google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Operation Jambaran-Tiung Biru is Positive - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Saturday, September 23, 2017

Operation Jambaran-Tiung Biru is Positive



The gas price agreement between Pertamina and PLN in Jambaran-Tiung Biru is considered very positive and high strategic value. Because many economic impacts are generated, ranging from labor to industry.

"Very strategic and positive. Many mulitiplier effects of economic sector that can be driven, "said Executive Director of ReforMiner Institue Komaidi Notonegoro in Jakarta, Friday (22/9).

According to Komaidi, the resulting economic impact is remarkable. Including, among others, that the gas supply from Jambaran-Tiung Biru is vital to meet gas demand in Indonesia, especially electricity and industry in Java.

"Do not forget, the industries in East Java will continue to grow. Not to mention the interconnected electricity, so the results of power plants in East Java can be for Central Java and Bali. Electricity will also drive other sectors. In the agricultural sector, for example, it will add value to the fertilizer and petrochemical industry, "he said.

Komaidi also believes that Jambaran - Tiung Biru can accelerate the utilization of gas pipeline Gresik-Semarang, so that the utilization of gas can be expanded. Thus, the projects that were delayed and the economy in doubt, will all go back one by one.

Special sector of industry, Jambaran-Tiung Biru become the solution of gas supply needs. It is true that the current LNG is abundant, because oil refineries in some countries, such as Qatar, Australia, and Papua New Guinea are many. But Komaidi reminded that industry should not think too micro and short term.

"This large gas only lasts until 2018. In fact, the industry must think until 2025-2030. That is, the industry also needs gas supply from Jambaran-Tiung Biru, "he said.

Equally important, is the incredible employment absorption. Due to the ever-increasing growth, the industry is also increasingly in need of a lot of manpower. Not directly related, but also supporting industries, such as pipes to food.

Not just primary industry. Micro, small and medium enterprises (MSMEs) were also believed to be positively affected by the operation of the Jambaran-Tiung Biru field. Therefore, the Vice Chairman of the Chamber of Commerce and Industry (KADIN) Indonesia, Erik Hidayat, sees that the project is very positive for the community, not least the small entrepreneurs, which in fact is a big contribution in the national economy.

"A must. Because of its effect to lower society. There are 56 million micro businesses, with 60 percent of them culinary, including stalls, bakers, and street food. They have to be positively affected by the cooperation between PLN and Pertamina, "Erik said. 

    If that happens, he said, it is expected to strengthen the competitiveness of MSMEs, which will ultimately positively affect the regional and national economy.

In addition, he said, is expected to also support 221 ministries that have been their respective programs in the development of SMEs.

"We all help a lot. It is an obligation for all institutions and even state-owned enterprises to advance MSMEs, "said Erik.

IN INDONESIA


Pengoperasian Jambaran-Tiung Biru Dinilai Positif  


Kesepakatan harga gas antara Pertamina dan PLN di Jambaran-Tiung Biru dinilai sangat positif dan bernilai strategis tinggi. Pasalnya banyak dampak ekonomi dihasilkan, mulai sektor tenaga kerja hingga industri. 

“Sangat strategis dan positif. Banyak mulitiplier effect sektor ekonomi yang bisa digerakkan," kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institue Komaidi Notonegoro di Jakarta, Jumat (22/ 9).

Menurut Komaidi, dampak ekonomi yang dihasilkan memang luar biasa. Termasuk di antaranya, bahwa pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru sangat vital untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia, khususnya listrik dan industri di Jawa.

“Jangan lupa, industri di Jawa Timur akan terus bertumbuh. Belum lagi listrik yang interkoneksi, sehingga hasil pembangkit di Jatim bisa untuk Jawa Tengah dan Bali. Listrik juga akan menggerakkan sektor-sektor lain, Di sektor pertanian, misalnya, akan memberi nilai tambah industri pupuk dan petrokimia,” kata dia.

Komaidi juga meyakini, Jambaran - Tiung Biru bisa mempercepat utilisasi pipa gas Gresik-Semarang, sehingga pemanfaatan gas bisa diperluas. Dengan demikian, proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan, semua akan kembali berjalan satu per satu.

Khusus sektor industri, Jambaran-Tiung Biru menjadi solusi pemenuhan kebutuhan pasokan gas. Benar bahwa saat ini LNG sedang melimpah, karena kilang minyak di beberapa negara, seperti Qatar, Australia, dan Papua Nugini sedang banyak. Tetapi Komaidi mengingatkan, bahwa industri tidak boleh berpikir terlalu mikro dan jangka pendek.

“Gas yang sedang banyak ini hanya bertahan hingga 2018. Padahal, industri harus berpikir hingga 2025-2030. Artinya, industri pun membutuhkan pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru,” kata dia.

Tidak kalah penting, adalah penyerapan tenaga kerja yang sangat luar biasa. Karena dengan pertumbuhan yang terus meningkat, industri juga semakin membutuhkan banyak tenaga kerja. Tidak yang terkait langsung, namun juga industri penunjang, seperti pipa hingga makanan.

Tidak hanya industri primer. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun, diyakini bisa terimbas positif operasional lapangan Jambaran-Tiung Biru. Untuk itu Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Erik Hidayat, melihat bahwa proyek itu sangat positif bagi masyarakat, tidak terkecuali pengusaha kecil, yang notabene kontribusi besar dalam perekonomian nasional.

“Harus dong. Karena efeknya ke masyarakat bawah. Terdapat 56 juta mikro bisnis, dengan 60 persen di antaranya adalah kuliner, termasuk warung, tukang kue, dan makanan kaki lima. Mereka harus terkena dampak positif kerja sama antara PLN dan Pertamina itu,” kata Erik. 

    Jika itu terjadi, kata dia, diharapkan bisa memperkuat daya saing UMKM, yang pada akhirnya akan berimbas positif bagi perekonomian daerah dan nasional. 

Selain itu, kata dia, diharapkan pula bisa mendukung 221 kementerian yang selama ini memiliki program masing-masing dalam pengembangan UMKM. 

“Kita semua banyak membantu. Sudah kewajiban bagi semua lembaga bahkan BUMN untuk memajukan UMKM,” kata Erik.

Investor Daily, Page-9, Saturday, Sept 23, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel