google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Oil Supply Should Be Noticed - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Saturday, April 22, 2017

Oil Supply Should Be Noticed



Indonesia Country Manager at Natural Resource Governance Institute Emanuel Bria said, as an oil importer country, Indonesia needs to pay attention to supply security. Indonesia should make energy resilience a part and national resilience.

"As an oil importing country, which is still the main source of energy, Indonesia should be able to secure supply from the selling country. It requires high level political diplomacy because energy security must actually be part of national security," Emanuel said as speaker in a discussion titled "Indonesia's Energf Diplomacy: High Politics or Low Politics ", Friday (21/4), in Jakarta

Emanuel mentions that the energy paradigm in Indonesia is still the energy as an economic driver, not as a national security. The energy produced, for example, oil and natural gas, is seen as a source of state revenue and also a source that could have a double impact on the national economy.

"A country that considers energy security as a national defense will devote all its resources to secure supply or energy needs in the long term. The state will directly lead these efforts, "Emanuel said.

Energy security in Indonesia in the form of openasional reserves of fuel oil (BBM) for 18-22 days, somewhat vulnerable. National security is difficult to maintain in situations of laicis, such as war. Generally, the energy security of a country is at least 90 days.

"High-level diplomacy to secure energy supplies should involve cross-ministries, such as the Ministry of Foreign Affairs and the Ministry of Defense. It is not the responsibility of the Ministry of Energy and Mineral Resources alone, "Emanuel said.

Maryati Abdullah, Coordinator of Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, a civil society coalition for transparency and accountability of Indonesia's extractive resources, added that relying only on one country for energy supplies is particularly vulnerable to national energy resilience. Indonesia should diplomate to various countries to increase the supply of oil from abroad.

"In addition, urgent energy diversification is done. Indonesia should not rely solely on fossil energy alone. The current trend is the use of new renewable efiergi, "said Maryati.

IN INDONESIAN

Pasokan Minyak Harus Diperhatikan


Indonesia Country Manager pada Natural Resource Governance Institute Emanuel Bria mengatakan, sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia perlu memperhatikan keamanan pasokan. Indonesia harus menjadikan ketahanan energi sebagai bagian dan ketahanan nasional.

”Sebagai negara pengimpor minyak, yang masih menjadi sumber energi utama, Indonesia harus bisa mengamankan pasokan dari negara penjual, Ini memerlukan diplomasi politik tingkat tinggi karena sebenarnya ketahanan energi harus menjadi bagian dari ketahanan nasional,” kata Emanuel saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ”Indonesia’s Energf Diplomacy: High Politics or Low Politics”, Jumat (21/4), di Jakarta

Emanuel menyebut bahwa paradigma energi di Indonesia masih menjadi energi sebagai penggerak ekonomi, bukan sebagai sebuah ketahanan nasional. Energi yang dihasilkan, misalnya, minyak dan gas bumi, dipandang sebagai sumber penerimaan negara dan juga sumber yang bisa menimbulkan dampak ganda pada perekonomian nasional. 

”Negara yang menganggap ketahanan energi sebagai sebuah ketahanan nasional akan mencurahkan seluruh sumber dayanya untuk mengamankan pasokan atau kebutuhan energi dalam jangka panjang. Negara akan memimpin langsung usaha-usaha tersebut,” ujar Emanuel.

Ketahanan energi di Indonesia berupa cadangan openasional bahan bakar minyak (BBM) selama 18-22 hari, terbilang rentan. Keamanan nasional sulit dipertahankan apabila terjadi situasi laisis, seperti perang. Umumnya, ketahanan energi sebuah negara sedikitnya 90 hari. 

”Diplomasi tingkat tinggi untuk amankan pasokan energi harus melibatkan lintas kementerian, seperti Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan. Bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saja,” kata Emanuel.

Maryati Abdullah, Koordinator Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, koalisi masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabilitas sumber daya ekstraktif Indonesia, menambahkan, hanya bergantung pada satu negara untuk pasokan energi sangat rentan bagi ketahan energi nasional. Indonesia harus berdiplomasi ke berbagai negara untuk memperbanyak sumber pasokan minyak dari luar negeri.

”Selain itu, diversifikasi energi yang mendesak dilakukan. Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan energi fosil semata. Tren sekarang ini adalah pemanfaatan efiergi baru terbarukan,” ujar Maryati.

Kompas, Page-19, Saturday, April, 22, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel