google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 ESDM Wait for Pertamina's Stance on Mahakam Block Composition - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Friday, September 29, 2017

ESDM Wait for Pertamina's Stance on Mahakam Block Composition



The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) is waiting for a letter from PT Pertamina regarding the composition of Mahakam Block participation shares in East Kalimantan. But the government-owned energy company was asked to maintain ownership of at least 51%. ESDM Minister Ignasius Jonan said the government 100% handed over Mahakam management to Pertamina.

Of that amount as much as 10% intended for local government. While the remaining 90% of shares are left entirely to Pertamina. Whether to share with Total E & P Indonesie or not become Pertamina's business decision.

"We are waiting if Pertamina needs to share 39% down, write to us, it is up to Pertamina share down how much Pertamina must be at least 51%," said Jonan in Jakarta, Thursday (28/9).

Total is the current operator of the Mahakam Block. Total contract period ends in about three months. The Government has decided not to extend the Total contract and submit it to Pertamina. With so on January 1, 2018 the management of the Mahakam Block is in the hands of Pertamina.

The Mahakam Block

Jonan confirmed there are two requests the government must run Pertamina. First, the amount of cost recovery should not exceed the existing one. Second, maintain or increase the production amount of the block. Do not let the transfer of managers actually make the production level decreased. If the decline in production occurs then there will be a discussion about it.

"The government only asks two and this is not negotiable," he said.

Total had previously sent a letter expressing interest in buying a 39% stake in the Mahakam Block. This 39% share is a joint for Total and Inpex Corporation which each have a 19.5% share, if the proposal is approved.

Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam previously admitted to knowing the existence of a letter from Total to the government. Now it is working on asset valuation Mahakam block. It's just that Nature does not specify when this valuation is completed.

"Regarding how much will be shared down, we follow the government's decision," he said.

Pertamina has signed a new Mahakam Bloc contract starting from 1 January 2018 at the end of 2015. Under the contract, the company promised a signature bonus of US $ 41 million. In addition, state revenues from production bonuses include US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from a cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent.

IN INDONESIA

ESDM Tunggu Sikap Pertamina soal Komposisi Blok Mahakam


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunggu surat dari PT Pertamina terkait komposisi saham partisipasi Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Namun perusahaan energi milik pemerintah itu diminta tetap mempertahankan kepemilikan minimal 51%. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan pemerintah 100% menyerahkan pengelolaan Mahakam kepada Pertamina. 

Dari jumlah itu sebanyak 10% diperuntukan bagi pemerintah daerah. Sedangkan 90% saham sisanya diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina. Apakah mau membagi dengan Total E&P Indonesie atau tidak menjadi keputusan bisnis Pertamina.

"Kami sedang menunggu kalau Pertamina butuh share down 39%, tulis surat kepada kami. Itu terserah Pertamina share down berapapun boleh hanya Pertamina minimal harus 51%," kata Jonan di Jakarta, Kamis (28/9).

Total merupakan operator Blok Mahakam saat ini. Masa kontrak Total berakhir sekitar tiga bulan lagi. Pemerintah telah memutuskan tidak memperpanjang kontrak Total dan menyerahkan kepada Pertamina. Dengan begitu terhitung 1 Januari 2018 pengelolaan Blok Mahakam berada di tangan Pertamina.

Jonan menegaskan ada dua permintaan pemerintah yang harus dijalankan Pertamina. Pertama, jumlah cost recovery tidak boleh melebihi yang eksisting. Kedua, mempertahankan atau meningkatkan jumlah produksi dari blok tersebut. Jangan sampai peralihan pengelola malah membuat tingkat produksi menurun. Bila penurunan produksi terjadi maka akan ada pembahasan mengenai hal tersebut. 

"Pemerintah cuma minta dua dan ini tidak bisa ditawar," tegasnya.

Total sebelumnya telah mengirimkan surat yang menyatakan minatnya membeli 39% saham partisipasi Blok Mahakam. Saham 39% ini merupakan gabungan untuk Total dan Inpex Corporation yang masing-masing memiliki jatah 19,5%, jika usulan itu disetujui.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam sebelumnya mengakui mengetahui adanya surat dari Total ke pemerintah itu. Kini pihaknya sedang mengerjakan valuasi aset Blok Mahakam. Hanya saja Alam tidak merinci kapan valuasi ini rampung. 

"Mengenai berapa besar yang akan di-share down, kami mengikuti keputusan pemerintah," ujarnya. 

Pertamina telah meneken kontrak baru Blok Mahakam yang berlaku mulai 1 Januari 2018 pada akhir 2015 lalu. Dalam kontrak itu, perseroan menjanjikan bonus tanda tangan US$ 41 juta. Selain itu juga penerimaan negara dari bonus produksi meliputi US$ 5 juta dari kumulatif produksi 500 juta barel setara minyak, sebesar US$ 4 juta dari kumulatif produksi 750 juta barel setara minyak, dan US$ 4 juta dari kumulatif produksi 1.000 juta barel setara minyak.

Investor Daily, Page-11, Friday, Sept 29, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel