in working on the Bontang refinery project in East Kalimantan.

The investment of the refinery project with a capacity of 300 thousand barrels per day is estimated at US $ 8 billion. Unfortunately Jonan did not mention the name of the company. He hands the partnership partnership on a business-to-business basis.

"At the moment we know a Chinese company is discussing there is cooperation with Pertamina for the construction of Grass Root refinery in Bontang," he said.

IN INDONESIA

Indonesia-Tiongkok Tingkatkan Kerjasama Sektor Energi


Indonesia dan Tiongkok sepakat meningkatkan kerjasama di sektor pertambangan, kelistrikan, minyak dan gas bumi serta energi baru terbarukan (EBT). Kesepakatan itu ditandai dengan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Administrator National Energy Administration (NEA) Republik Rakyat Tiongkok Nur Bekri. Penandatanganan itu berlangsung pada acara The 5th Indonesia-China Energy Forum (ICEF) di Jakarta, Senin (13/11).

Dalam acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah kedua negara, 96 perusahaan asal Tiongkok dan 40 dari Indonesia.  Jonan mengatakan MoU yang ditandatangani tersebut merupakan perlindungan hukum dalam peningkatan kerjasama. Dia mengharapkan hasil nyata dari working group discussion serta bisa segera diimplementasikan.

“Saya percaya dalam peningkatan kerja sama akan menghasilkan masing-masing negara dan badan usaha sama-sama menguntungkan,” kata Jonan di Jakarta, Senin (13/11).

Jonan menuturkan dalam satu tahun terakhir perusahaan yang berasal dari Tiongkok ini belum melihat potensi EBT di Indonesia. Jonan menyebut kebanyakan negara Eropa, Amerika Serikat maupun Jepang yang menggarap potensi tersebut. Padahal Pemerintah Indonesia memiliki target bauran energi di pembangkit listrik dan kendaraan hingga 25% di 2025. 

Jonan pun bilang Pemerintah Indonesia menyambut baik bila tercapai studi dan kerjasama di bidang EBT. Dalam kesempatan itu Jonan menyampaikan apresiasi terhadap perusahaan Tiongkok yang menggarap pembangkit listrik. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program listrik 35.000 megawatt (MW). Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan PLTU Mulut Tambang diharapkan juga bakal digarap oleh investor yang berasal dari Negeri Tirai Bambu.

“Kami juga berterima kasih peranan perusahaan Tiongkok yang membangun dan berinvestasi dibidang Ketenagalistrikan. Terutama pembangunan PLTU Jawa 7 yang dikunjungi bapak Nur bekri Senin (13/11), itu tarifnya sangat kompetitif,” ujarnya.

Lebih lanjut mantan Menteri Perhubungan itu mengungkapkan Pemerintah Indonesia terus memperbaiki peraturan termasuk di sektor migas. Oleh sebab itu dia mendorong perusahaan Tiongkok di hulu migas lebih aktif berinvestasi di tanah air. Bahkan Jonan menyebut ada perusahaan asal Tiongkok tertarik bermitra dengan PT Pertamina dalam menggarap proyek kilang Bontang, Kalimantan Timur. 

Adapun investasi proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari tersebut diperkirakan mencapai US$ 8 miliar. Sayangnya Jonan tidak menyebut nama perusahaan tersebut. Dia menyerahkan kerjasama kemitraan itu secara bisnis (business to business).

“Pada saat ini yang kami tahu sebuah perusahaan Tiongkok sedang diskusikan ada kerjasama dengan Pertamina untuk pembangunan Grass Root refinery di Bontang,” ujarnya.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, Nov 14, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel