google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina to Slide Exxon on Cepu - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wikipedia

Search results

Friday, January 20, 2017

Pertamina to Slide Exxon on Cepu

Tiung-Biru-Jambaran Field

The government requested that PT Pertamina bought shares belonging to ExxonMobil Cepu Limited participation of 45% in field-Tiung Jambaran Blue, Cepu Block in Bojonegoro so that the project could soon be developed. Blue Tiung gas production is constrained by the lack of buyers of gas from the oil and gas fields. In the field of oil and gas, Pertamina, through its subsidiary PT Pertamina EP Cepu acts as the operator and controls the shares 45% participation. Meanwhile, 10% of the shares controlled by four regionally owned enterprises (BUMD)

Under an agreement or a Head of Agreement (HoA) signed in 2015, Pertamina become major buyers of gas with a volume of 100 million cubic feet per day (MMSCFD) and PT Pupuk Kujang Cikampek as an alternative purchaser which absorbs 85 MMSCFD.

In the agreement, a clause which calls Pertamina will become an alternative buyer when PT Pupuk Kujang Cikampek not agree about the price specified. However, PT Pupuk Kujang Cikampek not buying gas because the price offered is considered too expensive. Fertilizer plant wants gas price of US $ 7 per MMBtu.

PT Pertamina Upstream Director Syamsu Alam said standard, economies of scale field development can not be agreed upon between the contractor. Pertamina regard to the ratio of return on investment (internal rate of return / IRR) of 12% -13%, the project can proceed. However, Exxon assess new project can progress if it has a 16% IRR. Do not agree to these early, difficult to reach a common ground. Therefore, the government took the initiative to give the assignment to Pertamina so that the field could be developed. To add to the IRR, contractors can reduce costs, increase production also add part of contractors.

However, increased production and additional parts of the contractor requires a government permit. Earlier, the government does not want to provide incentives and desires that the investment costs can be reduced despite requires special technology to separate carbon dioxide gas (CO2) and hydrogen sulfide (H2S) is a challenge-Tiung Blue Jambaran development. The government sees what if this option is assigned by the government to Pertamina. Pertamina to develop and later Pertamina told to talk with Exxon to take PI [participating interest / stake] he [Exxon] Field Jambaran-Tiung Blue.

       Although Fields Jambaran-Tiung Blue becomes a part of the Cepu block, the purchase of shares of participation is only done on the project. However, he said, it depends on whether the contractor is pleased to sell its participation shares and the price offered is suitable. So Divest in the grounds of his course. Actually, what you can not, Exxon wants to sell his stock participation or not, the price is right or not?

Vice President of Public and Government Affairs ExxonMobil Oil Indonesia Erwin Maryoto said it has not received official notification from the government.

IN INDONESIAN

Lapangan Jambaran-Tiung Biru

Pertamina Akan Geser Exxon dari Cepu


Pemerintah meminta agar PT Pertamina membeli saham partisipasi milik ExxonMobil Cepu Limited 45% di Lapangan Jambaran-Tiung Biru, Blok Cepu di Bojonegoro agar proyek bisa segera dikembangkan. Produksi gas Tiung Biru terkendala oleh belum adanya pembeli gas dari lapangan migas tersebut. Pada lapangan minyak dan gas bumi tersebut, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina EP Cepu berperan sebagai operator dan menguasai saham partisipasi 45%. Sementara itu, 10% saham dikuasai empat badan usaha milik daerah (BUMD)

Berdasarkan kesepakatan atau Head of Agreement (HoA) yang di teken pada 2015, Pertamina menjadi pembeli utama gas dengan volume 100 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dan PT Pupuk Kujang Cikampek sebagai pembeli alternatif yang menyerap 85 MMscfd. 

Pada perjanjian tersebut, terdapat klausul yang menyebut Pertamina akan menjadi pembeli alternatif bila PT Pupuk Kujang Cikampek tak setuju soal harga yang ditetapkan. Namun, PT Pupuk Kujang Cikampek tidak jadi membeli gas karena harga yang ditawarkan di anggap terlalu mahal. Pabrik pupuk menginginkan agar harga jual gas US$ 7 per MMBtu. 

Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam mengatakan standar, skala ekonomi pengembangan lapangan antara kontraktor belum bisa disepakati. Pertamina menganggap dengan rasio pengembalian investasi (internal rate of return/ IRR) 12%-13%, proyek bisa dilanjutkan. Namun, Exxon menilai proyek baru bisa berlanjut jika memiliki IRR 16%. Ke tidak sepakat-an tersebut, sulit mencapai titik temu. Oleh karena itu, pemerintah berinisiatif untuk memberi penugasan kepada Pertamina agar lapangan bisa dikembangkan. Untuk menambah IRR, kontraktor bisa mengurangi biaya, menambah produksi juga menambah bagian kontraktor. 

Namun, penambahan produksi dan penambahan bagian kontraktor memerlukan izin pemerintah. Sebelumnya, pemerintah tidak ingin memberikan insentif dan menginginkan agar biaya investasi bisa ditekan kendati membutuhkan teknologi khusus untuk memisahkan gas Karbon Dioksida (CO2) dan Hidrogen Sulfida (H2S) yang menjadi tantangan pengembangan Jambaran-Tiung Biru. Pemerintah melihat opsi bagaimana kalau ini ditugaskan oleh pemerintah ke Pertamina. Pertamina mengembangkan dan nanti Pertamina suruh bicara dengan Exxon untuk mengambil PI [participating interest/kepemilikan saham] dia [Exxon] di Lapangan Jambaran-Tiung Biru.

Kendati Lapangan Jambaran-Tiung Biru menjadi bagian dari Blok Cepu, pembelian saham partisipasi hanya dilakukan pada proyek tersebut. Namun, menurutnya, hal itu tergantung apakah kontraktor berkenan menjual saham partisipasinya dan harga yang ditawarkan cocok. Jadi di divest di lapangan-nya saja. Sebetulnya apa yang tidak bisa, Exxon-nya mau jual saham partisipasinya apa tidak, harganya cocok apa tidak?

Vice President Public and Government Affair ExxonMobil Oil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, pihaknya belum mendapat pemberitahuan secara resmi dari pemerintah. 

Bisnis Indonesia, Page-30, Friday, Jan, 20, 2017 

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel