Friday, November 18, 2016
Pertamina Butuh Dana US$ 70 Miliar
PT Pertamina membutuhkan investasi hingga US$ 70 miliar untuk kegiatan sektor hulu minyak dan gas bumi hingga 2025. Kegiatan hulu migas tersebut mencakup akuisisi blok minyak dan gas bumi di luar negeri dan domestik serta kegiatan produksi di lapangan migas yang sudah ada. Perusahaan milik negara itu berencana investasi US$ 5 miliar pada 2017. Nilai investasi itu mencakup pembangunan kilang minyak yang termasuk proyek tahun jamak. Pertamina membutuhkan investasi US$ 40 miliar untuk membangun kilang minyak di Tanah Air hingga 2025.
Akuisisi blok migas di luar negeri dilakukan melalui anak usaha Pertamina, PT Pertamina international EP. Pertamina International melakukan ekspansi di luar negeri dengan menambah sembilan aset baru sepanjang Januari - September 2016. Pada 2015, anak perusahaan Pertamina yang mengelola blok minyak dan gas bumi di luar negeri tersebut hanya memiliki aset di tiga negara yaitu Aljazair, Malaysia, dan Irak. Aset baru yang dimiliki Pertamina tercatat ada dua aset di Eropa (Prancis dan Italia).
Dua di Amerika (Kanada dan Kolombia), satu di Myanmar dan di Afrika (Namibia, Tanzania, Nigeria, dan Gabon). Dari tambahan aset baru itu, yang sudah produksi baru aset di Gabon dan Nigeria total sekitar 30 barel setara minyak per hari (BOEPD) Sisanya masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan, Kata Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro. Produksi migas Pertamina hingga kuartal III/2016 mencapai 646.000 barel setara minyak per hari (BOEPD) naik 12,3% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 575.000 BOEPD.
Sekitar 19% berasal dari produksi (net to share) lapangan luar negeri dan 81% dari dalam negeri. Produksi minyak Pertamina 309.000 barel per hari (BOPD). Sebanyak 72% dari kontribusi ladang migas di dalam negeri, 28% lagi dari luar negeri. Produksi gas 1.953 MMscfd naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 1.728 MMscfd. Sebanyak 11% produksi gas berasal dari ladang di luar negeri dan 89% dari dalam negeri. Wianda menuturkan, ke depan Pertamina akan terus agresif mencari sumber migas di berbagai negara.
IN ENGLISH
Pertamina Needs $ 70 Billion Fund
PT Pertamina requires an investment of up to US $ 70 billion for upstream activities of oil and gas up to 2025. The oil and gas upstream activities include the acquisition of oil and gas blocks overseas and domestic, and production at existing oil and gas fields. The state-owned company plans to invest US $ 5 billion in 2017. The value of the investment includes the construction of an oil refinery which included multi-year project. Pertamina requires an investment of US $ 40 billion to build an oil refinery in the country until 2025.
The acquisition of overseas oil and gas blocks is done through a subsidiary of Pertamina, PT Pertamina EP international. Pertamina International expansion overseas by adding nine new assets throughout January to September 2016. In 2015, Pertamina's subsidiaries manage blocks of oil and gas outside the country only has assets in three countries, namely Algeria, Malaysia and Iraq. New assets owned Pertamina recorded two assets in Europe (France and Italy).
Two in America (Canada and Colombia), one in Myanmar and in Africa (Namibia, Tanzania, Nigeria, and Gabon). Of additional new assets, which is already a new production assets in Gabon and Nigeria a total of approximately 30 barrels of oil equivalent per day (BOEPD) The rest are still in the stage of exploration and development, said Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Pusponegoro. Pertamina oil and gas production in the third quarter / 2016 reached 646,000 barrels of oil equivalent per day (BOEPD) up 12.3% compared to the same period last year of 575,000 BOEPD.
About 19% comes from the production (net to share) foreign courts and 81% of the country. Pertamina's oil production of 309,000 barrels per day (BOPD). As many as 72% of the contribution of oil and gas fields in the country, 28% were from abroad. 1,953 MMSCFD gas production rose compared with the same period last year 1,728 MMSCFD. As many as 11% of gas production comes from fields abroad and 89% of the country. Wianda said forward Pertamina will continue to aggressively seek oil and gas sources in various countries.
Bisnis Indonesia, Page 30, Friday, Nov, 18- 2016
Tes Jalur Movin Alat Berat
Persiapan pemboran eskplorasi sumur Albatros Putih (AP) di Desa Lamprong, Kecamatan Kenduruan segera dimulai. Saat ini, PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu sedang menyiapkan alat berat untuk diusung (moving) ke lokasi. Hanya, sebelum moving, Pertamina melakukan tes jalur. Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Agus Amperianto mengatakan kami ingin memastikan jalur yang dilewati aman. Menurut dia, moving menempuh jarak puluhan kilometer sampai ke lokasi.
Persisnya, masuk wilayah Kecamatan Kenduruan. Jalur inilah yang dites. Sudah dilakukan tes transport alat berat dengan low bed dan lolos sampai kilometer 26 Desa Sidomukti. Dari Sidomukti atau point 1 sampai kilometer 34, kata dia, ada 16 titik yang sedang dalam proses penyelesaian jalur. Diperkirakan, penyelesaian jalur selesai tujuh hari ke depan terhitung dari 10 November. Tanggal 17 November besok, ini akan dilakukan final check dan dilanjutkan dengan moving peralatan rig.
Mobilisasi peralatan dan alat cementing itu, Kami ingin memastikan jalur yang dilewati aman menggunakan lowbed standar bukan low bed tipe dolly. Semua muatan di atas armada moving juga diberi safety guide untuk menghindari risiko terkena kabel listrik saat moving. Sebab, saat moving alat berat untuk pemboran sumur Tapen-02 di Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, beberapa waktu lalu, kendaraan pengangkut alat berat sempat nyangkut kabel, sehingga jaringan listrik putus.
Kami upayakan untuk moving alat berat dengan aman dan tidak mengganggu warga. Sumur ABP akan dibor untuk esksplorasi dengan tujuan mencari cadangan minyak. Hal itu dilakukan untuk menemukan cadangan minyak baru yang bisa menambah cadangan minyak nasional.
IN ENGLISH
Movin Line Test Equipment
Preparation of drilling exploration wells White Albatros (AP) in the village of Lamprong, District Kenduruan begin. Currently, PT Pertamina EP Cepu Field Asset 4 was preparing heavy equipment to be carried (moving) to the location. Just before moving, Pertamina test track. Field Manager of PT Pertamina EP Cepu Field Asset 4 Amperianto Agus said we want to make sure the path is safe. According to him, moving a distance of tens of kilometers to the location.
Exactly, enter the subdistrict Kenduruan. Hiking is tested. Already conducted tests transport of heavy equipment with a low bed and passes through the village 26 kilometers Sidomukti. From Sidomukti or point 1 until kilometer 34, he said, there are 16 points that are in the process of completion lanes. It is estimated, the completion of the path is complete the next seven days commencing from 10 November. November 17, tomorrow, this will be followed by a final check and rig moving equipment.
Mobilization of equipment and means of cementing it, we want to make sure the path is not safe to use the standard lowbed low-bed type of dolly. All content over the moving fleet also given a safety guide to avoid the risk of electric cables when moving. Because, when moving heavy equipment to drill wells in the village Tapen-02 Sidoharjo, District Senori, some time ago, heavy equipment transport vehicle was stuck wires, thus breaking the electrical grid.
We strive to moving heavy equipment safely and does not disturb the residents. ABP wells will be drilled to esksplorasi goal is to explore oil reserves. This was done to find new oil reserves that can increase national oil reserves.
Radar Bojonegoro, Page 25, Thursday, Nov, 17- 2016
Thursday, November 17, 2016
Kantongi Izin, Sugih Energy Siap Eksploitasi
Setelah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), emiten energi PT Sugih Energy kini telah siap melakukan kegiatan eksploitasi Blok Lemang PSC yang berlokasi di Jambi. Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Direksi Sugih Energy Andhika Anindyaguna dan Leo Nababan melalui keterbukaan informasi dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan kemarin.
Dalam keterangan resmi, keduanya mengatakan PT Hexindo Gemilang Jaya selaku operator di Blok Lemang PSC telah mendapatkan IPPKH dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Izin tersebut diberikan pada 15 November 2016. Sebagai informasi, IPPKH merupakan syarat untuk melakukan kegiatan eksploitasi minyak dan gas bumi, dalam hal ini izin untuk eksploitasi di Blok Lemang PSC. Perusahaan juga menyampaikan akan terus meningkatkan produksi migas dari Blok Lemang mulai 2017.
Nantinya, kenaikan produksi tersebut akan didorong penambahan jenis sumur pengembangan (development well. Dalam kesempatan berbeda, industri hulu minyak dan gas masih akan terus menghadapi gangguan keamanan di daerah operasi hulu migas, terutama dari kejahatan pencurian minyak (illegal tipping) maupun illegal drilling. Meski gangguan keamanan tidak signifikan lagi dan produksi nasional dapat maksimum, tetap diperlukan koordinasi dengan stakeholder, baik itu dari TNI/Polri maupun masyarakat.
Kita tetap perlu evaluasi dan introspeksi, kekurangan di mana untuk diperbaiki. Catatan SKK Migas menunjukkan hingga Oktober 2016 hanya tercatat 893 kasus gangguan keamanan. Angka itu turun siginfikan jika dibandingkan dengan 2015 yang mencapai 1.720 kasus. Untuk mengantisipasi kejahatan yang terjadi di wilayah offshore dari aksi illegal tipping maupun illegal drilling, telah dipergunakan teknologi pengawasan dari jauh dengan menggunakan pesawat drone.
IN ENGLISH
Obtain Permits, Sugih Energy Ready to Exploit
After receive License Borrow and Use of Forest Areas (IPPKH), publicly listed PT Sugih Energy Energy is now ready to carry out the exploitation activities Lemang PSC Block located in Jambi. This was said by Acting (Acting) Directors Sugih Energy Andhika Anindyaguna and Leo Nababan through a disclosure of sites Indonesia Stock Exchange (IDX), which was published yesterday.
In an official statement, both said PT Hexindo Gemilang Jaya as operator in Block Lemang PSC has gained IPPKH of the Ministry of Environment and Forestry. The permission was given on November 15, 2016. For information, IPPKH is a requirement to carry out the exploitation of oil and gas, in this case the license for exploitation in Block Lemang PSC. The company also delivered will continue to increase oil production from Block Lemang began in 2017.
Later, the production increase will be driven by the addition of the type of development wells (development well. On a different occasion, upstream oil and gas will continue to face security problems in the operation area upstream oil and gas, mainly from the evil oil theft (illegal tipping) and illegal drilling. Although no longer significant security threats and national production may be the maximum, remains necessary coordination with stakeholders, both from the military / police and the community.
We still need an evaluation and introspection, where the deficiencies to be fixed. Note SKK Migas show up in October 2016 recorded only 893 cases of security issues. That figure is down siginfikan when compared to 2015 and reached 1,720 cases. In anticipation of the crime that occurred in the offshore area of illegal action of tipping and illegal drilling, has used the technology of remote monitoring using drone aircraft.
Media Indonesia, Page-19, Thursday, Nov, 17 Nov 2016
Refined oil imports to rise despite upgrades
Indonesia will continue to see rising fuel demand forcing the country to import refined fuel, even though state-owned Pertamina is going all out to boost production by upgrading its refineries. The petroleum giant has already set in motion its ambitious plan to build new refineries and upgrade existing ones in an effort to boost its refined oil production capacity to 2.3 million barrels of oil per day (bopd) by 2025 from 1 million bopd in 2015. Production capacity will reach 2.6 million bopd by 2030, according to the plan.
At present, the country’s refineries are only capable of producing around 830,000 bopd, a little over half of the current refined fuel demand. Under the plan, Pertamina is set to upgrade the Cilacap refinery in Central Java, Balikpapan refinery in East Kalimantan, Dumai refinery in Riau and Balongan refinery in West Java. It will also build several new refineries, including one in Bontang, East Kalimantan, and Tuban in East Java. The upgraded Cilacap refinery is expected to be operational in 2022 with increased production capacity of 370,000 bopd from 340,000 bopd. Pertamina i refinery director Rachmad Hardadi said Pertamina was still in negotiations with Saudi Aramco, which has a 45 percent share in the US$ 5.5 billion Cilacap refinery upgrade project.
Long negotiations have prevented the two companies from establishing a joint venture for the project, despite having signed a head of agreement (HOA) almost ayear ago. Rachmad also clarified that Saudi Aramco had not requested to lower its share despite previous claims from Coordinating Maritime Affairs Minister Luhut Pandjaitan. Saudi Aramco has also previously shown interest in upgrading the Dumai and Balongan refineries, with upgrade costs of around $5 billion each. However, no concrete steps have been taken by the two parties as follow-up, even though Pertamina expects to complete the upgrades by 2023.
Meanwhile, Pertamina is optimistic that the development of the Balikpapan refinery will be completed by the third quarter of 2019. By then, the refinery will be able to produce 360,000 bopd from the current 260,000 bopd. The Tuban refinery construction is also on track following the signing of a joint venture agreement with Russia’s Rosneft Oil Company in October, only five months after the two parties first signed an HoA. Meanwhile, BMI Research oil and gas analyst Peter Lee said that While successful, refining capacity additions would improve the country’s self-sufficiency in refined fuels, imports were still expected to increase by 2.7 percent per year over the next decade.
BMI Research, a subsidiary of Fitch Group, expects that imports of refined fuels will skyrocket to 1.4 million bopd in 2025 from the current 941,000 bopd. However, Lee noted that the firm’s estimation did not include any proposed greenfield refineries due to lack of concrete-time line and vulnerability to delays. Unlike BMI Research, Pertamina projects that demand will only reach 1.8 million bopd by 2030. Based on the projection, it expects to see a measly deficit of 231,000 bopd in that year comprising only of gasoline if the refinery upgrades and construction finish on time. Commenting on the slow refinery upgrade process, ReforMiner Instituter researcher Pri Agung Rakhmanto said Pertamina could increase the number of direct appointments rather than relying on public-private partnerships.
IN INDONESIA
Impor Minyak Olahan Meningkat Meskipun Upgrade Kilang
Indonesia akan terus melihat meningkatnya permintaan bahan bakar memaksa negara itu untuk mengimpor bahan bakar halus, meskipun Pertamina BUMN akan keluar semua untuk meningkatkan produksi dengan meningkatkan kilang. Raksasa minyak bumi telah ditetapkan dalam gerak rencana ambisius untuk membangun kilang baru dan upgrade yang sudah ada dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi minyaknya disempurnakan menjadi 2,3 juta barel minyak per hari (bopd) pada tahun 2025 dari 1 juta bopd pada tahun 2015. Produksi kapasitas akan mencapai 2,6 juta bopd pada tahun 2030, menurut rencana.
Saat ini, kilang negara itu hanya mampu memproduksi sekitar 830.000 bopd, sedikit lebih dari setengah dari permintaan bahan bakar halus saat. Berdasarkan rencana, Pertamina diatur untuk meng-upgrade kilang Cilacap di Jawa Tengah, Balikpapan kilang di Kalimantan Timur, Dumai kilang di Riau dan kilang Balongan di Jawa Barat. Hal ini juga akan membangun beberapa kilang baru, termasuk satu di Bontang, Kalimantan Timur, dan Tuban di Jawa Timur. Kilang Cilacap upgrade diharapkan akan beroperasi pada tahun 2022 dengan peningkatan kapasitas produksi dari 370.000 bopd dari 340.000 bopd. Pertamina i direktur kilang Rachmad Hardadi mengatakan Pertamina masih dalam negosiasi dengan Saudi Aramco, yang memiliki pangsa 45 persen di AS $ 5500000000 Cilacap proyek upgrade kilang.
Negosiasi panjang mencegah dua perusahaan dari mendirikan perusahaan patungan untuk proyek tersebut, meski telah menandatangani head of agreement (HOA) hampir ayear lalu. Rachmad juga menjelaskan bahwa Saudi Aramco tidak meminta untuk menurunkan pangsa meskipun klaim sebelumnya dari Koordinator Menteri Kelautan Luhut Pandjaitan. Saudi Aramco juga sebelumnya menunjukkan minat dalam meningkatkan Dumai dan Balongan kilang, dengan biaya upgrade dari sekitar $ 5 miliar setiap. Namun, tidak ada langkah konkret telah diambil oleh kedua belah pihak sebagai tindak lanjut, meskipun Pertamina akan menyelesaikan upgrade pada 2023.
Sementara itu, Pertamina optimistis pembangunan kilang Balikpapan akan selesai pada kuartal ketiga 2019. Pada saat itu, kilang akan mampu menghasilkan 360.000 bopd dari saat ini 260.000 bopd. Tuban konstruksi kilang juga di trek setelah penandatanganan perjanjian usaha patungan dengan Rusia Rosneft Oil Company pada bulan Oktober, hanya lima bulan setelah kedua pihak pertama menandatangani HoA. Sementara itu, analis minyak dan gas BMI Penelitian Peter Lee mengatakan bahwa Sementara sukses, penyulingan penambahan kapasitas akan meningkatkan swasembada negara dalam bahan bakar halus, impor masih diperkirakan meningkat sebesar 2,7 persen per tahun selama dekade berikutnya.
BMI Research, sebuah anak perusahaan dari Fitch Group, mengharapkan bahwa impor bahan bakar halus akan meroket menjadi 1,4 juta bopd pada tahun 2025 dari saat ini 941.000 bopd. Namun, Lee mencatat bahwa estimasi perusahaan tidak mencakup kilang greenfield diusulkan karena kurangnya garis beton-waktu dan kerentanan terhadap penundaan. Tidak seperti BMI Research, proyek Pertamina yang menuntut hanya akan mencapai 1,8 juta bopd pada tahun 2030. Berdasarkan proyeksi, mereka mengharapkan untuk melihat defisit sangat sedikit dari 231.000 bopd pada tahun itu hanya terdiri dari bensin jika upgrade kilang dan konstruksi selesai tepat waktu. Mengomentari proses upgrade kilang lambat, ReforMiner Instituter peneliti Pri Agung Rakhmanto mengatakan Pertamina bisa meningkatkan jumlah penunjukan langsung daripada mengandalkan kemitraan publik-swasta.
Jakarta Post, Page-13, Thursday, Nov, 17 Nov 2016
Kinerja Pertamina Sejajar Perusahaan Migas Berskala Global
PT Pertamina, badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, termasuk salah satu perusahaan minyak dan gas bumi papan atas berskala global, setelah membukukan laba bersih sepanjang Januari-September 2016 sebesar US$ 2,83 rniliar, atau naik 209% dibandingkan periode sama 2015. Laba bersih yang diraih Pertamina tersebut bisa disejajarkan dengan perusahaan migas kelas dunia seperti ExxonMobil yang membukukan laba bersih hingga kuartal III 2016 sebesar US$ 61,5 miliar dan Royal Dutbh Shell yang mencatatkan laba bersih US$ 3,03 miliar.
Kinerja keuangan Pertamina juga jauh di atas Chevron yang merugi US$ 912 juta dan Total SA yang mencatatkan kerugian US$ 382 juta sepanjang Januari-September 2016. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali, mengatakan kinerja positif yang ditunjukkan Pertamina memberikan pembelajaran yang baik, khususnya bagi BUMN lain. Jika BUMN dikelola baik bisa memberikan nilai tambah yang besar bagi negera dan BUMN lain bisa belajar dan Pertamina.
Kinerja cemerlang diperlihatkan oleh sektor hulu Pertamina. Saat biaya produksi dipangkas, sektor downstream justru dapat meningkatkan produksi. Produksi hulu pada periode hingga kuartal III 2016 mencapai 646 ribu barel setara minyak per hari terdiri atas 309 ribu barel per hari minyak dan 1.953 mmscfd gas. Pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 12,3% dibandingkan periode yang sama 2015. Sementara pengapalan produksi listrik panas bumi mencapai 2.233 GWH setara listrik.
Efisiensi biaya operasi hulu sebesar US$ 834 juta yang menjadi penyokong utama bagi realisasi Breakthrough Project 2016 mencerminkan strategi perusahaan untuk fokus pada lapangan-lapangan kerja yang memberikan dampak finansial besar bagi perusahaan. Menurut Rhenald, pencapaian kinerja Pertamina tidak lepas dari serangkaian langkah yang dilakukan manajemen di bawah kepemimpinan Dwi Soetjipto dengan mengintegrasikan sistem yang ada.
Pakar ekonomi energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya mengatakan, kinerja tersebut menunjukkan Pertamina telah melakukan efisiensi dengan sangat baik. Saat harga minyak dunia yang jatuh, BUMN tersebut justru berhasil melakukan penghematan yang luar biasa. Selain itu, kinerja finansial yang sangat memuaskan pada periode sembilan bulan 2016 karena perusahaan memiliki unit usaha hilir dan distribusi yang lebih stabil profilya.
Ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan migas lain yang fokus di hulu yang terkena dampak turunnya harga minyak mentah dunia. Rhenald menjelaskan Pertamina masih memiliki sejumlah tantangan untuk bisa mempertahankan kinerjanya yang positif ke depan. Selain harus menghadapi harga minyak yang belum menguntungkan, Pertamina juga masih harus menyelesaikan masalah-masalah fasilitas atau aset yang harus di efisiensikan. Masih ada suara yang menyebut kita tidak perlu bangun kilang.
Ini Pekerjaan Rumah dari kelompok-kelompok yang ingin Indonesia tetap membeli BBM dari luar. Pertamina menghadapi media war yang luar biasa. Rhenald mengatakan pemerintah harus mendukung Pertamina dengan cara memperkuat. Untuk pemangku kepentingan lain seperti komunitas masyarakat juga harus ada kebijakan win win karena masalahnya biasanya sama.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan untuk bisa mempertahankan kinerja positif yang dicapai sejauh ini, Pertamina membutuhkan dukungan dari para stakeholder dalam rangka kegiatan ekspansi bisnis Pertamina ke depannya. Raihan laba bersih Pertamina sampai kuartal III 2016 disokong peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dari berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan perusahaan. Upaya Pertamina dalam melakukan berbagai langkah efisiensi dari berbagai kegiatan inisiatif dan juga langkah terobosan memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan laba bersih perusahaan.
IN ENGLISH
Performance Parallel Pertamina Oil and Gas Company Global Scale
PT Pertamina, the state-owned integrated energy sector, including one oil and gas company's top global scale, after posting a net profit in January-September 2016 amounted to US $ 2.83 rniliar, up 209% compared to the same period in 2015 . the net profit achieved by the Pertamina can be equated with a world-class oil and gas companies such as ExxonMobil, which posted a net profit in the third quarter 2016 amounted to US $ 61.5 billion and Royal Dutbh Shell posted a net profit of US $ 3.03 billion.
Pertamina's financial performance is also far above the Chevron-losing US $ 912 million and Total SA which recorded a loss of US $ 382 million during January-September 2016. Professor of Faculty of Economics, University of Indonesia Rhenald Kasali, said the positive performance shown Pertamina provide good learning, especially for another state. If SOEs are managed well can provide great added value to the country and other state enterprises can learn and Pertamina.
Brilliant performance shown by Pertamina's upstream sector. When production costs are trimmed, the downstream sector will lead to increased production. Upstream production during the period until the third quarter of 2016 reached 646 thousand barrels of oil equivalent per day consisting of 309 thousand barrels per day of oil and 1,953 MMSCFD of gas. Such achievement showed an increase of 12.3% compared to the same period of 2015. While shipments of geothermal power production reached 2,233 GWH of electricity equivalent.
The cost efficiency of upstream operations amounted to US $ 834 million which became the main advocate for the realization of the Breakthrough Project 2016 reflects the company's strategy to focus on the fields of work that provides substantial financial impact for the company. According Rhenald, Pertamina performance achievement can not be separated from the series of steps taken by management under the leadership Soetjipto by integrating existing systems.
Energy economics expert from the University of Indonesia Berly Martawardaya said the performance showed Pertamina has done very well efficiency. When world oil prices fall, the state is actually managed to do a tremendous savings. In addition, the financial performance was very satisfactory in the nine-month period of 2016 as the company has business units downstream and more stable distribution profilya.
This is different to most other oil and gas company focused on upstream affected by the decline in world crude oil prices. Rhenald explained Pertamina still has a number of challenges in order to maintain a positive performance in the future. Apart from having to face the oil price is not yet profitable, Pertamina also has to resolve the problems of facilities or assets that should be in efisiensikan. There are still voices that call us do not need to wake up the refinery.
This Homework of groups who want Indonesia to keep buying fuel from outside. Pertamina face tremendous media war. Rhenald said the government should support the strengthening Pertamina. For the other stakeholders such as communities should also be a policy win win because the problem is usually the same.
Vice President Corporate Communications of Pertamina Wianda Pusponegoro said to be able to maintain the positive performance achieved so far, Pertamina needs the support of stakeholders in the ordinary course of business of Pertamina future expansion. Raihan Pertamina's net profit in the third quarter 2016 supported improvement of operating performance and efficiency of the various initiatives and breakthroughs of the company. Pertamina efforts in a variety of efficiency measures on the various activities of the initiative and also breakthroughs yielded significant results in improving the company's net profit.
Investor Daily, Page-11, Thursday, Nov, 17 Nov 2016
ENI Diizinkan Ekspor Gas Proyek Muara Bakau
Pemerintah mengizinkan ENI Muara Bakau BV untuk mengekspor sebagian produksi gas dari Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East. Hal ini karena pasar dalam negeri tidak lagi sanggup menyerap produksi gas ini dengan puncak produksi 450 mmscfd. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, sebagian besar gas dari Blok Muara Bakau telah dialokasikan kepada PT Pertamina yang akan menyalurkannya ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sisa produksinya akan di izinkan untuk diekspor karena tidak terserap pasar dalam negeri. Pada tengah tahun lalu, Pertamina telah menanda tangani perjanjian jual beli gas (PJBG) untuk Blok Muara Bakau dengan ENI Muara Bakau BV. Pertamina mengambil jatah 1,4 juta ton per tahun dengan nilai transaksi mencapai USS 4,4 miliar. Pertamina akan menerima pasokan gas ini mulai 2017 selama tujuh tahun. Pasokan gas tersebut berasal dari Lapangan Jangkrik dan North East Jangkrik di Blok Muara Bakau yang digarap oleh Eni Muara Bakau BV bersama GDF Suez dan Saka Energy.
Produksi puncak blok ini ditargetkan mencapai 450 mmscfd atau setara kira-kira 3 juta ton per tahun. Sisa produksi gas lapangan ini yang tidak terserap dalam negeri, akan diekspor. Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku siap menjadi anchor buyer yang sekaligus harus memasarkan gas dari Blok Muara Bakau. Pasokan gas itu utamanya akan dipasarkan ke industri pertambangan di Kalimatan Timur melalui pipa. Gas juga akan dipasok ke fasilitas regasifikasi darat yang saat ini dibangun Pertamina di Bojanegara, Jawa Barat.
Jika seluruh kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, pihaknya siap memasarkannya ke luar negeri. Pengembangan gas Lapangan Jangkrik diawali dengan ditemukannya sumur JKK-1 pada 2009, kemudian dilanjutkan sumur JKK-2 dan JKK-3 pada 2010. Sedangkan pengembangan Lapangan Jangkrik North East dimulai sejak penemuan sumur JNE-1 dan JNE-2 pada 2011.
Selanjutnya rencana pengembangan lapangan (plan of development/ POD) untuk Lapangan Jangkrik disetujui pada November 2011 dan Lapangan Jangkrik North East pada Januari 2013. Total investasi kedua lapangan tersebut sebesar US$ 4 miliar, yakni untuk Lapangan Jangkrik sebesar US$ 2,8 milliar dan Lapangan Jangkrik North East sebesar US$ 1,2 miliar. Proyek Muara Bakau ini mencakup tiga paket rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (engineering, procurement, construction, and instalation/EPCI).
Rincinya, EPCI-1 berupa unit produksi terapung (floating production unit/FPU), EPCI 2 berupa instalasi fasilitas penerima (receiving facility installation/ RFI), dan sistem produksi lepas pantai (subsea production system/ SPS). Seluruh fasilitas ini didesain untuk masa operasi 20 tahun dengan kapasitas 450 mmscfd dan kondensat 1.500 bph.
IN ENGLISH
ENI Access Gas Export Project Muara Bakau
The government allows ENI Muara Bakau BV to export part of the gas production the Jangkriks Field and Jangkriks North East. This is because the domestic market is no longer able to absorb this gas production with peak production of 450 MMSCFD. Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja said, most of the gas from the Muara Bakau block has been allocated to PT Pertamina, which will distribute it to PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Remaining production will be authorized for export because it is not absorbed by the domestic market. In the middle of last year, Pertamina has signed a Gas Sales Agreement (GSA) for the Muara Bakau block with ENI Muara Bakau BV. Pertamina take a ration of 1.4 million tonnes per year, with transaction value to reach US $ 4.4 billion. Pertamina will receive gas supply starting in 2017 for seven years. The gas may originate from the Field Jangkriks and the North East Jangkriks in Block Muara Bakau produced by Eni Muara Bakau BV together with GDF Suez and Saka Energy.
This block peak production targeted to reach 450 MMSCFD or equivalent to approximately 3 million tonnes per year. The rest of the field's gas production is not absorbed domestically, will be exported. Previously, Pertamina President Director Dwi Soetjipto be the anchor buyer claimed to be ready at once to market gas from Block Muara Bakau. The gas supply will be marketed mainly to the mining industry in East Kalimantan through the pipe. Gas will be supplied to the onshore regasification facilities are currently built Pertamina in Bojanegara, West Java.
If all the domestic needs are met, it is ready to market it overseas. Jangkrik Field gas development begins with the discovery wells JKK-1 in 2009, followed a well JKK-2 and JKK-3 in 2010, while the North East Jangkrik Field development began JNE-1 discovery well and JNE-2 in 2011.
Furthermore, the field development plan (plan of development / POD) for Jangkrik Field was approved in November 2011 and the Jangkrik Field North East in January 2013. The total investment of two fields for US $ 4 billion, which is to Jangkrik Field of US $ 2.8 billion and field Jangkriks North East of US $ 1.2 billion. Muara Bakau project includes three packages of engineering, procurement, construction and installation (engineering, procurement, construction, and instalation / EPCI).
Details, EPCI-1 in the form of a floating production unit/FPU, EPCI 2 in the form of installation of facilities recipient (receiving facility installation / RFI), and offshore production systems (subsea production system / SPS). The entire facility is designed for an operating life of 20 years with a capacity of 450 MMSCFD and 1,500 bpd of condensate.
Investor Daily, Page 11, Thursday, Nov, 17 Nov
Setiap Hari Negara Dirugikan Rp 500 Juta
Rencana penertiban penambang minyak sumur tua Kedewan, Kabupaten Bojonegoro membuat ketar-ketir para investor luar Bojonegoro. Karena dengan penertiban tersebut, para investor akan gigit jari. Field Manager Cepu Asset 4 Agus Amperianto mengungkapkan, penyulingan minyak secara ilegal yang marak di kawasan sumur minyak tua menyebabkan kerugian dan kerusakan lingkungan. Pernyataan Agus tersebut merujuk pada pengelolaan sumur minyak tua secara ilegal di kawasan Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro yang dikelola 2.500 penambang. la mengatakan, potensi kerugian negara mencapai Rp 500 juta per hari.
Sebab sebuah industri yang memberi pemasukan besar bagi negara. Agus berharap aparat penegak hukum bertindak tegas. Para penyuling secara ilegal dan perengkek (pembeli solar kerap beralasan memanfaatkan sumur tua. namun nyatanya sumur tua hanya jadi alasan. Banyaknya penyuling dan perengkek menyebabkan eskalasi pencurian dan penjualan secara ilegal pun semakin meningkat.
Perengkek/Jerry can motorist
Agus Amperianto melihat bahwa kecenderungan aksi ini harus dilakukan dengan melakukan pendekatan secara persuasif, keamanan, sosial dan ekonomi dilakukan secara pararel. Meningkatnya praktik penyulingan secara ilegal mengingatkan penegak hukum harus memberikan efek jera kepada para pelakunya. Pihak Pertamina bersama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengupayakan penyelesaian secara win-win solution. Apabila persuasif diabaikan, maka persoalan tersebut hanya bisa diatasi dengan penegakan hukum secara tegas, penindakan, dan pemberian hukuman yang berat tanpa pandang bulu. Nantinya hasil penyulingan tidak dijual ke luar tapi di setor ke Pertamina EP Asset 4.
IN ENGLISH
Every day Disadvantaged Countries Rp 500 Million
Policing plan oilmen old wells Kedewan, Bojonegoro makes helm outside investors Bojonegoro. Due to the demolition, the investors will bite the fingers/insolvent. Field Asset Manager Cepu 4 Amperianto Agus revealed, oil refining illegally rampant in old oil wells causing loss and damage to the environment. Agus The statement refers to the management of old oil wells illegally in the District Kedewan, Bojonegoro managed 2,500 miners. He said the potential state losses of Rp 500 million per day.
For an industry that gives a big revenue for the state. Agus hope the law enforcement officers to act decisively. The distillers illegally and jerry can motoris (solar buyers often unwarranted utilize old wells, but in fact the old well just be a reason. The number of refiners and jerry can motoris lead to escalation of theft and illegal sales is increasing.
Perengkek/Jerry can motorist
Agus Amperianto see that the tendency of action must be done by doing a persuasive approach, security, social and economic carried out in parallel. The increasing practice of illegal distillery remind law enforcement must give deterrent effect to the perpetrators. Pertamina and the Government of Bojonegoro seek settlement a win-win solution. If persuasion is ignored, then the issue can only be addressed with strict enforcement, prosecution, and severe punishment indiscriminately. Later distillates is not sold out but deposited to Pertamina EP Asset 4.
Tambang minyak sumur tua/Old Well Field
Surya, Page-4, Thursday, Nov, 17, 2016
Sejahterakan Warga Sekitar
Sumur minyak tua berada di wilayah Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro. Selama ini penambang dan investor dari luar daerah yang lebih dominan. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabuten Bojonegoro, Agus Supriyanto akan sejahterahkan warga lokal sekitar minyak tua. Saat ini jumlah sumur minyak di Kedewan sebanyak 725 sumur, jumlah penambang sekilar 2.500 orang.
Di sana terdapat aktimas penambahgan, penyulingan dan jual beli solar hasil sulingan. Jumlah tungku penyulingan pada akhir tahun 2015 sebanyak 385 penyuling, saat ini jumlahnya menurun menjadi 180 penyuling. Sebagian besar penyuling berasal dari luar daerah Bojonegoro. Jumlah perengkek yang berasal dari Kecamatan Kedewan sendiri sebanyak 71 orang, sedangkan dari luar Kedewan sebanyak 137 orang. Sebanyak 55 orang merupakan investor luar daerah yang ikut dalam pengelolaan sumur tua. Ia mengungkapkan, penertiban untuk menyejahterakan warga sekitar penambangan sumur minyak tua.
Perengkek/Jerry can motoris
IN ENGLISH
Prosperous Residents Around
Old oil wells located in the District Kedewan Bojonegoro. During these miners and investors from outside the area that is more dominant. Head of Energy and Mineral Resources (ESDM) Kabuten Bojonegoro, Agus Supriyanto will be Prosperous local residents about the old oil. Currently the number of oil wells in Kedewan as many as 725 wells, the number of miners sekilar 2,500 people.
Old Well Oil in Bojonegoro
There are activity is the mining, refining and selling diesel distillates. Total refining furnace at the end of 2015 as many as 385 Distillers, now numbers decreased to 180 distiller. Most refiners are from outside the area Bojonegoro. Jerry can motoris amount derived from the District Kedewan own as many as 71 people, while outside Kedewan as many as 137 people. A total of 55 people are investors outside the region who participated in the management of old wells. He said the demolition of the welfare of people around the mining of old oil wells.
Surya, Page-4, Thursday, Nov, 17, 2016
Usir Penambang Minyak
Persoalan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro seolah tidak akan pernah selesai. Sudah berulang kali ditertibkan, jumlah sumur malah semakin banyak. Bahkan investor luar daerah ikut berbondong-bondong mengeruk emas hitam ini dari bumi Bojonegoro. Parahnya, warga desa di sekitar sumur minyak tua ini kehidupannya juga biasa-biasa saja. Karena keuntungan dari penambangan ilegal ini dinikmati kebanyakan investor luar daerah. Untuk penertiban terakhir, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral [ESDM] Kabupaten Bojonegoro, Agus Supriyanto menggelar koordinasi rencana penertiban pengelolaan sumur minyak tua itu.
Penertiban akan dilakukan aparat kepolisian bersama TNI terhadap penambang minyak secara ilegal di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro di gedung DPRD. Penertiban sumur minyak tua akan difokuskan pada pelaku penambang, penyuling dan perengkek yang berasal dari luar daerah Kecamatan Kedewan, Rencananya sosialisasi tersebut akan dilakukan di Desa Hargomulyo, dengan melibatkan sekitar 130 orang dari tokoh pemuda, masyarakat, Pemerintah desa, penambang, Perengkek dan penyuling.
Jika masih terdapat penambang, penyuling maupun perengkek yang berasal dari luar daerah, maka pihaknya terpaksa menertibkan. Agus menyebut, jumlah penambang, jerry can motoris, maupun penyuling di sumur tua saat ini lebih banyak berasal dari luar daerah. Jumlah perengkek yang berasal dari Kecamatan Kedewan sendiri hanya sebanyak 71 orang, sedangkan dari luar Kedewan sebanyak 137 orang. Sebanyak 55 orang merupakan investor luar daerah yang ikut dalam pengelolaan sumur tua.
Sedangkan untuk penyuling atau tungku pengelola minyak pada akhir tahun 2015 sebanyak 385 penyuling, saat ini jumlahnya menurun menjadi 180 penyuling. Sebagian besar penyuling berasal dari luar daerah Bojonegoro. Saat ini jumlah sumur minyak di Kedewan sebanyak 725 sumur dengan jumlah penambang sekitar 2.500 orang dan kebanyakan dari luar daerah.
Perengkek/Jerry Can Motoris
IN ENGLISH
Banish Miners Oil
The problem of old oil wells in the district of Bojonegoro as Kedewan will never finish. It has been repeatedly disciplined, the number of wells even more. Even investors outside the region participated in droves dredge black gold from the earth Bojonegoro. Worse, the villagers around this old oil wells life is also mediocre. Because profit from illegal mining is enjoyed by most investors outside the region. For the last demolition, Head of Energy and Mineral Resources [EMR] Bojonegoro, Agus Supriyanto held a coordination plan of controlling the management of the old oil wells.
Demolition will be done by the police together with the military against the oil miners in the district ilegal Kedewan, Bojonegoro in the Parliament building. Control of oil wells parents will be focused on the perpetrators of miners, refiners and jerry can motoris originating from outside the District of Kedewan, plan the dissemination will be carried out in the village Hargomulyo, involving about 130 people from youth leaders, community, village government, miners, Jerry Can Motoris and refiners.
If there are miners, refiners and jerry can motoris originating from outside the region, so it was forced to bring order. Agus said, the number of miners, jerry can motoris, as well as refiners in the old well this time more to come from outside the area. jerry can motoris amount derived from the District Kedewan itself only as many as 71 people, while outside Kedewan as many as 137 people. A total of 55 people are investors outside the region who participated in the management of old wells.
As for refiners or oil furnace manager at the end of 2015 as many as 385 Distillers, now numbers decreased to 180 distiller. Most refiners are from outside the area Bojonegoro. Currently the number of oil wells in Kedewan as many as 725 wells by the number of miners about 2,500 people and mostly from outside the area.
Surya, Page-4, Thursday, Nov, 17, 2016
Pemerintah Kabupaten Tertibkan Penambang Liar
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berencana melakukan penertiban terhadap penambang sumur minyak tua ilegal di Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Penertiban ini bersifat represif sebagai upaya terakhir, kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bojonegoro Agus Supriyanto. Dari data terakhir menyebutkan, jumlah penambang, perengek, ataupun penyuling di sumur tua lebih banyak berasal dari luar daerah.
Jumlah perengkek yang berasal dari Kecamatan Kedewan sebanyak 71 orang, sedangkan dari luar Kedewan sebanyak 137 orang. Sementara sebanyak 55 orang merupakan investor luar daerah yang ikut dalam pengelolaan sumur tua. Sementara untuk penyuling atau tungku pengelola minyak pada akhir 2015 sebanyak 385 penyuling. Sementara saat ini jumlahnya menurun menjadi 180 penyuling yang sebagian merupakan pelaku yang berasal dari luar daerah Bojonegoro.
Sekarang jumlah sumur minyak di Kedewan sebanyak 725 sumur dengan jumlah penambang sekitar 2.500 orang. Rencananya sosialisasi tersebut akan dilakukan di Desa Hargomulyo, dengan melibatkan sekitar 130 orang dari tokoh pemuda, masyarakat, pemerintah desa, penambang, perengkek, dan penyuling. Sosialisasi ini diharapkan menjadi penertiban tidak perlu dilakukan, namun jika masih terdapat penambang, penyuling, ataupun perengkek yang berasal dari luar daerah pihaknya mengaku terpaksa harus melakukan penertiban.
Penertiban ini merupakan warning terhadap investor dari luar, perengkek dari luar, penambang dari luar, untuk berhenti dari pengelolaan sumur tua di Wonocolo. Penertiban yang dilakukan ini merupakan upaya menyejahterakan warga sekitar penambangan sumur minyak tua di Wonocolo. Jadi, pelaku penambang, penyuling, dan perengkek yang berasal dari Kecamatan Kedewan nantinya akan tetap bisa beroperasi. Kegiatan pengelolaan sumur tua tetap jalan dengan dikelola oleh orang-orang sekitar.
Untuk perengkek hanya diperbolehkan beroperasi di wilayah sekitar pengeboran saja, yakni untuk pengangkutan minyak dari mulut sumur ke penyulingan. Penyulingan nantinya juga akan mendapatkan pelatihan dari Pertamina EP Asset 4 sebagai pemilik Wilayah kerja pertambangan (WKP). Jadi hasil penyulingannya tidak dijual ke luar, tapi disetor ke Pertamina EP Asset 4. Menurut Field Manager Cepu Asset-4 Agus Amperianto, para pelaku kegiatan illegal refinery dan perengkek luar Bojonegoro kerap beralasan memanfaatkan sumur tua, tapi nyatanya sumur tua itu hanya jadi alibi dan jembatan memperoleh izin atau legal standing, sedangkan oknum pengurus KUD atau paguyuban hanya memanfaatkannya untuk penampungan minyak ilegal di wilayah kerja yang di izinkan. Sementara tujuan utamanya tidak menyerahkan hasil produksinya ke Pertamina melainkan dijual ke penadah atau trader atau penyuling ilegal. Eskalasi pencurian dan penjualan ilegal pun semakin meningkat.
IN ENGLISH
District Government Curb Illegal Miners
Government of Bojonegoro plan to curb the illegal miners of old oil wells in Wonocolo, District Kedewan, Bojonegoro. These repressive policing as a last resort, says Head of Energy and Mineral Resources (ESDM) Bojonegoro Agus Supriyanto. From the latest data, the number of miners, Jerry Can Motoris, or distillers in old wells, more comes from outside the area.
Jerry Can Motoris amount derived from the District Kedewan as many as 71 people, while outside Kedewan as many as 137 people. While as many as 55 people are investors outside the region who participated in the management of old wells. As for refiners or oil furnace manager at the end of 2015 as many as 385 distillers. While at this time the number decreased to 180 refiners partly perpetrators from outside the area Bojonegoro.
Now the number of oil wells in Kedewan as many as 725 wells by the number of miners about 2,500 people. The plan will be carried out on the socialization of the village Hargomulyo, involving about 130 people from youth leaders, community, village government, miners, perengkek, and refiners. Socialization is expected to be the control is not necessary, but if there are miners, refiners, or perengkek originating from outside the area it claimed had to right the situation.
This is a warning against the demolition of outside investors, perengkek from outside, miners from the outside, to retire from the management of old wells in Wonocolo. The controlling is done is an effort to improve the life of citizens around the mining of old oil wells in Wonocolo. Thus, the perpetrators of miners, refiners, and perengkek derived from the District Kedewan will still be in operation. Event management of old wells remain the way to be managed by the people around.
Jerry Can Motoris only allowed to operate in the area around the drilling, namely for the transport of oil from wells to the mouth of the distillery. Distillation will also receive training from Asset Pertamina EP 4 as the owner of the mining working area (WKP). So the results of the refining is not sold out, but deposited into the Asset 4. According to Pertamina EP Cepu Field Manager Asset-4 Agus Amperianto, the perpetrators of illegal activities outside Jerry Can Motoris Bojonegoro refinery and often unwarranted utilize old wells, but in fact the old well just alibi gain permission or legal standing, while unscrupulous administrators cooperatives or associations just use it for illegal oil storage in the working area are authorized. While the primary purpose is not delivering their production to Pertamina but sold to a fence or a trader or illegal distillers. Escalation theft and illegal sales is increasing.
Koran Sindo, Page-4, Thursday, Nov, 17, 2016
Subscribe to:
Posts (Atom)