google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Cilacap Project Wait Financial Close Done - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Tuesday, October 24, 2017

Cilacap Project Wait Financial Close Done



Financial close is targeted to be finished November 20, Pertamina Workers Union reject inbreng assets

The oil refinery project in Cilacap in collaboration with Saudi Aramco is still at a dead end. One of the stigma related financial closing project worth US $ 6 billion. In fact, referring to the agreement forming a joint venture between Pertamina and Saudi Aramco was signed since December 22, 2016 "then.

In fact, the Cilacap Refinery Development Master Plan project (RDMP) is actually a measure to modernize the Cilacap refinery to increase production from initially 358,000 bpd to 400,000 bpd.

Deputy of Energy, Logistics, Regions and Tourism Enterprises Ministry of State Owned Enterprises (BUMN), Edwin Hidayat Abdullah stated, the preparation process of construction of refinery development is still in accordance with the schedule and agreement. The settlement of financial problems that had surfaced must be completed no later than 20 November.

"All the issues discussed by the negotiations on November 20 have to be completed, it is a mutual agreement," said Edwin who is also Pertamina Commissioner.

President of the United Pertamina Workers Union Federation (FSPPB), Noviandli said, so far, FSSB has no objection to the formation of a joint venture between Pertamina and Saudi Aramco. Only FSPPB does not agree with project finance that mentions the existence of inbreng Pertamina assets to the joint venture company.

"Because it will harm Pertamina, RDMP assets to be excluded from Pertamina assets which will become JV assets," he said.

Therefore, he asked Pertamina directors to evaluate the cooperation first. Ardhy Mokobombang, Director of Pertamina's Megaproject and Petrochemicals, said that the joint venture between Pertamina and Saudi Aramco will continue. Even in the near future Pertamina and Saudi Aramco will soon sign the Joint Venture Development Agreement (JV DA) Amendment.

"This is for the preparation of Engineering Package or Front End Engineering Design (FEED) which we plan to start at the beginning of next year," he said.

Ardhy further explained while doing various preparations Pertamina construction is also still doing land acquisition.

"The land acquisition is on going, it is expected that the end of the year will be finished," he said.

However, it can not guarantee the commencement of refinery construction to reach the refinery's completion target by 2021.

"We finish one by one first, engineering package first, after that later construction," he said.

For information, Pertamina in this project will have a majority stake of 55%. Foreign investors Saudi Aramco controlled 45 percent. This share distribution is in accordance with the agreement of both companies in the Head Of Agreement
which is signed by the end of 2016.

Cilacap refinery revitalization will increase from 358,000 bpd to 400,000 bpd, processing quality at Cilacap refinery will also grow with the standard of Nelson Complexity Index (NCI) to 9.4 increase rapidly from previously only 4.

IN INDONESIA

Proyek Cilacap Tunggu Financial Close Selesai


Financial close ditargetkan kelar 20 November, Serikat Pekerja Pertamina tolak inbreng aset

Proyek kilang minyak di Cilacap hasil kerjasama dengan Saudi Aramco hingga kini masih menemui jalan buntu. Salah satu yang mengganjal terkait financial closing proyek senilai US$ 6 miliar itu. Padahal, merujuk perjanjian pembentukan joint venture antara Pertamina dan Saudi Aramco itu diteken sejak 22 Desember 2016“ lalu.

Padahal, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap ini sebenarnya menjadi ukuran untuk memodernisasi kilang Cilacap agar produksi bisa bertambah dari awalnya 358.000 bph menjadi 400.000 bph.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Edwin Hidayat Abdullah menyatakan, proses persiapan konstruksi pengembangan kilang itu masih sesuai dengan jadwal dan kesepakatan. Adapun penyelesaian permasalah financial yang sempat mengemuka harus diselesaikan paling lambat pada 20 November mendatang. 

"Semua permasalahan yang dibahas negosiasinya tanggal 20 November sudah harus tuntas. Itu kesepakatan bersama," kata Edwin yang juga Komisaris Pertamina.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Noviandli bilang, sejauh ini, FSSB tidak keberatan dengan pembentukan usaha patungan antara Pertamina dan Saudi Aramco. Hanya FSPPB tidak sepakat dengan project finance yang menyebutkan adanya inbreng aset-aset Pertamina ke perusahaan patungan itu. 

“Karena itu akan merugikan Pertamina, aset-aset RDMP yang akan dikeluarkan dari aset Pertamina yang nantinya akan menjadi aset JV,” tegasnya.

Makanya, ia minta ke direksi Pertamina untuk mengevaluasi kerjasama itu dulu. Ardhy Mokobombang, Direktur Megaproyek dan Petrokimia Pertamina menyatakan joint venture antara Pertamina dan Saudi Aramco terus berjalan. Bahkan dalam Waktu dekat Pertamina dan Saudi Aramco akan segera menandatangani Amendemen Joint Venture Development Agreement (JV DA). 

"Ini untuk penyusunan Engineering Package atau Front End Engineering Design (FEED) yang kami rencanakan dimulai pada awal tahun depan," ungkapnya

Lebih lanjut Ardhy menjeIaskan sambil melakukan berbagai persiapan konstruksi Pertamina juga masih melakukan pembebasan lahan. 

"Pembebasan lahan on going, diharapkan akhir tahun semuanya selesai," ujarnya.

Namun demikian, ia tidak bisa menjamin dimulainya konstruksi kilang untuk bisa dicapai target penyelesaian kilang di tahun 2021. 

"Kami selesaikan satu demi satu dulu, engineering package dulu, setelah itu nanti konstruksinya," katanya.

Sebagai informasi, Pertamina dalam proyek ini akan memiliki saham mayoritas 55%. Adapun investor asing yakni Saudi Aramco menguasai 45%. Pembagian saham ini sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan yang ada dalam Head Of Agreement yang ditandatangani akhir 2016.

Jika selesai revitalisasi kilang Cilacap nantinya akan mengalami peningkatan kapasitas dari 358.000 bph menjadi 400.000 bph, kualitias pengolahan di kilang Cilacap setelah juga akan berkembang dengan standar Nelson Complexity Index  (NCI) menjadi 9,4 meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya 4. 

Kontan, Page-14, Tuesday, October 24, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel