google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Dumai Refinery Crude Oil Supply Secured - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Tuesday, October 24, 2017

Dumai Refinery Crude Oil Supply Secured



PT Pertamina ensures the supply of crude oil for Pertamina Refinery Unit II Dumai is still safe although it can not be ascertained when the unit repair is implemented. After the construction of a new tank, the Dumai Refinery is now getting oil from the Cepu Block-up to 72 thousand barrels per day (bpd).

General Manager of Pertamina Refinery Unit II Refinery Dumai Otto Gerentaka said initially, the supply of crude oil to the Dumai Refinery only relies on the supply from oil and gas fields managed by PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).

Specifically, oil supplies from Minas Field up to 85% and Duri Field 15%. However, oil production from these two fields continues to fall. However, the company has made the supply of crude oil to Dumai Refinery to be open acces by adding storage tanks. Previously, crude oil into the refinery only rely on pipelines only.

"Therefore, it is open access so we can receive many from Pertamina itself, one of them is Banyu Urip oil," he said during a visit to Pertamina Refinery Unit II Production of Pakning River, last weekend.

Now, oil supplies from Chevron's oil and gas fields are reduced to 50% of the total capacity of 175,000 bpd. While the rest, Dumai Refinery got Banyu Urip Crude Oil (BUCO) from Banyu Urip Field, Cepu Block managed by Pertamina with ExxonMobil Cepu Limited.

"Maximum we can process 50% Banyu Urip oil and 50% SLC (Sumatra Light Crude) from Chevron field," he said.

For products produced by Dumai Refinery, it is still dominated by diesel, reaching 80%. This is because according to the initial design, this refinery serves as a hydrocracker with solar products. Meanwhile, to produce gasoline such as Premium or Pertamax, the refinery needs to be equipped with residual fluid catalytic cracking unit (RFCC).

"In the future, will be developed (RFCC) here, developed lastly with RDMP (refinery development program), maybe in 2021-2022 will be installed RFCC," explained Otto.

Pertamina Refinery Unit II Dumai refinery consists of two production units, namely Dumai Production Unit with a capacity of 120 thousand bpd and Pakning River 50 thousand bpd. Like the Dumai Unit, "Pakning River Unit also gets the supply of crude oil from Cepu Block. Specifically, the type of oil treated in this unit is SLC 50%, BUCO 40%, and 10%.

Crude oil processing at the Pakning River Refinery only reaches the primary process because it only has a crude dis-trellation unit. The resulting product is dominated by residuals of 18 thousand bpd, then diesel 6,300 bp, kerosene 3,300 bph, and naphta 2,100 bph.

"This Pakning River Unit will be able to produce solar and other products later, the bottomnya [residue] will be brought to Dumai Unit to be processed there," Otto said.

Nationally, Pertamina manages six refineries with a capacity of 1.12 million bpd, including the Dumai Refinery. In addition to Dumai, other units are Plaju Refinery, Sumsel 118 thousand bpd, Cilacap, Central Java 348 thousand bpd, Balikpapan, East Kalimantan 260 thousand bpd, Balongan, West Java 125 thousand bpd, and Kasim, West Papua 10 thousand bpd.

IN INDONESIA

Pasokan Minyak Mentah Kilang  Dumai Dipastikan Aman


PT Pertamina memastikan pasokan minyak mentah untuk Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai masih aman meski belum dapat dipastikan kapan perbaikan unit dilaksanakan. Pasca dibangunnya tangki baru, Kilang Dumai kini mendapat minyak dari Blok Cepu-hingga 72 ribu barel per hari (bph).

General Manager Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai Otto Gerentaka mengatakan, awalnya, pasokan minyak mentah untuk Kilang Dumai hanya mengandalkan pasokan dari lapangan migas yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). 

Rincinya, pasokan minyak dari Lapangan Minas hingga 85% dan Lapangan Duri 15%. Namun, produksi minyak dari dua lapangan ini terus turun. Meski demikian, perseroan telah membuat pasokan minyak mentah ke Kilang Dumai menjadi open acces dengan menambah tangki penyimpanan. Sebelumnya, minyak mentah masuk ke kilang hanya mengandalkan jalur pipa saja. 

“Makanya dibuat open access, sehingga kami bisa banyak terima dari Pertamina sendiri, salah satunya minyak Banyu Urip,” kata dia dalam kunjungan ke Kilang Pertamina Refinery Unit II Production Sungai Pakning, akhir pekan lalu.

Kini, pasokan minyak dari lapangan-lapangan migas milik Chevron berkurang menjadi 50% saja dari total kapasitas 175 ribu bph. Sementara sisanya, Kilang Dumai mendapat minyak jenis Banyu Urip Crude Oil (BUCO) dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dikelola Pertamina bersama ExxonMobil Cepu Limited.

“Maksimum kami bisa mengolah 50% minyak Banyu Urip dan 50% SLC (Sumatra Light Crude) dari lapangan Chevron,” ujarnya.

Untuk produk yang dihasilkan Kilang Dumai, masih didominasi oleh solar yakni mencapai 80%. Hal ini lantaran sesuai desain awal, kilang ini berfungsi sebagai hidrocracker dengan produk berupa solar. Sementara untuk memproduksi bensin seperti Premium atau Pertamax, kilang perlu dilengkapi unit residual fluid catalytic cracking (RFCC).

“Ke depan, akan dikembangkan (RFCC) di sini, dikembangkan terakhir dengan RDMP (refinery development program), mungkin pada 2021-2022 akan dipasang RFCC,” jelas Otto.

Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai terdiri dari dua unit produksi, yaitu Unit Produksi Dumai berkapasitas 120 ribu bph dan Sungai Pakning 50 ribu bph. Sama seperti Unit Dumai,” Unit Sungai Pakning juga mendapat pasokan minyak mentah dari Blok Cepu. Rincinya, jenis minyak yang diolah di unit ini adalah SLC 50%, BUCO 40%, dan 10%.

Pengolahan minyak mentah di Kilang Sungai Pakning hanya sampai pada primary process lantaran hanya memiliki unit pemisahan minyak mentah (crude disstilation unit). Produk yang dihasilkan didominasi oleh residu sebesar 18 ribu bph, kemudian solar 6.300 bph, minyak tanah 3.300 bph, Serta naphta 2.100 bph.

“Unit Sungai Pakning ini nanti bisa menghasilkan produk solar dan lainnya, nanti bottomnya [residu] dibawa ke Unit Dumai untuk diolah di sana,” kata Otto.

Secara nasional, Pertamina mengelola enam kilang dengan kapasitas 1,12 juta bph, termasuk Kilang Dumai. Selain Dumai, unit lainnya yakni Kilang Plaju, Sumsel 118 ribu bph, Cilacap, Jateng 348 ribu bph, Balikpapan, Kaltim 260 ribu bph, Balongan, Jabar 125 ribu bph, dan Kasim, Papua Barat 10 ribu bph.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, October 24, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel