google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Saka Energy Must Remove the Sanga-Sanga - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Friday, January 20, 2017

Saka Energy Must Remove the Sanga-Sanga



If Saka Energy wants to go back to the Sanga-Sanga, should buy more.

PT Saka Energi Indonesia, a subsidiary of PT PGN, the possibility besal must give Sanga Sanga. Therefore, the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan will give Sanga-Sanga, one of eight oil and gas blocks will be exhausted in 2018, to Pertamina.

In fact, November 2016 Saka Energi Indonesia to buy shares owned by BP East Kalimantan 26.25%. That is Saka Energi Indonesia will lose rights or lose its stake in Sanga-Sanga. Understandably, a 100% stake in oil and gas block will be given over to Pertamina.

When Saka want to partner again in Sanga-Sanga, then there must be a share purchase transaction there again. However, Director of Energy Saka Tumbur Parlindungan said Saka will not be deprived of the government's decision. For all risks have been calculated prior to a corporate action. "The price of oil goes up. At least, that's the advantage," said Tumbur,

He revealed, until now showing up production contract (PSC) ended in 2018, Saka Energy will still work in Sanga-Sanga. "We are part of the joint operators of the block until the PSC is over," said Tumbur. But he did not answer when asked if saka going back into Sanga-Sanga.

Pertamina Upstream Director Syamsu Alam said, Pertamina opportunities for contractors to re-enter the Sanga-Sanga. However, Pertamina will remain the majority. Meanwhile, Pertamina president director Dwi Soetjipto said share down every field of employment termination eight regions will see the ability of partners to be included in the block to take over. As for the transfer of employees, Pertamina still requires labor. Understandably, Pertamina has limited employees. "So, we transfer those employees who are on the block. They are outsourcing there they control the area," said Dwi.

Associated with the process of the transition period, the Head of Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi explained, such as the Mahakam block, SKK Migas will keep the transition. He acknowledged that not all exactly the same field. "As ONWJ, from PHE to PHE. Some courts instead of Pertamina as the operator, but Pertamina has interest, so the transition to Pertamina will be maintained," said Amien.

Buy assets of ExxonMobil

In addition, the government has also decided to assign Pertamina operation Jambaran Fields Tiung Blue, Cepu Block in East Java. Because Pertamina EP Cepu and ExxonMobil have not also run the oil and gas projects. Therefore, ExxonMobil asking for an internal rate of return (IRR) reached about 16%. Moreover, buyers of gas there is also unclear.

For the record, the work plan or plan of development (POD) Fields Jambaran Blue Tiung been signed SKK Migas Chief since September 2015. Syamsu expect, with the assignment, the Blue Tiung Jambaran gas field could begin. During this time, according Syamsu, in the development field occur Jambaran Blue Tiung economical differences between Pertamina and ExxonMobil.

That is why in order to run the project, the government commissioned Pertamina to continue to develop the field. The trick to take over rights of participation in the field Jambaran Tiung Exxonmobil Blue. "We're going to buy, Exxonmobil shares as much as 45%. However, Pertamina could own, yes, the road itself, we can," said Syamsu.

He stated, if the decision can be taken this year, Pertamina will soon carry out a project of the Blue Tiung Jambaran. Related problems divestment project with Exxon, in parallel we are also talking about, its interest Exxonmobil we buy, "said Syamsu.

Erwin Maryoto, Vice President of Public and Government Affairs of ExxonMobil Indonesia, revealed that the company did not talk about it. So far, both Exxon and Pertamina EP Cepu was looking for a time to talk about it. "What is important for us to be talking about the search for a favorable solution," he said.

IN INDONESIAN

Saka Energi Harus Lepas Sanga-Sanga


Jika Saka Energi ingin masuk lagi ke Sanga-Sanga, harus membeli lagi.

PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN), kemungkinan besal harus merelakan Blok Sanga Sanga. Sebab, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan akan memberikan Blok Sanga-Sanga, satu dari delapan blok migas yang akan habis tahun 2018, kepada Pertamina. 

Padahal, November 2016 Saka Energi Indonesia membeli saham milik BP East Kalimantan sebesar 26,25%.  Artinya Saka Energi Indonesia akan kehilangan hak atau kehilangan sahamnya di Blok Sanga-Sanga. Maklum, 100% saham blok migas tersebut akan diberikan seluruhnya ke Pertamina.

Bila Saka ingin bermitra lagi di Sanga-Sanga, maka harus ada transaksi pembelian saham di sana lagi. Meski demikian, Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, Saka tidak akan mendapatkan kerugian dengan keputusan pemerintah tersebut. Sebab semua risiko telah dihitung sebelum melakukan sebuah aksi korporasi tersebut. "Harga minyak naik. Paling tidak, itu keuntungannya, " kata Tumbur, 

Dia mengungkapkan, hingga saat ini sampai production showing contract (PSC) berakhir pada tahun 2018 nanti, Saka Energi masih akan bekerja dalam Blok Sanga-Sanga. "Kami bagian dari joint operator di blok tersebut sampai PSC berakhir," kata Tumbur. Namun dia tidak menjawab, ketika ditanya apakah saka akan kembali masuk ke Blok Sanga-Sanga.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam bilang, Pertamina membuka kesempatan bagi kontraktor untuk kembali masuk ke Blok Sanga-Sanga. Namun Pertamina akan tetap menjadi mayoritas. Sementara, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menyebutkan share down setiap lapangan dari delapan wilayah kerja terminasi akan melihat kemampuan mitra yang akan masuk dalam blok tersebut dalam mengambil alih. Sementara untuk pengalihan karyawan, Pertamina masih membutuhkan tenaga kerja. Maklum, Pertamina memiliki keterbatasan karyawan. "Maka, kami transfer karyawan-karyawan yang ada di blok tersebut. Mereka alih daya di situ mereka kuasai areanya," ucap Dwi.

Terkait dengan proses masa transisi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menerangkan, seperti blok Mahakam, SKK Migas akan menjaga transisi. Ia mengakui tak semua lapangan sama persis. "Seperti ONWJ, dari PHE ke PHE. Beberapa lapangan bukan Pertamina sebagai operator, tapi Pertamina punya interest, Jadi, transisi ke Pertamina akan dijaga, " kata Amien.

Beli aset ExxonMobil

Selain itu, pemerintah akhirnya juga memutuskan menugaskan Pertamina dalam pengoperasian Lapangan Jambaran Tiung Biru, Blok Cepu Jawa Timur. Pasalnya Pertamina EP Cepu dan ExxonMobil belum juga menjalankan proyek migas tersebut. Sebab, ExxonMobil meminta internal rate of return (IRR) mencapai sekitar 16%. Apalagi pembeli gas di sana juga belum jelas.

Sebagai catatan, rencana kerja atau plan of development (POD) Lapangan Jambaran Tiung Biru sudah diteken Kepala SKK Migas sejak September 2015. Syamsu mengharapkan, dengan penugasan tersebut, Lapangan gas Jambaran Tiung Biru bisa segera dimulai. Selama ini menurut Syamsu, dalam pengembangan Lapangan Jambaran Tiung Biru terjadi perbedaan keekonomian antara Pertamina dan ExxonMobil.

Itulah mengapa agar proyek bisa berjalan, pemerintah menugaskan Pertamina untuk tetap mengembangkan lapangan tersebut. Caranya mengambil alih hak partisipasi Exxonmobil di lapangan Jambaran Tiung Biru. "Kami akan beli, saham Exxonmobil sebanyak 45%. Kalau Pertamina sanggup sendiri, ya jalan sendiri, kita sanggup," ungkap Syamsu.

Dia menyatakan, jika keputusan tersebut bisa diambil tahun ini, Pertamina akan segera menjalankan proyek Jambaran Tiung Biru tersebut. Terkait masalah divestasi proyek itu dengan Exxon, kami secara paralel juga bicarakan, interest-nya Exxonmobil kita beli," ujar Syamsu.

Erwin Maryoto, Vice President of Public and Government Affairs of ExxonMobil Indonesia, mengungkapkan, pihaknya memang belum membicarakan masalah itu. Sejauh ini, baik Exxon dan Pertamina EP Cepu sedang mencari waktu untuk membicarakan hal tersebut. "Yang penting bagi kami akan membicarakan soal itu mencari solusi yang menguntungkan," ujarnya.

Kontan, Page-14, Friday, Jan, 20, 2017 

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel