google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Friday, January 19, 2018

A total of 43 Oil and Gas Blocks Auctioned by March 2018



A large number of oil and gas working areas that have not been in demand in recent years has resulted in the government planning to return to work auctions this year. Compared to last year, the government will auction the Oil and Gas Working Area (WK) very much in the year 2018.

Ego Syahrial

Secretary-General of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) and Executive Director of Oil and Gas Ego Syahrial said the total working area to be auctioned first time in 2018 reached 43 Regions. Consisting of 40 Conventional Work Areas and 3 Unconventional working areas.

The areas to be auctioned are not all new oil and gas work areas. Some of them are oil and gas working areas that investors do not seek when auctioned off in the previous year and also termination working area. Last year, out of 10 Work Areas, five of them did not sell.

"We issued the determination, the five areas of work are available, part of 40. We also have prepared, in 2017 stage two already have 10 working areas, some are terminated in 2015, 2016 and not sold, we all collected yes 43," said Ego, Thursday (18/1) at the Parliament Building / MPR Jakarta.

Auction The working area is planned around early February or next March.

"We're preparing everything," Ego said. He also stated, did not rule out the auction of oil and gas Working Area again this year.

IN INDONESIA

Sebanyak 43 Blok Migas Dilelang Bulan Maret 2018


Banyaknya Wilayah kerja migas yang tidak diminati dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan pemerintah berencana kembali melakukan lelang wilayah kerja pada tahun ini. Dibanding tahun lalu, pemerintah akan melelang Wilayah Kerja (WK) migas sangat banyak di tahun 2018 ini.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang sekaligus Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial mengatakan total Wilayah kerja yang akan dilelang pertama kali di tahun 2018 ini mencapai 43 Wilayah. Terdiri 40 Wilayah Kerja konvensional dan 3 Wilayah kerja nonkonvensional.

Wilayah yang akan dilelang tidak semuanya merupakan wilayah kerja migas baru. Beberapa di antaranya merupakan wilayah kerja migas yang tidak diminati oleh investor ketika dilelang di tahun sebelumnya dan juga Wilayah Kerja terminasi. Tahun lalu, dari 10 Wilayah Kerja, lima di antaranya tidak laku. 

"Kami mengeluarkan penetapan, kelima wilayah kerja ini available, bagian dari 40. Kami juga sudah menyiapkan, di 2017 tahap dua sudah ada 10 Wilayah kerja, ada juga yang terminasi tahun 2015, 2016 dan tidak laku, semua kami kumpulkan ya 43 ini," jelas Ego, Kamis (18/1) di Gedung DPR/MPR Jakarta.

Lelang Wilayah kerja itu rencananya sekitar awal Februari atau Maret mendatang. 

"Kami sedang menyiapkan semua segala macam, " kata Ego. Ia juga menyatakan, tidak menutup kemungkinan melakukan lelang Wilayah Kerja migas lagi di tahun ini.

Kontan, Page-14, Friday, Jan 19, 2018

Pertamina Get Offer First



The Ministry of Energy and Mineral Resources plans to auction off 40 conventional working areas by 2018. The ministry will also offer to PT Pertamina (Persero) before auctioning off all working areas this year.

Implementing the task of the Directorate General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ego Syahrial said the total work area auctioned this year to 40 because 10 working areas should be offered in stage II last year to be postponed this year.

Ego Syahrial

"In addition, unplanned working areas in 2015 and 2016 as low oil prices will be offered again this year," he said during a hearing with the House of Representatives (DPR).

From the ESDM ministry data, a total of 40 work areas offered in detail comprises and 25 work areas available by 2015,20l6 and 2017 plus new working areas this year.

In detail, the working area consists of Rupat Labuhan, South CPR Nibung, Batu Gajah Dua, Bukit Barat, South Tuna, Tongkol, Banyumas, Ampuh, East Sepanjang-Kangean, Kasangan Sampit Southwest Bengara, Suremana I, Mamuju Manukara, Southeast Mandar, Karaeng, Ebuny, East Tanimbar, West Berau, Onin, Kasuri II, Kasuri III, West Kaimana, North Arguni, Mamberamo.

In addition, there are 15 termination work areas in 2017 which will again be auctioned this year. The working areas include Air Komering, East Sokang, East Muriah, North Kangean, Palangkaraya, West Sangata, Belayan, Southeast Mahakam, South Sagen, Halmahera-Kofiaus, Southwest Bird's Head, Semai IV, West Papua III, Cendrawasih Bay ll, Cendrawasih Bay III.

AUCTION ON MARCH

Ego said the auction will be conducted around February 2018 or March 2018. His side claimed to be preparing various things related to the auction.

"We could have auctioned this year in many stages. So, the model in this year is the work area that is ready in terms of data and so can be directly auctioned, "he said.

Ego said it will also offer the entire working area to be auctioned this year to Pertamina.

"Pertamina will have the right first to assess going into which work area," he said.

Meanwhile, Pertamina noted that it will study first to select the exploration work area to be auctioned this year.

Elia Massa Manik

Pertamina President Director Elia Massa Manik said the company will look more closely related to the exploration work area on offer. Because the working area offered this time using a new model that is, gross split.

"Although, we also have the advantage of using gross split. We have implemented the scheme in PHE ONWJ [Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java], "he said.

Elia said the company will see from the side of financial capability to be able to touch the work area offered.

"Do not, we have a commitment, but not done," he said.

He said it feels able if in terms of ability in managing the work area.

"We have a broad partner to be able to manage it," he concluded.

IN INDONESIA

Pertamina Dapat Tawaran Pertama


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana melelang 40 wilayah kerja konvensional pada 2018. Pihak kementerian pun akan menawarkan kepada PT Pertamina (Persero) sebelum melelang semua wilayah kerja pada tahun ini.

Pelaksana tugas Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, total wilayah kerja yang dilelang pada tahun ini menjadi 40 karena 10 wilayah kerja harusnya ditawarkan pada tahap II tahun lalu menjadi diundur pada tahun ini.

“Selain itu, Wilayah kerja yang tidak diminati pada 2015 dan 2016 seiring posisi harga minyak yang sedang rendah akan kembali ditawarkan pada tahun ini juga,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dari data kementerian ESDM, total 40 wilayah kerja yang ditawarkan secara rinci terdiri dan 25 wilayah kerja yang tersedia pada 2015,20l6, dan 2017 ditambah wilayah kerja baru pada tahun ini.

Secara detail, wilayah kerja itu terdiri dari Rupat Labuhan, South CPR Nibung, Batu Gajah Dua, Bukit Barat, South Tuna, Tongkol, Banyumas, Ampuh, East Sepanjang-Kangean, Kasongan Sampit Southwest Bengara, Suremana I, Manakarra Mamuju, Southeast Mandar, Karaeng, Ebuny, East Tanimbar, West Berau, Onin, Kasuri II, Kasuri III, West Kaimana, North Arguni, Mamberamo.

Selain itu, ada 15 wilayah kerja terminasi 2017 yang akan kembali dilelang pada tahun ini. Wilayah kerja itu antara lain, Air Komering, East Sokang, East Muriah, North Kangean, Palangkaraya, West Sangata, Belayan, Southeast Mahakam, South Sagen, Halmahera-Kofiaus, Southwest Bird’s Head, Semai IV, West Papua III, Cendrawasih Bay ll, Cendrawasih Bay III.

LELANG PADA MARET

Ego mengatakan, lelang tersebut akan dilakukan sekitar Februari 2018 atau Maret 2018. Pihaknya mengaku sedang mempersiapkan berbagai hal terkait dengan lelang.

“Kami bisa saja melakukan lelang pada tahun ini dalam banyak tahap. Jadi, modelnya pada tahun ini adalah wilayah kerja yang sudah siap dari segi data dan sebagainya bisa langsung dilelangkan,"‘ujarnya.

Ego menyebutkan, pihaknya pun akan menawarkan seluruh wilayah kerja yang akan dilelang pada tahun ini kepada Pertamina.

“Pertamina akan memiliki hak terlebih dulu untuk mengkaji mau masuk ke wilayah kerja yang mana,” sebutnya.

Sementara itu, Pertamina mencatat akan mengkaji lebih dulu untuk memilih wilayah kerja eksplorasi yang akan dilelang pada tahun ini.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, perseroan akan melihat lebih cermat terkait wilayah kerja eksplorasi yang ditawarkan. Pasalnya, wilayah kerja yang ditawarkan kali ini menggunakan model baru yakni, gross split.

“Walaupun, kami juga memiliki keuntungan kalau menggunakan gross split. Soalnya, kami telah menerapkan skema itu di PHE ONWJ [Pertamina Hulu Energi Offshore North West Jawa],” ujarnya.

Elia menyebutkan perseroan akan melihat dari sisi kapabilitas keuangan untuk bisa menjamah wilayah kerja yang ditawarkan tersebut.

“Jangan sampai, kami sudah komitmen, tetapi tidak dikerjakan," sebutnya. 

Dia menuturkan pihaknya merasa mampu kalau dari sisi kemampuan dalam mengelola wilayah kerja. 

“Kami punya mitra yang luas untuk bisa mengelola tersebut,” tutupnya.

Bisnis Indonesia, Page-30, Friday, Jan 19, 2018

Oil and Gas Holding Awaits Permission from Minister of Finance



The establishment of oil and gas holding is expected to make Pertamina and PGN bigger.

The merger or holding of state-owned enterprises (SOEs) of the oil and gas sector (oil and gas) will soon be completed. Currently, the next stage gets approval from the Ministry of Finance.

Deputy Energy Business, Logistics, Tourism Ministry of State Enterprises Edwin Hidayat Abdullah revealed it during the discussion themed Empowering the nation through value creation of holding company, in Jakarta.

He explained that the discussion on oil and gas holding has been completed at the level of the Ministry of SOEs. Furthermore, if approved by the Finance Minister, an Extraordinary General Shareholders Meeting of PT Perusahaan Gas Negara (PGN) will be conducted. After that, PGN will acquire Pertagas and end up holding an oil and gas holding with its parent PT Pertamina.

"So the purpose of forming oil and gas holding is not to enlarge Pertamina alone, but also PGN. We expect both to grow even bigger, "he said.

According to Edwin, the benefits that will be born from holding business capital will be more competitive when compared with their own business. In addition, the business link from upstream to downstream will also be more integrated. Another benefit is improving operational efficiency.

"With the formation of oil and gas holding, hope that gas price will be more competitive through good governance from upstream to downstream," said a member of House of Commission VII DPR, Eni Maulani Saragih.

Country Jiran

Managing Director of Faculty of Economics and Business Institution University of Indonesia (LM FEB UI) Toto Pranoto assessed that the establishment of state-owned holding company has proved to be positive for the company.

Even able to roll out economic growth through job creation, private business growth, and improve the bargaining position of Indonesian business entities in the international eyes.

"Stimulation of good development in the current government indirectly also stimulates SOEs to continue to develop the ability of innovation, expansion, and create corporate value," he said.

Toto revealed the idea of forming a holding company of SOEs began to form since the Southeast Asian region, including Indonesia hit by the monetary crisis in 1997/1998. The same is true in Singapore and Malaysia. Singapore has a state-owned holding company named Temasek Holdings and Malaysia under the name Khazanah Nasional.

According to data from LM FEB UI, from asset position of BUMN Indonesia, Singapore and Malaysia, each grew by 42.3%, 128.99%, and 10.77% respectively. He argues that the holding form of SOEs Singapore and Malaysia is actually better than Indonesian state-owned companies. The reason, in the last 5 years, the assets of both countries are able to grow significantly.

Toto revealed that Temasek's asset to Singapore's GDP in 2012 is 93.87 percent or US $ 361.49 million, while in 2016 it becomes S $ 410.27 million or grows to 128.99.

IN INDONESIA


Holding Migas Menunggu Izin Menteri Keuangan


Pembentukan holding Migas diharapkan dapat membuat Pertamina dan PGN semakin besar.

Penggabungan atau holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor minyak dan gas (migas) akan segera rampung. Saat ini, tahapan selanjutnya mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan.

Deputi Usaha Energi, Logistik, Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan hal tersebut saat diskusi bertema Empowering the nation through value creation of holding company, di Jakarta.

Ia menjelaskan pembahasan holding migas sudah selesai di tataran Kementerian BUMN. Selanjutnya, jika sudah disetujui menteri keuangan, segera dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Setelah itu, PGN akan mengakuisisi Pertagas dan berakhir pada holding minyak dan gas dengan induknya PT Pertamina.

“Jadi tujuan pembentukan holding migas ini bukan untuk memperbesar Pertamina saja, melainkan juga PGN. Kita harapkan dua-duanya semakin lehih besar lagi,” katanya.

Menurut Edwin, manfaat yang akan lahir dari holding ialah modal bisnis akan lebih berdaya saing jika dibandingkan dengan usaha sendiri-sendiri. Selain itu, mata rantai usaha dari hulu ke hilir juga akan Iebih terintegrasi. Manfaat lainnya ialah meningkatkan efisiensi operasional. 

"Dengan dibentuknya holding migas, harapannya nanti harga gas bisa lebih kompetitif melalui tata kelola yang baik dari hulu sampai hilir,” ujar anggota Komisi VII DPR, Eni Maulani Saragih.

Negeri Jiran

Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Toto Pranoto menilai kebijakan pembentukan holding company BUMN terbukti berdampak positif bagi perusahaan.

Bahkan mampu menggulirkan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan bisnis pada swasta, dan meningkatkan posisi tawar entitas bisnis Indonesia di mata internasional.

“Stimulasi pembangunan yang baik pada pemerintahan saat ini secara tidak langsung juga menstimulasi BUMN terus mengembangkan kemampuan inovasi, ekspansi, dan menciptakan nilai korporasi,” ujarnya.

Toto mengungkapkan gagasan membentuk holding company BUMN mulai terbentuk sejak kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dilanda krisis moneter pada 1997/1998. Hal serupa juga terjadi di Singapura dan Malaysia. Singapura memiliki holding BUMN bernama Temasek Holdings dan Malaysia dengan nama Khazanah Nasional.

Menurut data LM FEB UI, dari posisi aset besaran BUMN Indonesia, Singapura, dan Malaysia, masing-masing tumbuh sebesar 42,3%, 128,99%, dan 10,77%. Ia berpendapat bentuk holding BUMN Singapura dan Malaysia sebenarnya tetap lebih baik daripada BUMN Indonesia. Pasalnya, dalam 5 tahun terakhir, aset BUMN kedua negara itu mampu tumbuh signifikan.

Toto mengungkapkan, rasio aset Temasek terhadap PDB Singapura pada 2012 sebesar 93,87 % atau senilai US$ 361,49 juta, sedangkan pada 2016 menjadi S$ 410,27 juta atau tumbuh hingga 128,99.

Media Indonesia, Page-18, Thusday, Jan 18, 2018

Indonesia Crude Oil Price 2017 Reached US $ 51.19 per Barrel



Based on the calculation, Indonesian crude price (ICP) in December 2017 increased from the previous month. The average ICP rose by US $ 1.56 per barrel to US $ 60.90 per barrel from US $ 59.34 per barrel in November 2017, and was the highest figure in 2017.

The Indonesian Oil Price Team of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) noted that with the ICP rise in December, the average ICP of 2017 from January to December reached US $ 51.19 per barrel, up 27% over the ICP averaging 2016 which reached US $ 40.13 per barrel.

Energy Information Administration (EIA) USA said crude oil price rises in recent months represent the impact of declining inventories of crude oil and other liquid fuels globally by an average of 0.4 million barrels per day by 2017. After the world crude oil inventory declining in 2017, EIA expects world oil inventories to increase by 0.2 million barrels per day by 2018 and by 0.3 million barrels per day by 2019.

It is expected to hold world oil prices at around US $ 60 per barrel. The OPEC and Russia deal extended production restrictions by the end of 2018 at a general meeting on November 30, 2017 and in Vienna are also one of the triggers of rising world oil prices today.

Another factor is that world oil prices are also affected by the warming geopolitical conditions in the Middle East as well as rising demand for crude oil in China, followed by increased demand for diesel oil, kerosene, Liquefied Petroleum Gas (LPG), fuel oil and gasoline.

IN INDONESIA

Harga Minyak Mentah Indonesia 2017 Mencapai US$ 51,19 per Barel


Berdasarkan hasil perhitungan, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada bulan Desember 2017 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata ICP naik sebesar US$ 1,56 per barel menjadi US$ 60,90 per barel dari US$ 59,34 per barel pada November 2017, dan merupakan angka tertinggi sepanjang tahun 2017.

Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, dengan kenaikan ICP Desember tersebut, ICP rata-rata tahun 2017 dari Januari hingga Desember mencapai US$ 51,19 per barel, atau naik 27% dibanding ICP rata-rata 2016 yang mencapai US$ 40,13 per barel.

Energy Information Administration (EIA) USA menyampaikan, meningkatnya harga minyak mentah pada Beberapa bulan terakhir merupakan dampak penurunan inventory minyak mentah dan bahan bakar cair lainnya secara global sebesar rata-rata 0,4 juta barel per hari pada 2017. 

    Setelah tingkat inventory minyak mentah dunia menurun pada tahun 2017, EIA memperkirakan inventory minyak dunia akan mengalami kenaikan sebesar 0,2 juta barel per hari pada tahun 2018 dan sebesar 0,3 juta barel per hari pada 2019.

Hal tersebut diperkirakan dapat menahan harga minyak dunia pada kisaran US$ 60 per barel. Kesepakatan OPEC dan Rusia memperpanjang pembatasan produksi hingga akhir tahun 2018 pada general meeting 30 November 2017 lalu di Vienna juga menjadi salah satu pemicu naiknya harga minyak dunia saat ini.

Faktor lain, harga minyak dunia juga dipengaruhi kondisi geopolitik di Timur Tengah yang masih memanas juga meningkatnya permintaan minyak mentah di China yang diikuti peningkatan permintaan minyak solar, minyak tanah, Liquified Petroleum Gas (LPG), minyak bakar dan bensin.

Investor Daily, Page-9, Thusday, Jan 18, 2018

SKK Migas Boost Three Fields



SKK Migas to pursue the completion of three unfinished oil and gas field development plans in 2017 could be completed earlier this year. The three plans to develop three oil and gas fields are expected to increase oil and gas reserves in Indonesia by 2018.

Head of Program and Communications Division of SKK Migas Wisnu Prabawa, said the total amount of oil and gas reserves from the three plans of development (POD) amounted to 311.84 million barrels of oil equivalent.

The three oil and gas fields include the Kido Red Smoke, Kasuri Block in West Papua with reserves of 262.52 million barrels of oil equivalent. North West Kenanga Field, Batanghari Block in South Sumatra with a potential reserve of 7.78 million barrels of oil equivalent, and Sinamar Field, South West Bukit Barisan Block in West Sumatra with reserves of 41.511 million barrels of oil equivalent per day.

"Third POD is also expected to increase oil and gas reserves this year," he said.

Earlier, Deputy Chief of SKK Migas Sukandar said the target of oil and gas reserves in 2017 that is not achieved is also related to the completion of three oil and gas field development plans.

"Of the three PoDs it can add 3 tcf / trillion cubic of natural gas reserves."

According to SKK Migas data, the ratio of oil and gas reserve replacement ratio (RRR) in Indonesia in 2017 is at 55.33%, which is still below the target of 60% last year.In this year, the Ministry of Energy and Mineral Resources hopes that the ratio Indonesia's oil and gas reserves could return to 100%.

Director of Upstream Oil and Gas Supervision at the Ministry of ESDM Tunggal said the ESDM Ministry hopes that the target rate of replacement of oil and gas reserves can be above 100%. However, to achieve 100% needs to be accompanied by exploration activities to find new oil and gas reserves.

"Then exploration activities also depend on WP & B [work program & budget] exploration activities that have been discussed and agreed between KKKS [contractor cooperation contract] and SKK Migas."

Ego Syahrial 

Executing the Directorate General of Oil and Gas, Ministry of Energy and Mineral Resources Ego Syahrial said the unexpected oil and gas reserves does not mean that the reserve is exhausted. The reason is, Indonesia still has 128 oil and gas basins, and only 45% have been explored optimally.

Previously, in the past year had projected oil and gas reserves Indonesia could reach 68% or above the target of 60%. However, it can be called if the development of several oil and gas fields at that time was approved by SKK Migas.

IN INDONESIA

SKK Migas Kebut Tiga Lapangan


SKK Migas mengejar penyelesaian tiga rencana pengembangan lapangan minyak dan gas bumi yang tidak rampung pada 2017 bisa diselesaikan pada awal tahun ini. Ketiga rencana pengembangan tiga lapangan migas itu diharapkan bisa menambah cadangan migas di Indonesia pada 2018.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa mengatakan, total jumlah potensi cadangan migas dari tiga rencana pengembangan (plan of development/POD) itu sebesar 311,84 juta barel setara minyak.

Ketiga lapangan migas itu antara lain Asap Merah Kido, Blok Kasuri di Papua Barat dengan potensi cadangan 262,52 juta barel setara minyak. Lapangan North West Kenanga, Blok Batanghari di Sumatra Selatan dengan potensi cadangan 7,78 juta barel setara minyak, dan Lapangan Sinamar, Blok South West Bukit Barisan di Sumatra Barat dengan potensi cadangan 41,511 juta barel setara minyak per hari.

“Ketiga POD itu pun diharapkan dapat menambah cadangan migas pada tahun ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar menyebutkan, target cadangan migas pada 2017 yang tidak tercapai juga terkait dengan belum selesainya tiga rencana pengembangan lapangan migas tersebut.

“Dari tiga PoD itu bisa menambah cadangan gas bumi 3 tcf/triliun kaki kubik.”

Menurut data SKK Migas, tingkat rasio penggantian cadangan migas (reserve replacement ratio/RRR] migas di Indonesia sepanjang 2017 berada di level 55,33%. Hasil itu masih di bawah target tahun lalu 60%. Pada tahun ini, Kementerian ESDM berharap agar rasio cadangan migas Indonesia bisa kembali menjadi 100 %.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Tunggal mengatakan, Kementerian ESDM berharap agar target tingkat penggantian cadangan migas bisa di atas 100%. Namun, untuk mencapai 100% perlu dibarengi dengan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru.

“Lalu kegiatan eksplorasi pun tergantung WP&B [work program & budget] kegiatan eksplorasi yang telah dibahas dan disepakati antara KKKS [kontraktor kontrak kerja sama] dan SKK Migas.”

Pelaksana tugas Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, cadangan migas yang tidak tercapai itu bukan berarti cadangan sudah habis. Pasalnya, Indonesia masih memiliki 128 cekungan migas, dan hanya 45% yang sudah dieksplorasi secara maksimal.

Sebelumnya, pada tahun lalu sempat diproyeksikan cadangan migas Indonesia bisa mencapai 68% atau di atas target yang sebesar 60%. Namun, hal itu disebut bisa terjadi kalau pengembangan beberapa lapangan migas saat itu disetujui oleh SKK Migas.

Bisnis Indonesia, Page-30, Thusday, Jan 18, 2018

25 Areas Immediately Auctioned



Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar said it has evaluated the Working Areas (WK) to be auctioned this year.

"The number is about 25 WK [Working Area], it seems there is no extra anymore. Later, it may be auctioned around mid-February 2018, "he said on Tuesday Night (16/1).

Archandra Tahar

Unfortunately, Archandra did not specify the name of 25 WK to be auctioned next month. then, 25 WK auctioned are all conventional type.

Previously, the executive of the Directorate General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources Ego Syahrial said the auction of WK conducted this year will be combined work areas that do not sell in the period 2015 and 2016.

Ego Syahrial 

"So not only 11 WK, there are work areas that are not in demand in 2015 around 12 to 15, and also coupled with the WK is also not in demand in 2016. So, a total of about 20an WK offered," he said.

Data from the Ministry of Energy and Mineral Resources show that in 2015 out of a total of 8 WKs offered none of which are in demand, while in 2016 out of 14 total oil and gas blocks are offered, none of which are in demand.

As for the possibility of starting offering non-conventional working areas in the auctions, the ESDM Ministry is still waiting for oil price movements.

"Because the non-conventional requires a larger cost so that wait for oil prices back good first. For now, we are continuously monitoring the development of oil prices, "said Archandra.

Indonesia Crude Price (ICP) was already at US $ 60.9 per barrel compared to US $ S9.34 per barrel in December 2017, while for ICP Sumatera Light Crude (SIC) was at US $ 61.19 per barrel compared with US $ 59.83 per barrel earlier.

In addition, global oil prices from Brent to trade on Wednesday (17/1) at 12:55 pm GMT dropped 0.09% to US $ 69.9 per barrel compared to yesterday, while West Texas Intermediate (WTI) oil price fell 0,08% to US $ 63.68 per barrel.

Archandra insists it will not provide additional incentives to encourage investors to enter non-conventional WKs.

"All incentives are available in the gross split scheme. So, no additional incentives are needed, "he said.

IN INDONESIA

25 Wilayah Segera Dilelang


Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar mengatakan, pihaknya sudah mengevaluasi Wilayah Kerja (WK) yang akan dilelang pada tahun ini.

“Jumlahnya sekitar 25 WK [Wilayah Kerja], sepertinya sudah tidak ada tambahan lagi. Nanti, mungkin akan dilelang sekitar pertengahan Februari 2018,” ujarnya pada Selasa Malam (16/1).

Sayangnya Archandra tidak merinci nama 25 WK yang akan dilelang pada bulan depan tersebut. lalu, 25 WK yang dilelang tersebut semuanya berjenis konvensional.

Sebelumnya, pelaksana tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial menyebutkan, lelang WK yang dilakukan pada tahun ini akan digabung wilayah kerja yang tidak laku pada periode 2015 dan 2016.

“Jadi bukan hanya 11 WK, ada wilayah kerja yang tidak diminati pada 2015 sekitar 12 sampai 15, lalu juga ditambah dengan WK yang juga tidak diminati pada 2016. Jadi, total sekitar 20an WK yang ditawarkan," ujarnya.

Data kementerian ESDM menunjukkan pada 2015 dari total 8 WK yang ditawarkan tidak ada yang diminati, sedangkan pada 2016 dari total 14 blok migas yang ditawarkan juga tidak ada yang diminati.

Adapun mengenai kemungkinan mulai menawarkan wilayah kerja non-konvensional dalam lelang, Kementerian ESDM masih menunggu pergerakan harga minyak.

“Karena yang non-konvensional membutuhkan biaya yang lebih besar sehingga menunggu harga minyak kembali bagus terlebih dulu. Untuk saat ini kami terus memantau perkembangan harga minyak,” ujar Arcandra.

Indonesia Crude Price (ICP) sudah berada di level US$ 60,9 per barel dibandingkan dengan sebelumnya senilai US$ S9,34 per barel pada Desember 2017, sedangkan untuk ICP Sumatera Light Crude (SIC) berada pada level US$ 61,19 per barel dibandingkan dengan sebelumnya US$ 59,83 per barel.

Selain itu harga minyak global dari sisi Brent sampai perdagangan Rabu (17/1) pukul 12:55 WIB mencatatkan penurunan 0,09% menjadi US$ 69,9 per barrel dibandingkan dengan kemarin, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,08% menjadi US$ 63,68 per barel.

Archandra menegaskan pihaknya tidak akan memberikan insentif tambahan untuk mendorong investor masuk ke WK non-konvensional.

“Semua insentif sudah tersedia dalam skema gross split. Jadi, sudah tidak dibutuhkan tambahan insentif lagi,” katanya. 

Bisnis Indonesia, Page-1, Thursday, Jan 18, 2018

Industrial Gas Supply in Medan City Back Normal



PT Perta Arun Gas said that gas supply for industries in Medan City, North Sumatra has returned to normal after a disruption at the end of last year. The normal supply after Perta Arun Gas completed the repair of its gas processing unit.

President Director of Perta Arun Gas Budiyana admitted that at the end of last year, the sulfur removal unit (SRU) and gas processing unit at Arun regasification facility had been shut down for the planned operation. However, the repair has been completed by the end of December and the unit is already operating normally.

"The gas supply from PHE (Pertamina Hulu Energi) to the industry in Medan is normal from the end of December 2017," he said.

As is known, the industry in Medan obtained gas supplies from the North Sumatra Offshore Block (NSO) and North Sumatera Block B (NSB) managed by PT Pertamina Hulu Energi (PHE). However, before entering the industry, the gas supply needs to be processed in Perta Arun Gas because the carbon dioxide and hydrogen sulfide content are quite high.

Both blocks are usually capable of producing 120 million cubic feet per day (million standard cubics per day/mmscfd). However, after removal of hydrogen sulfide and its carbon dioxide and reduced its own use, the volume of gas supplied to the buyer is only about 60 mmscfd.

In addition to the industry, the supply of gas from PHE is also channeled to PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) in Aceh. But unlike the fate of gas supply to industry, gas supply to PIM has not returned to normal.

"For supply treated gas to PIM is currently waiting for sufficient feed raw gas NSB to be processed by PAG," he explained.

On the other hand, he ensures there is no disruption of gas supply for power plant, Belawan gas power plant in North Sumatra and Arun PLTMG in Aceh. Its regasification facility operates normally without interruption so that the gas supply to PLTG Belawan and PLTMG Arun remain smooth.

PHE President Director Gunung Sardjono Hadi confirmed that the gas supply from the NSO and NSB Blocks has not returned to fully normal. It is still seeking to obtain MDEA chemical supply.

"We expect the end of this January to be overcome its MDEA supply problem," he said.

Unfortunately, the Mountain does not specify how the current gas production position. Previously, in a few weeks in December 2017, gas supply for industries in Medan was disrupted.

According to PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), initially, the disruption was caused by the NSO Block due to bad weather. After that, the disturbance occurred due to the improvement of gas processing facilities owned by Perta Arun Gas.

IN INDONESIA


Pasokan Gas industri di Kota Medan Kembali Normal


PT Perta Arun Gas menyatakan pasokan gas untuk industri di Kota Medan, Sumatera Utara telah kembali normal setelah terjadi gangguan pada akhir tahun lalu. Pasokan normal setelah Perta Arun Gas merampungkan perbaikan unit pemroses gasnya.

Direktur Utama Perta Arun Gas Budiyana mengakui, pada akhir tahun lalu, unit pemisahan sulfur (sulfur removal unit/ SRU) dan pemrosesan gas di fasilitas regasifikasi Arun memang sempat dihentikan operasinya untuk perbaikan (planned shut down). Namun, perbaikan tersebut telah dirampungkan pada akhir Desember lalu dan unit tersebut sudah beroperasi normal. 

“Pasokan gas dari PHE (Pertamina Hulu Energi) ke industri di Medan sudah normal dari akhir Desember 2017 ,” kata dia 

Seperti diketahui, industri di Medan memperoleh pasokan gas dari Blok North Sumatera Offshore (NSO) dan North Sumatera Blok B (NSB) yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Namun, sebelum masuk ke industri, pasokan gas tersebut perlu diproses di Perta Arun Gas lantaran kandungan karbondioksida dan hidrogen sulfidanya cukup tinggi.

Kedua blok tersebut biasanya mampu memproduksi gas sebesar 120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic ket per day/mmscfd). Namun setelah dihilangkan kandungan hidrogen sulfida dan karbondiosidanya dan dikurangi pemakaian sendiri, Volume gas yang dialirkan ke pembeli hanya sekitar 60 mmscfd.

Selain ke industri, pasokan gas dari PHE juga dialirkan ke PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh. Namun berbeda dengan nasib pasokan gas ke industri, pasokan gas ke PIM belum kembali normal. 

“Untuk supply treated gas ke PIM saat ini sedang menunggu kecukupan feed raw gas NSB yang akan diproses oleh PAG,” jelasnya.

Di sisi lain, dia memastikan tidak ada gangguan pasokan gas untuk pembangkit listrik, yakni PLTG Belawan di Sumatera Utara dan PLTMG Arun di Aceh. Fasilitas regasifikasi miliknya beroperasi normal tanpa gangguan, sehingga pasokan gas ke PLTG Belawan dan PLTMG Arun tetap lancar. 

Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi membenarkan bahwa pasokan gas dari Blok NSO dan NSB belum kembali normal sepenuhnya. Pihaknya masih mengupayakan untuk memperoleh pasokan kimia MDEA. 

“Kami harapkan akhir Januari ini bisa teratasi masalah pasokan MDEA-nya,” kata dia. 

Sayangnya, Gunung tidak merinci berapa posisi produksi gas saat ini.  Sebelumnya, dalam beberapa pekan pada Desember 2017, pasokan gas untuk industri di Medan mengalami gangguan.

Menurut PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), awalnya gangguan disebabkan oleh berhenti operasinya Blok NSO akibat cuaca buruk. Setelah itu, gangguan terjadi karen adanya perbaikan fasilitas pengolahan gas milik Perta Arun Gas.

Investor Daily, Page-9, Wednesday, Jan 17, 2018

Pertamina to Export LNG Worth US $ 12 M



PT Pertamina (Persero) will export liquefied natural gas / LNG about 3 million tons per year / MTPA to Pakistan and Bangladesh. The value of this LNG sale transaction is expected to reach US $ 12 billion.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said Pertamina would send 1-1,5 MTPA each to Pakistan and Bangladesh. The LNG supply is contracted for 10 years, although he can not yet confirm when the first shipment was made. The contract value of LNG is estimated to reach US $ 12 billion.

"His trading value is up to US $ 6 billion for each [contract]," he said.

Currently, Pertamina is still in the stage of intensive exploration with Pakistan and Bangladesh. Later, Pertamina
will be contracting with Pakistan LNG Limited and Bangladesh Oil and Gas Corporation (Petrobangla). It hopes there will be an agreement signed during the visit of President Joko Widodo to South Asian countries.

"If it can be said SPA (sales purchase agreement/sale agreement), he said Pertamina.

What is clear is one of the agenda of the ESDM Ministry to discuss it, "explained Arcandra.

The sale and purchase agreement of LNG, he said, is a continuation of the memorandum of understanding that has been signed by Indonesia and Bangladesh before. In a memorandum of understanding with Bangladesh, Bangladesh's desire, readiness and willingness to discuss further the construction of LNG receiving and infrastructure facilities in the country, including the possible supply of LNG spot from Indonesia.

On the other hand, the MoU also affirms Indonesia's willingness to facilitate discussions with Indonesian LNG producers and marketers. In addition to supply LNG to Bangladesh, through this memorandum of understanding is also opened an opportunity for Pertamina then build building facilities LNG acceptance.

In detail, Pertamina can work on FSRU projects, moorings, and be offloading, sub-sea infrastructure and onshore gas pipelines to natural gas grids. However, Arcandra claimed could not confirm whether the LNG sale to Bangladesh as well as infrastructure development.

"For FSRU (floating storage and regasification unit) and others, I do not know for sure. But definitely commitment (supply) 1-1.5 MTPA, "he said.

Earlier, Minister of State for Electricity, Energy, and Mineral Resources Nasrul Hamid said Bangladesh's energy needs continue to increase every year. LNG imports from Indonesia are expected to overcome LNG deficit in Bangladesh which is estimated to reach 1 million tons per year in 2018 and increase to 11 million tons per year by 2030.

To overcome this, Bangladesh has also agreed on the construction of two floating shelter and regasification units (FSRUs) with a capacity of 1,000 millions of standard cubic feet /mmscfd.

"By mid-2018, we expect to be able to obtain the first ever LNG supply in our pipeline. It will continue to grow in the future, "he said.

It is also expressed by Chairman of Bangladesh Oil and Gas Corporation (Petrobangla) Abul Mansur Md Faizullah. It hopes the supply of LNG from Indonesia can be realized as soon as possible. Because, in April 2018, an FSRU unit that was built will begin to operate. The next unit will start in October 2018.

IN INDONESIA

Pertamina Akan Ekspor LNG Senilai US$ 12 M


PT Pertamina (Persero) akan mengekspor gas alam cair/LNG sekitar 3 juta ton per tahun/MTPA ke Pakistan dan Bangladesh. Nilai transaksi penjualan LNG ini diperkirakan rnencapai US$ 12 miliar.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, Pertamina akan mengirim masing-masing 1-1,5 MTPA ke Pakistan dan Bangladesh. Pasokan LNG ini terkontrak untuk 10 tahun, walaupun dia belum dapat memastikan kapan pengapalan pertama yang dilakukan. Sementara nilai kontrak penjualan LNG ini diperkirakan mencapai US$ 12 miliar. 

“Nilai trading-nya up to US$ 6 miliar untuk masing-masing [kontrak],” kata dia.

Saat ini, pihak Pertamina masih pada tahap penjajakan intensif dengan pihak Pakistan dan Bangladesh. Nantinya, Pertamina akan berkontrak dengan Pakistan LNG Limited dan Bangladesh Oil and Gas Corporation (Petrobangla). Pihaknya berharap akan ada kesepakatan yang ditandatangani saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara-negara Asia Selatan.

“Kalau bisa katanya SPA (sales purchase agreement/perjanjian jual beli), katanya Pertamina.

Yang jelas salah satu agenda Kementerian ESDM bahas itu,” jelas Arcandra.

Kesepakatan jual beli LNG itu, disebutnya merupakan kelanjutan nota kesepahaman yang telah diteken Indonesia dan Bangladesh sebelumnya. Dalam nota kesepahaman dengan Bangladesh, disebutkan keinginan, kesiapan, dan kesediaan Bangladesh untuk berdiskusi lebih lanjut tentang pembangunan fasilitas penerimaan dan infrastuktur LNG di negaranya, termasuk kemungkinan pasokan LNG spot dari Indonesia.

Di sisi lain, nota kesepahaman ini juga menegaskan kesediaan Indonesia untuk memfasilitasi diskusi dengan produsen dan pemasar LNG Indonesia. Selain melakukan suplai LNG ke Bangladesh, melalui nota kesepahaman ini dibuka pula kesempatan bagi Pertamina selanjutnya membangun membangun fasilitas penerimaan LNG. 

Rincinya, Pertamina bisa mengerjakan proyek FSRU, mooring, dan infrastruktur offloading, sub-sea dan pipa gas onshore ke grid gas alam. Meski demikian, Arcandra mengaku tidak bisa memastikan apakah penjualan LNG ke Bangladesh ini sekaligus pembangunan infrastruktur.

“Untuk FSRU (floating storage and regasification unit/fasilitas penampungan dan regasifikasi terapung) dan lainnya, saya belum tahu pasti. Tetapi yang pasti komitmen (pasok) 1-1,5 MTPA,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Negara Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Nasrul Hamid mengatakan, kebutuhan energi Bangladesh terus meningkat setiap tahunnya. Impor LNG dari Indonesia diharapkan bisa mengatasi defisit LNG di Bangladesh yang diperkirakan mencapai 1 juta ton per tahun pada 2018 dan meningkat menjadi 11 juta ton per tahun pada 2030.

Untuk mengatasi hal ini, Bangladesh juga sudah menyepakati pembangunan dua unit penampungan dan regasifikasi terapung (FSRU) dengan kapasitas 1.000 millions standard cubic ber day/mmscfd. 

“Pada pertengahan 2018, kami berharap bisa memperoleh pasokan LNG pertama kalinya dalam jaringan pipa kami. Ini akan terus bertambah ke depannya,” tuturnya.

Hal yang juga diungkapkan Chairman Bangladesh Oil and Gas Corporation (Petrobangla) Abul Mansur Md Faizullah. Pihaknya berharap pasokan LNG dari Indonesia bisa secepatnya direalisasikan. Pasalnya, pada April 2018, satu unit FSRU yang dibangun pihaknya akan mulai beroperasi. Sementara unit berikutnya akan dimulai pada Oktober 2018.

Investor Daily, Page-9, Wednesday, Jan 17, 2018