Nebras Guarantees Gas Supply

Nebrcas Power, Qatar's state-owned power company, is potentially rubbing liquefied natural gas to Indonesia as one of the company's agreements to build a steam power plant in the country worth US $ 1 billion.

Nebras Power and PT Pembangkitan Jawa-Bali have signed a preliminary agreement to construct an 800 MW (800 MW) steam power plant (PLTGU) integrated with storage and regasification facilities at North Sumatra.

ESDM Minister Ignatius Jonan said that Indonesia opens opportunities for Qatar to supply LNG at competitive prices. According to him, the import license becomes one of the cooperation agreement clauses between PLN and Nebras Power

"Under the agreement, the government allows Qatar to supply LNG to PLTGU," Jonan said, Monday (23/10).

Jonan added, there are two main terms of LNG import from Qatar. First, the maximum price of imported LNG is only 14.5% of the ICP Second, the price should not be the same or more expensive than the local LNG price.

President Joko Widodo allowed the power plant to take gas supplies from abroad as long as it could be cheaper. This is done in order to encourage domestic industry more competitive.

Jonan said that the project did not discuss until the details because the preliminary agreement has just been agreed on Thursday (19/10). EMR Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar said that Nebras Power had signed an agreement with PJB.

to build a PLTGU and regasification facility (floating storage regasification unit / FSRU) with a total investment of US $ 1 billion. The subsidiary of PT Perusahaan Listrik Negara together with Nebras Power will build PLTGU worth US $ 800 million while US $ 200 million to build storage and regasification facilities.

"Qatar is a powerhouse, Nebras is also from Qatar. PLTGU investment of US $ 800 million plus US $ 200 million, "he said after attending exposure to Jokowi-JK's 3 Year Performance at the Office of President Staff, Monday (23/10).

According to him, the current supply of liquefied natural gas / LNG still prioritizes the supply from within the country as stipulated in the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation no. 45/2017 on Gas Utilization for Power Plant.

Based on the beleid, electric developers can import LNG with a maximum price requirement of 14.5% of Indonesian crude price (ICP). Meanwhile, the agreement states that LNG price from Qatar is 14% of ICP This means that LNG from Qatar has met the requirements of gas imports.

"The probability of importing LNG from Qatar is open, can be domestic, can be from Qatar" said Arcandra.

Early in the year Nebras Power also agreed to purchase 40.5% of Engie's stake in the 2,000 MW Paiton power plant Paola Vezzano, Head of HR, Communications and CSR Engie Asia Pacific, previously said Engie had sold 40.5% stake in Paiton Power Plant to Nebras Power QSC (Nebras) and a combination of several other shareholders in Paiton. The stock release agreement was made in early January 2017 although both corporations have agreed since early 2016.

Meanwhile, PLN's Strategic Procurement Director Supangkat Iwan Santoso said that the PLTGU will be built in North Sumatra with a capacity of 800 megawatts. According to him, PLN is preparing a power purchase agreement targeted to be agreed at the beginning of 2018.

Beginning next year, maybe we have PPA [power purchase agreement]. Target of commercial operation 3 years after PPA, that is in 2021, "he said

PLN is still calculating the gas requirement for the plant. Supangkat also has not been able to project the source of gas supply used to supply the plant.

In the Business Plan for the Provision of Power List (RUPTL) 2017-2026, Indonesia will increase the capacity of PLTG or PLTMG of 5,600 MW to make the installed capacity of PLTG to 20,741 MW by 2026 The capacity increase will be accompanied by the addition of gas allocation from 606 trillion British thermal unit (TBUU) in 2017 to 1,194 TBTU in 2026.

IN INDONESIA

Nebras Jamin Suplai Gas

Nebrcas Power, BUMN listrik milik Qatar, berpotensi memosok gas alam cair ke Indonesia sebagai salah satu kesepakatan perusahan itu ddalam membangun pembangkit listrik tenaga gas uap di Tanah Air senilai US$1 miliar.

Nebras Power dan PT Pembangkitan Jawa-Bali telah menandatangani kesepakatan awal untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) berkapasitas 800 megawatt (MW) yang terintegrasi dengan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi di Sumatra Utara.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan bahwa Indonesia membuka peluang kepada Qatar untuk memasok LNG dengan harga yang kompetitif. Menurutnya, izin impor itu menjadi salah satu klausul perjanjian kerja sama antara PLN dengan Nebras Power

“Dalam perjanjian itu, pemerintah mengizinkan Qatar memasok LNG untuk PLTGU,” kata Jonan, Senin (23/10).

Jonan menambahkan, ada dua syarat utama impor LNG dari Qatar. Pertama, harga maksimum LNG impor tersebut hanya 14,5% dari ICP Kedua, harga tersebut tidak boleh sama atau lebih mahal dibandingkan dengan harga LNG lokal.

Presiden Joko Widodo memperbolehkan pembangkit listrik mengambil pasokan gas dari luar negeri asalkan bisa lebih murah. Hal tersebut dilakukan agar bisa mendorong industri dalam negeri lebih kompetitif.

Jonan menuturkan bahwa proyek tersebut memang belum membahas hingga detail karena perjanjian pendahuluan baru saja disepakati Kamis (19/10). Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan bahwa Nebras Power telah menandatangani kesepakatan dengan PJB.

untuk membangun PLTGU dan fasilitas regasifikasi (floating storage regasification unit/FSRU) dengan total investasi US$ 1 miliar. Anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara bersama dengan Nebras Power akan membangun PLTGU senilai US$ 800 juta, sedangkan US$ 200 juta untuk membangun fasilitas penyimpanan dan regasifikasi.

“Qatar kan pembangkit, Nebras kan dari Qatar itu. Investasi PLTGU US$ 800 juta plus US$ 200 juta,” ujarnya usai menghadiri paparan Kinerja 3 Tahun Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden, Senin (23/10). 

Menurutnya, saat ini pasokan gas alam cair/LNG masih mengutamakan pasokan dari dalam negeri seperti diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 45/2017 tentang Pemanfaatan Gas untuk Pembangkit Listrik.

Berdasarkan beleid tersebut, pengembang listrik bisa mengimpor LNG dengan persyaratan harga maksimal 14,5% dari harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ ICP). Sementara itu, kesepakatan tersebut menyatakan bahwa harga LNG dari Qatar sebesar 14% dari ICP Artinya, LNG dari Qatar itu sudah memenuhi persyaratan impor gas. 

“ Kemungkingan impor LNG dari Qatar terbuka, bisa dalam negeri, bisa dari Qatar” kata Arcandra.

Pada awal tahun Nebras Power juga menyepakati pembelian 40,5 % saham Engie di PLTU Paiton berkapasitas 2.000 MW Paola Vezzano, Head of HR, Communications and CSR Engie Asia Pacific, sebelumnya mengatakan bahwa Engie telah menjual 40,5 % saham di PLTU Paiton kepada Nebras Power Q.S.C (Nebras) dan kombinasi dari beberapa pemegang saham lainnya di Paiton. Kesepakatan pelepasan saham itu dilakukan pada awal Januari 2017 kendati kedua korporasi itu telah menyepakati sejak awal 2016.

Sementara itu, Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan bahwa PLTGU tersebut akan dibangun di Sumatra Utara dengan kapasitas 800 megawatt. Menurutnya, PLN sedang menyiapkan Perjanjian Jual beli listrik yang ditargetkan bisa disepakati pada awal 2018.

Awal tahun depan, mungkin kita sudah PPA [perjanjian jual beli listrik]. Target operasi komersial 3 tahun setelah PPA, yaitu pada 2021," katanya 

PLN masih menghitung kebutuhan gas untuk pembangkit tersebut. Supangkat juga belum dapat memproyeksikan sumber pasokan gas yang dipakai untuk menyuplai pembangkit tersebut.

Di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listlik (RUPTL) 2017-2026, Indonesia akan mengalami penambahan kapasitas PLTG atau PLTMG sebesar 5.600 MW sehingga membuat kapasitas terpasang PLTG menjadi 20.741 MW pada 2026  Kenaikan kapasitas itu akan disertai dengan penambahan alokasi gas dari 606 triliun British thermal unit (TBtu) pada 2017 menjadi 1.194 TBTU pada 2026. 

Bisnis Indonesia, Page-30, Tuesday, October 24, 2017